Penatalaksanaan Rubella
Penatalaksanaan kuratif secara spesifik untuk infeksi rubella postnatal dan sindrom rubella kongenital (SRK) masih belum diketahui. Pengobatan simptomatik untuk gejala demam dan nyeri sendi atau arthritis dapat dilakukan apabila terdapat indikasi. Pada era modern pasca penemuan vaksin rubella, pemberian vaksin pada anak-anak maupun orang dewasa yang rentan merupakan strategi pilihan untuk mencegah sindrom rubella [5].
Medikamentosa
Pengobatan medikamentosa pada orang dewasa dengan infeksi rubella umumnya bersifat suportif saja. Penggunaan paracetamol dan peningkatan asupan cairan dapat membantu meredakan demam. Hingga kini belum ada bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan imunoglobulin pada wanita hamil dengan tujuan menurunkan komplikasi janin akibat rubella. Namun, pada wanita hamil dengan riwayat paparan rubella yang memilih untuk mempertahankan kehamilan, pemberian imunoglobulin (IVIG) dapat dipertimbangkan[30]. Sayangnya, IVIG belum tersedia di Indonesia.
Untuk kasus yang lebih berat dapat diberikan:
- Pada arthritis yang berat, sarankan pasien untuk beristirahat dan dapat diberikan obat anti inflamasi non steroid (OAINS).
- Pada pasien dengan ensefalitis, berikan terapi suportif dengan pemberian cairan rumatan dan menjaga keseimbangan elektrolit.
- Trombositopenia umumnya self limited, tetapi jika berat dan terjadi perdarahan, dapat diberikan imunoglobulin intravena (IVIG).
Sindrom Rubella Kongenital (SRK)
Pada neonatus, lakukan pemeriksaan dan rujukan mata jika terdapat kekeruhan kornea, katarak, dan retinopati. Adanya kekeruhan kornea bisa menandakan glaukoma infantil.
Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan depresi pernafasan, dan bayi harus dirawat di ICU untuk dilakukan pemantauan ketat dan bantuan napas menggunakan ventilator.
Pasien dengan hiperbilirubinemia mungkin memerlukan fototerapi atau transfusi tukar untuk mencegah kernikterus.
Tindakan operatif mungkin diperlukan pada pasien yang memiliki penyakit jantung bawaan karena rubella dan juga pada pasien dengan defek oftalmologi seperti katarak, glaukoma, dan neovaskularisasi.
Pada anak dengan gangguan pendengaran, dapat dilakukan implan koklea. [37,38]