Etiologi Asthma
Etiologi asthma berhubungan dengan faktor-faktor risiko tertentu. Namun pemahaman mengenai patofisiologi athsma telah berkembang dan telah mengidentifikasi bentuk asthma yang heterogen hingga variasi secara molekular yang disebut sebagai fenotip dan endotip.
Etiologi asthma berhubungan dengan genetik dan fenotip. Asthma merupakan penyakit yang disebabkan oleh faktor genetika dan faktor lingkungan dengan inflamasi kronis sebagai patologi utamanya. Walaupun begitu pasien asthma memiliki heterogenitas yang tinggi dan 30-45% pasien asthma tidak respon dengan pemberian kostikosteroid inhalasi. Dari heterogenitas asthma dapat dinilai perbedaan fenotipnya.[3]
Fenotip adalah sifat atau karakteristik individu yang dapat diobservasi dan merupakan hasil interaksi antara genotip dan lingkungan. Pembagian fenotip asthma dikelompokkan dalam berbagai level antara lain fenotip selular, fenotip klinis, dan fenotip molekular.
Fenotip Selular
Fenotip selular mayoritas pasien asthma mengalami peningkatan eosinofil. Pasien asthma dengan peningkatan eosinofil umumnya respon terhadap tatalaksana kortikosteroid inhalasi. Namun fenotip selular lainnya tidak respon. Kategori fenotip selular pada asthma antara lain:
- Eosinofilik, paling sering pada pasien asthma dengan atopi dan alergi
- Neutrofilik, paling sering pada asthma yang berkaitan dengan iritan, polutan dan obesitas
- Campuran eosinofilik dan neutrofilik, dihubungkan dengan asthma yang refrakter
- Pausigranulositik
Fenotip Klinis
Fenotip klinis, yakni kelompok berdasarkan klinis pasien antara lain:
- Asthma atopik onset dini, eosinofilia
- Asthma dengan jumlah yang lebih besar pada pasien obesitas dan perempuan, jarang eosinofilia
- Asthma dengan penyakit ringan dan jarang eosinofilia
Beberapa pengelompokan fenotip klinis lainnya yang juga telah diajukan antara lain:
- Induksi oleh virus
- Induksi oleh alergen
- Induksi oleh olahraga
- Obesitas
- Multifaktorial [4,5]
Fenotip Molekular
Fenotip molekular (endotip), alternatif pengelompokan asthma berdasarkan biologi yang mendasarinya antara lain dikelompokkan berdasarkan sitokin. [3]

Gambar: Pekerja pabrik merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko terkena asthma okupasional.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan asthma dengan onset masa anak-anak antara lain:
- Predisposisi genetik
- Riwayat alergi dan asthma pada keluarga
- Atopi pada orang tua
- Infeksi virus saluran pernapasan
- Kolonisasi bakteri
- Sensitisasi alergen
-
Paparan terhadap tembakau prenatal maupun post natal [6]
Sementara asthma yang onsetnya terjadi saat dewasa masih belum jelas faktor risikonya. Faktor atopi tidak jelas, namun prevalensinya lebih tinggi pada perempuan. Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan asthma pada orang dewasa antara lain:
- Asthma okupasional, akibat pekerjaan yang berhubungan dengan industri
- Lingkungan yang tercemar oleh polutan, termasuk asap rokok baik oleh perokok aktif maupun perokok pasif
- Hormon seks pada perempuan, prevalensi asthma ditemukan lebih tinggi pada pasien perempuan dewasa dibandingkan pasien laki-laki dewasa, namun prevalensinya lebih rendah pada pasien perempuan yang mendapatkan kontrasepsi estrogen atau sulih estrogen
- Penyakit saluran napas atas seperti rinitis dan infeksi sistem pernapasan

Gambar: Infeksi sistem pernapasan merupakan salah satu faktor risiko asthma.