Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Asthma karyanti 2022-03-16T11:03:31+07:00 2022-03-16T11:03:31+07:00
Asthma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Asthma

Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Share To Social Media:

Penatalaksanaan asthma dibagi menjadi tatalaksana akut dan jangka panjang.

Tata Laksana Asthma Akut

Serangan asthma akut merupakan salah satu penyebab kunjungan ke instalasi gawat darurat dan rawat inap. Derajat serangan asthma dibagi menjadi serangan ringan, sedang, berat, dan sangat berat.[4]

Tabel 1 Derajat Serangan Akut

Gejala dan Tanda Serangan Ringan Serangan sedang Serangan berat Serangan sangat berat/mengancam jiwa
Sesak nafas Berjalan Berbicara Istirahat

Mengantuk, gelisah, kesadaran menurunFrekuensi nadi bradikardiaOtot bantu nafas nampak lelahPernapasan torakoabdominal paradoksalSilent chest

Posisi Dapat tidur telentang Duduk Duduk membungkuk
Cara bicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata
Kesadaran Normal atau gelisah Gelisah Gelisah
Frekuensi napas < 20 kali/menit 20-30 kali/menit >30 kali/menit
Frekuensi nadi <100 kali/menit 100-120 kali/menit >120 kali/menit
Otot bantu nafas dan retraksi suprasternal - + +
Mengi Akhir ekspirasi paksa Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi
APE >80% 80-60% <60%
PaO2 >80 mmHg 80-60 mmHg <60 mmHg
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
SaO2 >95% 91-95% <90%

Asthma Serangan Ringan

Asthma serangan ringan diberikan salbutamol 4-10 puff dengan menggunakan spacer, diberikan sekali dan keadaan pasien dinilai ulang setelah 20 menit.

Prednison diberikan pada pasien yang tidak respon hanya dengan bronkodilator

  • Dosis dewasa 1 mg/kg maksimal 50 mg
  • Dosis anak 1-2 mg/kg maksimal 40 mg

Pemberian prednisolon dilanjutkan bila pasien membutuhkan salbutamol reguler dan sebaiknya diberikan hanya untuk 1-2 hari saja.

Terapi oksigen terkontrol dengan target saturasi 93-95% atau pada anak-anak 94-98%. Pantau dan bila membaik dipersiapkan untuk pulang dan diberikan obat pulang sesuai langkah terapi kontrol.

Bila respon baik, pasien dapat dipulangkan dengan pemberian short acting beta agonis (SABA) bila diperlukan. Bila respon tidak baik setelah tatalaksana adekuat, lajutkan tatalaksana sebagai asthma serangan berat.

Studi juga melaporkan bahwa penggunaan budesonide-formoterol seperlunya bisa mengurangi eksaserbasi berat pada pasien asma ringan persisten yang berusia remaja maupun dewasa.

Asthma Serangan Sedang

Pada asthma serangan sedang, diberikan salbutamol 4-10 puff dengan menggunakan spacer, diberikan setiap 20 menit sampai maksimal pemberian yang ketiga kalinya.

Pemberian prednison untuk pasien yang tidak respon hanya dengan bronkodilator

  • Dosis dewasa 1 mg/kg maksimal 50 mg
  • Dosis anak 1-2 mg/kg maksimal 40 mg

Pemberian prednisolon dilanjutkan bila pasien membutuhkan salbutamol reguler dan sebaiknya diberikan hanya untuk 1-2 hari saja.

Diberikan oksigen terkontrol dengan target saturasi oksigen 93-95% atau pada anak-anak 94-98%.

Asthma Serangan Berat

Pada serangan berat diberikan salbutamol 4-10 puff dengan menggunakan spacer diberikan setiap 20 menit dalam 1 jam dan pada pemberian yang ketiga kalinya dilakukan penilaian ulang. Bila membaik, kurangi frekuensi pemberian salbutamol, bila memburuk lanjutkan 20 menit berikutnya.

Bila keadaan makin memburuk, berikan ipatropium bromida 4-6 puff (20 mcg/puff) dengan menggunakan spacer setiap 20 menit dalam 1 jam.

Aminofilin diberikan bila asthma sangat memburuk dengan dosis inisial 10 mg/kgBB diberikan dalam 60 menit, dosis maksimal 500 mg. Bila membaik dengan dosis inisial, maka dosis kontinyu diberikan di ruangan rawatan untuk 6 jam berikutnya.

Magnesium sulfat 50% (500mg/mL), diencerkan menjadi 200 mg/mL dalam normal salin dan diberikan sebanyak 50 mg/kgBB dalam 20 menit dan dilanjutkan 30 mg/kgBB/jam melalui infus bila pasien dirawat di ICU

Diberikan juga prednison oral 2 mg/kgBB, bila pasien muntah dapat diberikan parenteral metilprednison 1 mg/kgBB.

Asthma Serangan Sangat Berat

Tatalaksana awal adalah pemberian oksigen disertai nebulisasi kontinyu salbutamol 2 x 5mg/2,5mL tanpa pengenceran. Hati-hati terhadap toksisitas salbutamol (takikardi, takipnea, asidosis metabolik). Selain itu, digunakan juga nebulisasi ipatropium bromida 250 mcg sebanyak 3 kali setiap 20 menit dalam 1 jam bersamaan dengan pemberian salbutamol.

Diberikan juga metilprednison 1 mg/kgBB tiap 6-8 jam. Selain itu, pasien diberi aminofilin 10 mg/kgBB diberikan dalam 60 menit, dosis maksimal 500 mg. Bila membaik dengan dosis inisial, maka dosis kontinyu diberikan di ruangan rawatan untuk 6 jam berikutnya.

Apabila pasien membaik setelah 6-8 kali nebulisasi, interval dapat dirubah menjadi setiap 4-6 jam.  Jika dalam 24 jam terjadi perbaikan klinis, pasien boleh dipulangkan. Namun apabila terjadi perburukan, pertimbangkan pemberian ventilasi mekanik dan perawatan di ICU.

Penatalaksanaan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang tatalaksana asthma adalah:

  • Mendapatkan gejala yang terkontrol dengan baik
  • Meminimalisasi risiko eksaserbasi
  • Meminimalisasi penyempitan jalan napas yang menetap
  • Meminimalkan efek samping terapi

Untuk dapat menyesuaikan rencana tatalaksana jangka panjang, status terkontrol atau tidaknya pasien asthma harus dinilai.

Tabel 2 Status Terkontrol Pasien Asthma

Gejala Komplit Baik Parsial Tidak terkontrol
Gejala siang hari - ≤ 2 kali/minggu > 2 kali/minggu terus-menerus
Gejala malam hari - ≤ 1 kali/bulan > 1 kali/bulan tiap minggu
Reliever - ≤ 2 kali/minggu > 2 kali/minggu setiap hari
Keterbatasan aktivitas - - sedikit terbatas sangat terbatas
Fungsi paru FEV1>80% FEV1 ≥ 80% FEV1 60-80% FEV1< 60%
Risiko eksaserbasi per tahun - 1 2 >2

Pilihan farmakologis untuk terapi jangka panjang asthma dikelompokkan menjadi:

  • Controller, yaitu terapi rumatan untuk tatalaksana reguler untuk menurunkan inflamasi, mengontrol gejala, menurunkan risiko eksaserbasi, dan mencegah penurunan fungsi paru.

  • Reliever, yaitu terapi pertolongan untuk gejala asthma akibat perburukan atau eksaserbasi.

  • Terapi tambahan untuk pasien asthma berat, dipertimbangkan pada pasien dengan gejala persisten

Rekomendasi National Heart, Lung, and Blood Institute untuk kontrol asthma pasien anak dan dewasa di atas 12 tahun adalah sesuai langkah-langkah berikut ini:

  • Step 1, SABA (short-acting beta-2 agonist) bila diperlukan
  • Step 2, ICS (inhaled corticosteroid) dosis rendah, alternatifnya: kromolin, neokromil, LTRA (leukotrient receptor antagonist), atau teofilin

  • Step 3, ICS dosis medium atau ICS dosis rendah + LABA (long-acting beta-2 agonist), alternatif: ICS dosis rendah + LTRA atau teofilin

  • Step 4, ICS dosis medium + LABA, alternatif: ICS dosis medium + LTRA atau teofilin

  • Step 5, ICS dosis tinggi + LABA, dan pertimbangkan omalizumab untuk pasien dengan alergi

  • Step 6, ICS dosis tinggi + LABA + kortikosteroid oral, dan pertimbangkan omalizumab untuk pasien dengan alergi

Tatacara menentukan langkah (step) yang diaplikasikan pada pasien adalah sebagai berikut:

  • Lakukan penilaian status kontrol asthma.
  • Mulai dengan strategi dengan cara masuk ke salah satu langkah (step) sesuai penilaian kebutuhan terapi. Lalu dipantau untuk beberapa waktu.

  • Setelah penilaian untuk beberapa waktu dan tentukan langkah (step) berikutnya. Penggunaan SABA (short-acting beta-2 agonist) lebih dari dua kali dalam seminggu untuk reliever merupakan indikasi untuk masuk ke langkah (step) berikutnya.

  • Bila asthma terkontrol minimal dalam 3 bulan, maka mundur satu langkah [11]

Obat-obatan

Jenis agen farmakologis pada tatalaksana asthma adalah bronkodilator dan steroid. Beberapa studi juga pernah menyarankan suplementasi vitamin D untuk manajemen asma. Namun, bukti tentang peran vitamin D dalam manajemen asma masih inkonsisten.

Beta-2 Agonis

Jenis beta-2 agonis yang dapat dipilih adalah:

  • SABA (short-acting beta-2 agonist), misalnya salbutamol

  • LABA (long-acting beta-2 agonist), misalnya formoterol dan salmeterol

Bronkodilator Lain

Bronkodilator lainnya yang dapat digunakan adalah antikolinergik kerja cepat seperti ipatropium bromida (20 mcg/puff).

ICS (Inhaled Corticosteroid)

ICS (inhaled corticosteroid), digunakan sebagai terapi yang berkaitan langsung dengan patofisiologi utama asthma yakni inflamasi. Regimen yang dapat digunakan adalah :

  • Beklometason, 40-80 µg/puff (dosis rendah 60-180 µg)
  • Budesonide, 0,25; 0,5; 1,0 mg/nebul
  • Fluticasone, 44 atau 110 atau 220 µg/puff

LTRA (Leukotrient Receptors Antagonist)

LTRA (Leukotrient Receptors Antagonist), merupakan tatalaksana baru untuk kontrol asthma misalnya montelukast, zafirlukast, dan pranlukast.

Inhibitor Fosfodiesterase

Inhibitor fosfodiesterase memiliki efek anti inflamasi namun indeks terapeutiknya sempit sehingga tidak dipergunakan secara luas, seperti teofilin dan aminofilin. Penggunaannya dibatasi karena efek sampingnya melebihi manfaatnya. Aminofilin dikaitkan dengan terjadinya muntah dan aritmia.

Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal digunakan untuk mengikat IgE. Antibodi monoklonal yang dapat digunakan pada pasien asthma adalah omalizumab. [11]

Rujukan

Konsultasi tatalaksana asthma pada spesialis di bidang asthma atau paru dilakukan bila akan dilakukan pemberian obat ICS dosis medium dan pemberian LABA.Konsultasi dilakukan yakni bila terapi jangka panjang jatuh pada Step 4 tatalaksana rekomendasi National Heart, Lung, and Blood Institute. Untuk tata laksana Step 3 konsultasi dapat dipertimbangkan untuk dilakukan.

Kasus asma pada kehamilan juga membutuhkan perhatian khusus karena kontrol asma yang buruk saat hamil dapat meningkatkan risiko persalinan preterm dan bayi berberat badan lahir rendah. Penatalaksanaan asma pada ibu hamil dapat disesuaikan dengan masa awal kehamilan atau akhir kehamilan.

Untuk pasien asma yang juga menderita hipertensi, pemberian antihipertensi akan membutuhkan pertimbangan khusus.

Referensi

4. Papadopoulos NG, Arakawa H, Carlsen K-H, Custovic A, Gern J, Lemanske R, et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy. 2012;67(8):976–97. Available from: http://dx.doi.org/10.1111/j.1398-9995.2012.02865.x

10. Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. 2016; Available from: www.ginasthma.org

11. Lugogo N, Que LG, Gilstrap DL, Kraft M. Asthma: Clinical Diagnosis and Management. In: Broaddus VC, Mason RJ, Ernst JD, King Jr TE, Lazarus SC, Murray JF, et al., editors. Murray & Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2016. p. 731–50.

17. Safer Care Victoria. Asthma acute [Internet]. The Royal Children’s Hospital Melbourne. Available from: http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Asthma_acute/

Diagnosis Asthma
Prognosis Asthma

Artikel Terkait

  • Antihistamin Tidak Disarankan untuk Asma
    Antihistamin Tidak Disarankan untuk Asma
  • Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
    Penggunaan Antibiotik pada Serangan Asthma
  • Yang Baru dari Pedoman AsmaGINA (Global Initiative for Asthma) 2018
    Yang Baru dari Pedoman AsmaGINA (Global Initiative for Asthma) 2018
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Penatalaksanaan Asma pada Awal Kehamilan
    Penatalaksanaan Asma pada Awal Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
11 hari yang lalu
Pengobatan asma ibu hamil - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dr. Wirya, Sp.PIzin bertanya, Dok. Untuk wanita yang mengalami asma dan rutin menggunakan obat-obatan untuk kontrol asmanya, apakah obat-obatan dapat...
dr.Eny A.D
23 hari yang lalu
Pasien anak 8 tahun dengan batuk pilek dan ada riwayat asma
Oleh: dr.Eny A.D
1 Balasan
Saya memiliki pasien anak usia 8 thn dengan berat badan 35 kilo datang dengan kelyhan batuk ada reak dan pilek sudah 3 hari. Ada riwayat asma dan sudah di...
dr. Intan Fajriani
21 April 2022
Live Webinar Alomedika - Rhinitis dan Asma. Jum'at 22 April 2022. Pukul : 14.00 - 15.30
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Rhinitis dan Asma."Narasumber :dr. Niken Lestari Poerbonegoro, Sp. THT - KL (K) - Mencapai Rhinitis...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.