Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Deviasi Septum Nasal general_alomedika 2020-09-16T14:20:26+07:00 2020-09-16T14:20:26+07:00
Deviasi Septum Nasal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Deviasi Septum Nasal

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Penatalaksanaan deviasi septum nasal dapat dilakukan secara konservatif maupun operatif. Apabila gejala atau keluhan sangat ringan, tindakan koreksi septum tidak perlu dilakukan.

Medikamentosa

Pemberian obat-obatan pada deviasi septum nasal bersifat suportif atau simptomatik. Analgesik dapat diberikan untuk mengurangi keluhan nyeri. Jika pasien mengeluhkan adanya sekret hidung yang berlebihan, dapat diberikan dekongestan.

Apabila terdapat penyakit penyerta lain, seperti sinusitis dan rhinitis alergi, tata laksana dilakukan sesuai indikasi dan pedoman klinis penyakit penyerta tersebut.[6,7]

Terapi Bedah

Terapi pembedahan pada deviasi septum nasal dapat berupa septoplasti maupun reseksi submukosa.

Septoplasti

Septoplasti adalah tindakan operasi pilihan yang dapat juga dikombinasi dengan rhinoplasti. Septoplasti dapat dilakukan apabila terjadi dislokasi pada bagian kaudal dari kartilago septum. Operasi ini juga dapat dikerjakan bersamaan dengan reseksi septum bagian tengah atau posterior.

Pada pasien deviasi septum akibat riwayat trauma baru (<7 hari),  tulang hidung dan septum yang mengalami deviasi dapat dikoreksi dengan realignment dan anestesi lokal. Jika deviasi septum tidak dapat diperbaiki dengan cara ini atau jika deformitas septum berlangsung lama, maka direkomendasikan untuk melakukan septoplasti.

Septoplasti dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau umum. Sebelum memulai operasi, pasien perlu diinformasikan mengenai risiko dan manfaat prosedur ini. Risiko pascaoperasi yang dapat terjadi antara lain epistaksis, hematoma septal, infeksi sinus, obstruksi jalan napas, perforasi septum, deformitas saddle-nose, toxic shock syndrome (TSS), kebocoran cairan serebrospinal, dan dibutuhkannya prosedur revisi kembali.[7]

Pasca operasi, pasien harus mengangkat kepala selama 24-48 jam pertama. Antibiotik biasanya tidak diperlukan, kecuali jika balutan hidung dibiarkan lebih dari 24 jam.[2] Umumnya pasca operasi tidak ada keluhan rasa tidak nyaman yang signifikan. Tetapi, analgetik dapat diberikan jika perlu.[3]

Sebuah studi randomisasi oleh Klinger et al menunjukkan bahwa asam hialuronat mempercepat pemulihan mukosa hidung setelah septoplasti.[12]

Reseksi Submukosa

Pada reseksi submukosa, mukoperikondrium dan mukoperiosteum kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang rawan dari septum kemudian diangkat sehingga mukoperikondrium dan mukoperiosteum sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah. Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti saddle nose karena bagian atas tulang rawan septum diangkat terlalu banyak. Tindakan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada anak karena dapat mempengaruhi pertumbuhan wajah dan menyebabkan runtuhnya dorsum nasi.[7,13]

 

Referensi

2. Georgiou I, Farber N, Mendes D, Winkler E. The role of antibiotics in rhinoplasty and septoplasty: a literature review. Rhinology. 2008;46(4):267-270..
3. Sclafani AP, Kim M, Kjaer K, Kacker A, Tabaee A. Postoperative pain and analgesic requirements after septoplasty and rhinoplasty. Laryngoscope. 2019;129(9):2020-2025. doi:10.1002/lary.27913.
6. Prasad S, Varshney S, Bist SS, Mishra S, Kabdwal N. Correlation study between nasal septal deviation and rhinosinusitis. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg. 2013;65(4):363-366. doi:10.1007/s12070-013-0665-3
7. Watson D. Septoplasty. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/877677-overview
12. Klinger F, Caviggioli F, Lisa AV, et al. Therapeutic effect of hyaluronic acid in reducing nasal mucosa recovery time after septoplasty. Ear Nose Throat J. 2017 Apr-May. 96 (4-5):E16-E20.
13. Bull PD. The Nasal Septum. In : Lecture Notes on Diseases of The Ear, Nose and Throat. Ninth Edition. USA : Blackwell Science Ltd. 2002 : p. 81-85.

Diagnosis Deviasi Septum Nasal
Prognosis Deviasi Septum Nasal
Diskusi Terkait
Anonymous
12 Desember 2022
Hipertrofi konka dengan septum deviasi -THT ask the expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Rano, Sp. THT-KL, izin bertanya bagaimana tatalaksana hipertrofi konka pada deviasi septum nasi ya dok? Apakah ada medikamentosa atau harus...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.