Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Mastoiditis general_alomedika 2021-07-02T17:08:45+07:00 2021-07-02T17:08:45+07:00
Mastoiditis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Mastoiditis

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Penatalaksanaan mastoiditis disesuaikan dengan derajat keparahan dan komplikasi yang menyertai. Pada dasarnya, penatalaksanaan mastoiditis berupa pemberian antibiotik dan tindakan pembedahan, seperti miringotomi, timpanosentesis, mastoidektomi, timpanostomi, dan timpanoplasti.

Medikamentosa

Medikamentosa pada mastoiditis adalah dengan pemberian antibiotik dan terapi suportif.

Terapi Antibiotik

Pemberian antibiotik idealnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan kultur, tetapi perlu diingat bahwa pemeriksaan kultur cukup memakan waktu, sehingga sebaiknya pasien diberikan antibiotik awal sambil menunggu hasil kultur. Antibiotik awal yang bisa digunakan adalah antibiotik dengan spektrum luas dan sebaiknya dapat menembus sawar darah otak. Setelah hasil kultur keluar, antibiotik dapat diganti dan disesuaikan dengan hasil kultur, sensitivitas, dan kondisi pasien.  

Antibiotik disarankan diberikan secara intravena selama minimal 7-10 hari atau sampai pasien bebas demam dan pembengkakan berkurang setelah 2-3 hari terapi. Setelah itu, pemberian antibiotik dapat dilanjutkan secara oral dengan total lama terapi yaitu 4 minggu pada kasus akut dan 6 minggu pada kasus kronis.

Jenis antibiotik yang digunakan dalam penatalaksanaan mastoiditis yakni vancomycin (dosis IV 15 mg/kgBB setiap 6 jam), ceftriaxone (dosis IV 50 mg/kgBB sehari sekali dengan dosis maksimal 2 g per hari), amoxicillin-clavulanate (dosis IV 1.2 g setiap 8 jam), piperacillin-tazobactam (dosis IV 3 x 100 mg/kgBB dengan dosis maksimal 4 gram pada komponen piperacillin), ampicillin-sulbactam (dosis IV 50 mg/kgBB setiap 6 jam, dengan dosis maksimal 2 g per pada dosis ampicillin),  clindamycin (dosis IV 3 x 800 mg), hingga metronidazole (dosis IV 500 mg setiap 8 jam).

Pada kasus mastoiditis akut disarankan menggunakan antibiotik ampicillin-sulbactam, bisa dikombinasikan dengan vancomycin apabila disertai komplikasi dan infeksi berat. Atau kombinasi antara ceftriaxone dengan vancomycin atau ceftriaxone dengan clindamycin. Sedangkan pada kasus mastoiditis kronis disarankan menggunakan piperacillin-tazobactam dan boleh dikombinasikan dengan vancomycin apabila ada keterlibatan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).[20-22]

Terapi Suportif

Terapi medikamentosa lain pada kasus mastoiditis adalah terapi simptomatik, seperti paracetamol, ibuprofen, dan dexamethasone.

Pembedahan

Tindakan pembedahan atau operasi pada kasus mastoiditis dapat berupa miringotomi, timpanosentesis, mastoidektomi, timpanoplasti, atau timpanostomi.

Mastoidektomi, Timpanoplasti, dan Timpanostomi

Tindakan seperti miringotomi dan timpanosentesis dilakukan untuk meringankan gejala pasien dan juga berguna untuk mengambil spesimen untuk pemeriksaan kultur. Sedangkan tindakan seperti mastoidektomi, timpanoplasti, dan timpanostomi lebih disarankan apabila terdapat abses subperiosteal, kolesteatoma, osteitis, komplikasi intrakranial, otorea yang berlangsung ≥2 minggu setelah terapi antibiotik, pada pasien anak, dan perbaikan yang sangat minim setelah diberikan antibiotik intravena selama 1–2 hari.[5,23-24]

Mastoidektomi adalah tindakan operasi untuk membuang mastoid air cells yang terinfeksi. Prosesnya diawali dengan tindakan insisi pada postauricular lalu pengeboran untuk menembus korteks mastoid menggunakan drill. Setelah itu, area mastoid yang mengalami granulasi disertai mukosa yang bengkak diangkat, sumbatan di antrum dibebaskan, lalu dilakukan insisi dan drainase. Drain akan dipasang setidaknya selama 2 hari.

Pada saat mastoidektomi dilakukan, biasanya tube tympanostomy juga dipasang di membran timpani untuk meringankan supurasi dan inflamasi, membuat drainase, menurunkan tekanan, serta sebagai akses pemberian obat tetes, seperti antibiotik dan steroid. Pemberian obat tetes antibiotik dan steroid dilanjutkan hingga ada perbaikan klinis, terutama untuk keluhan otorea. Pada beberapa kasus, timpanoplasti juga perlu dilakukan untuk memperbaiki struktur atau rekonstruksi membran timpani.

Referensi

5. Kynion R. Mastoiditis. Pediatrics in Review. 2018; 39: 267
20. Government of Western Australia Child and Adolescent Health Service. Children’s Antimicrobial Management Program: Guideline Paediatric : Ear Nose Throat Dental Infections. 2013. Diunduh dari : https://pch.health.wa.gov.au/~/media/Files/Hospitals/PCH/General%20documents/Health%20professionals/ChAMP%20Guidelines/Ear%20Nose%20Throat%20and%20Dental%20Infections.pdf
21. Gloucestershire Hospitals. Adult Antibiotic Treatment Guidelines: Acute Mastoiditis. 2014. Diunduh dari: https://www.gloshospitals.nhs.uk/gps/antimicrobial-resources/adult-antibiotic-treatment-guidelines-site-infection/acute-mastoiditis/
22. University of California. Pediatric Guidelines: Head and Neck Infections- Mastoiditis. 2013. Diunduh dari: https://idmp.ucsf.edu/pediatric-guidelines-head-and-neck-infections-mastoiditis
23. Kumar AS. A clinical study on the management of chronic mastoiditis and mastoid abscess – a hospital based study. Int J Sci Study. 2018; 6(1): 174-77.
24. Tsai TC, Yu PM, Tang RB, et al. Otorrhea as a sign of medical treatment failure in acute otitis media: two cases with silent mastoiditis complicated with facial palsy. Pediatr Neonatol. 2013; 54: 335-38.

Diagnosis Mastoiditis
Prognosis Mastoiditis
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
18 Mei 2020
Pasien pria usia 42 tahun dengan keluhan benjolan pada daun telinga yang nyeri serta membesar secara perlahan sejak 2 minggu yang lalu
Oleh: dr. Nurul Falah
6 Balasan
Alo Dokter, seorang pria usia 42 tahun mengeluhkan adanya benjolan di daun telinga kanan sejak 2 minggu terakhir yg membesar secara perlahan, benjolan terasa...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.