Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Deviasi Septum Nasal general_alomedika 2020-09-16T14:22:13+07:00 2020-09-16T14:22:13+07:00
Deviasi Septum Nasal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Deviasi Septum Nasal

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Prognosis deviasi septum nasal bergantung pada derajat penyimpangan yang terjadi.

Komplikasi

Jika deviasi septum nasal terjadi dalam derajat berat dan kronik, dapat timbul gangguan hidung yang kronik seperti sinusitis dan obstructive sleep apnea. Komplikasi juga bisa terjadi akibat tindakan operatif yang dilakukan, misalnya hematoma, infeksi, bahkan perforasi septum.[6,7]

Hematoma

Hematoma merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tetapi perlu intervensi cepat jika terjadi. Akumulasi darah antara tulang rawan dan mukoperikondrium dapat mengganggu suplai darah. Tulang rawan avaskular dapat bertahan hingga 3 hari, namun setelah itu kondrosit akan mati dan tulang rawan akan diabsorpsi sehingga dapat terjadi perforasi septum. Tanda dan gejala hematoma pasca operasi meliputi nyeri hebat, pembengkakan, hematoma pada bibir atas dan area filtrum, serta obstruksi jalan napas nasal total.[7]

Infeksi

Adanya hematoma septum dapat menimbulkan infeksi yang mempercepat resorpsi kartilago septum. Drainase dan antibiotik dapat meminimalkan risiko infeksi. Gejala infeksi meliputi demam pasca operasi, mual, diare, eritroderma, dan hipotensi. Pasien dapat diberikan salep bacitracin untuk mengurangi pertumbuhan Staphylococcus aureus yang sering menjadi etiologi. [7]

Kebocoran Cairan Serebrospinal

Kebocoran cairan serebrospinal jarang terjadi, tetapi berpotensi sangat serius. Hal ini biasanya merupakan hasil dari avulsi. Tata laksana yang dilakukan adalah tirah baring dan antibiotik oral. Resolusi spontan biasanya terjadi. Pasien perlu waspada terhadap tanda dan gejala meningitis, yang meliputi sakit kepala, fotofobia, kaku kuduk, dan demam.[7]

Obstruksi Hidung

Obstruksi persisten setelah resolusi edema pasca operasi dapat terjadi karena deviasi residual yang tidak diperbaiki pada saat operasi. Selain itu, sinekia dapat terbentuk antara septum dan turbinat di lokasi cedera mukosa.  [7]

Perforasi Septum

Perforasi septum adalah komplikasi yang biasanya ditemukan pada periode pasca operasi jangka panjang. Pasien dapat mengeluhkan krusta, epistaksis, dan wheezing. Diagnosis ditegakkan dengan menggunakan rhinoskopi anterior, dan defek dapat diperbaiki dengan flap mukosa jika kurang dari 1,5 cm.[7]

Gangguan Penghidu

Anosmia merupakan komplikasi yang sangat jarang dan biasanya bersifat sementara. Adanya akumulasi cairan serosa ataupun darah di bawah flap mukoperikondrial dapat menghambat aliran udara ke daerah penciuman, sehingga menyebabkan gejala berkurangnya penciuman.[7]

Prognosis

Deviasi septum ringan jarang menimbulkan keluhan, sehingga prognosisnya baik. Sementara itu, pada deviasi septum yang berat akan timbul gejala seperti hidung tersumbat, gangguan estetik, dan mengorok, yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien. Pada kondisi ini, tindakan koreksi secara operatif lebih disarankan. Studi yang ada melaporkan bahwa tingkat kepuasan pasien dan perbaikan klinis setelah septoplasti cukup tinggi, dengan tingkat keberhasilan sekitar 70%.[14,15]

 

Referensi

6. Prasad S, Varshney S, Bist SS, Mishra S, Kabdwal N. Correlation study between nasal septal deviation and rhinosinusitis. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2013;65(4):363-366. doi:10.1007/s12070-013-0665-3
7. Watson D. Septoplasty. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/877677-overview
14. Siegel NS, Gliklich RE, Taghizadeh F, Chang Y. Outcomes of septoplasty. Otolaryngol Head Neck Surg. 2000 Feb. 122(2):228-32.
15. Samad I, Stevens HE, Maloney A. The efficacy of nasal septal surgery. J Otolaryngol. 1992 Apr. 21(2):88-91.

Penatalaksanaan Deviasi Septum N...
Edukasi dan Promosi Kesehatan De...
Diskusi Terkait
Anonymous
12 Desember 2022
Hipertrofi konka dengan septum deviasi -THT ask the expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Rano, Sp. THT-KL, izin bertanya bagaimana tatalaksana hipertrofi konka pada deviasi septum nasi ya dok? Apakah ada medikamentosa atau harus...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.