Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Retensi Urin annisa-meidina 2025-03-17T11:51:30+07:00 2025-03-17T11:51:30+07:00
Retensi Urin
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Retensi Urin

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Edukasi pasien dengan retensi urin harus mencakup pengenalan gejala awal, seperti kesulitan berkemih atau nokturia, serta pentingnya segera mencari pertolongan medis untuk mencegah komplikasi. Pasien dengan faktor risiko seperti benign prostate hyperplasia (BPH), striktur uretra, atau gangguan neurologis harus diberikan informasi mengenai manajemen jangka panjang, termasuk teknik kateterisasi dan pemantauan fungsi kandung kemih.[2,3,13,28]

Edukasi Pasien

Edukasi dimulai dengan pemahaman mengenai kondisi, termasuk penyebab potensial seperti benign prostate hyperplasia (BPH), striktur uretra, gangguan neurologis, atau efek samping obat tertentu. Pasien perlu diberitahu tentang tanda dan gejala awal, seperti kesulitan berkemih, aliran urin melemah, nokturia, atau perasaan tidak lampias setelah berkemih, sehingga mereka dapat segera mencari pertolongan medis sebelum komplikasi berkembang.

Selain itu, dokter harus menjelaskan kemungkinan konsekuensi dari retensi urin yang tidak ditangani, seperti infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, hidronefrosis, atau gagal ginjal. Jelaskan pula informasi mengenai berbagai pilihan terapi, mulai dari farmakoterapi, teknik kateterisasi, hingga intervensi bedah jika diperlukan. Jika pasien memerlukan kateterisasi intermiten atau permanen, ajarkan cara menjaga kebersihan kateter untuk mencegah infeksi serta mengenali tanda komplikasi seperti hematuria atau nyeri suprapubik.

Lakukan edukasi mengenai gaya hidup, seperti menjaga hidrasi, menghindari konsumsi cairan berlebih sebelum tidur, mengurangi konsumsi kafein dan alkohol yang dapat mengiritasi kandung kemih, serta rutin berolahraga untuk menjaga tonus otot pelvis. Pada pasien dengan faktor risiko tertentu, seperti pria lansia dengan riwayat BPH, skrining dan tindak lanjut berkala perlu dianjurkan untuk memantau perkembangan serta mencegah komplikasi.[2,3,13,28]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan retensi urin berfokus pada identifikasi dan manajemen dini faktor risiko yang mendasari, seperti BPH, striktur uretra, infeksi saluran kemih berulang, serta gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi kandung kemih. Pada pasien dengan faktor risiko, pemeriksaan urologis secara berkala sangat dianjurkan untuk mendeteksi gangguan saluran kemih sebelum berkembang menjadi retensi urin akut.

Selain itu, modifikasi gaya hidup seperti menjaga hidrasi menghindari konsumsi kafein dan alkohol, serta latihan otot dasar panggul dapat membantu mencegah disfungsi berkemih. Pasien yang mengonsumsi obat-obatan yang berisiko menyebabkan retensi urin, seperti antikolinergik, harus diberikan edukasi mengenai efek sampingnya dan dipantau.

Pengendalian retensi urin melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup terapi farmakologis, tindakan medis seperti kateterisasi, serta intervensi bedah jika diperlukan. Pada pasien dengan retensi urin kronis, strategi seperti clean intermittent self-catheterization (CISC) dapat membantu mempertahankan fungsi kandung kemih dan mencegah komplikasi seperti infeksi atau hidronefrosis.

Pengelolaan jangka panjang juga mencakup edukasi pasien mengenai tanda-tanda perburukan kondisi dan pentingnya kepatuhan terhadap terapi yang direkomendasikan. Pendekatan individual berbasis faktor risiko pasien, termasuk pemantauan bagi mereka dengan gangguan neurologis atau kondisi obstruktif, sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempertahankan kualitas hidup.[1-3]

Referensi

1. Dougherty JM, Leslie SW, Aeddula NR. Male Urinary Retention: Acute and Chronic. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538499/
2. Leslie SW, Rawla P, Dougherty JM. Female Urinary Retention. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538497/
3. Pomajzl AJ, Siref LE. Postoperative Urinary Retention. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/NBK549844/
13. Dougherty JM, Leslie SW, Aeddula NR. Male Urinary Retention: Acute and Chronic. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2025. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538499/
28. Ng M, Leslie SW, Baradhi KM. Benign Prostatic Hyperplasia. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2025. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558920/

Prognosis Retensi Urin

Artikel Terkait

  • Red Flag Retensi Urine
    Red Flag Retensi Urine
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 Desember 2024, 09:32
Retensi urin ec susp intoksikasi asam jengkolat?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, sy mau diskusi kasus unik yg sy temui di igd dok.Px laki2 usia 54 th dgn keluhan bak keluar sedikit2 sejak 12 jam terakhir. Sy dx dengan Retensi...
Anonymous
Dibalas 14 April 2022, 14:22
Tanda bahaya retensi urine - Urologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dian, Sp.UIzin bertanya, Dok. Untuk pasien retensi urine, apakah tanda-tanda bahaya yang menandakan pasien harus segera dirujuk ke dokter spesialis...
Anonymous
Dibalas 31 Maret 2022, 02:25
Penyebab retensi urin jika prostat tidak teraba pada rectal toucher
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izi bertanya pada pasien dengan retensio urin apakah dapat di sebabkan oleh BPH sementara pada rectal toucher tidak terdapat benjolan prostat .?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.