Edukasi dan Promosi Kesehatan Pneumonia Aspirasi
Edukasi dan promosi kesehatan pada pneumonia aspirasi terkait dengan faktor risiko dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko terjadinya aspirasi berulang.
Penurunan kesadaran dilaporkan sebagai faktor terbanyak dalam menyebabkan terjadinya aspirasi. Selain itu, risiko pneumonia aspirasi akan meningkat pada pasien dengan penyakit penyerta seperti gastroesophageal reflux disease dan akalasia. Tindakan medis yang bisa menginduksi muntah seperti intubasi dan endoskopi juga bisa meningkatkan risiko aspirasi.[1,2,4,5]
Posisi Kepala
Pasien dengan penurunan kesadaran dipertahankan dalam posisi semi-recumbent dengan posisi kepala lebih tinggi sekitar 30-45 derajat. Posisi semi-recumbent dapat menurunkan risiko refluks sehingga menurunkan risiko terjadinya aspirasi. Frekuensi aspirasi didapatkan lebih tinggi pada pasien yang diposisikan supinasi.[1,2,4,5]
Penanganan Gangguan Menelan
Perbaikan diet pada pasien dengan gangguan menelan (disfagia) dapat mengurangi risiko pneumonia aspirasi. Diet yang diberikan adalah diet halus yang telah dikentalkan terlebih dahulu.
Pada pasien dengan disfagia akibat paralisis, teknik chin tuck, memiringkan posisi kepala ke satu sisi, konsumsi makanan dalam jumlah kecil, serta pelatihan menelan atau batuk dapat memudahkan proses makan pasien. Pemberian nutrisi per oral lebih diutamakan dibandingkan penggunaan selang makan.[1,2,4,5,10]
Bila gangguan menelan sangat berat, dapat dipertimbangkan pemasangan selang nasogastrik, gastrik, atau post pilorik. Agen gastroprokinetik, seperti mosapride dan cisapride, mempercepat pengosongan lambung dan dapat diberikan untuk membantu mengurangi risiko aspirasi.[2,4,10]
Perbaikan Kebersihan Oral
Perbaikan kebersihan oral mampu mengurangi kejadian microaspiration. Pembersihan rutin dari kavum oris mampu menurunkan konsentrasi mikroorganisme penyebab pneumonia aspirasi. Daerah yang harus dibersihkan terutama adalah lidah dan palatum.
Perbaikan kebersihan oral bersamaan dengan perbaikan fungsi menelan akan mampu secara signifikan mencegah terjadinya pneumonia aspirasi.[5,8,9]
Pemberian Medikamentosa
Obat-obatan yang diketahui menurunkan aliran saliva, seperti diuretik, antikolinergik, antipsikotik, ansiolitik, dan levodopa sebaiknya dihindari. Selain itu, obat-obat yang meningkatkan pH lambung, seperti omeprazole dan antihistamin juga sebaiknya tidak digunakan.
Pada pasien dengan riwayat stroke dan memerlukan terapi antihipertensi, penggunaan golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) seperti captopril dapat dipertimbangkan, terkait dengan kemampuannya dalam meningkatkan substansi P yang merangsang timbulnya batuk dan memperbaiki proses menelan. Antiplatelet seperti cilostazol, meningkatkan dopamine dan substansi P yang berfungsi penting dalam refleks menelan.[5,10]