Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Rubella general_alomedika 2018-11-30T13:55:00+07:00 2018-11-30T13:55:00+07:00
Rubella
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Rubella

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Virus rubella merupakan etiologi penyakit rubella dan komplikasinya serta satu-satunya anggota genus Rubivirus dalam famili Togaviridae.

Karakteristik Virus Rubella

Virion virus rubella berukuran diameter 70nm dengan amplop lipid yang mengandung dua glikoprotein virus yang penting, yakni E1 dan E2, serta sebuah nukleokapsid yang mengandung molekul RNA rantai positif dan protein kapsid. Glikoprotein E1 dan E2 memiliki bentuk heterodimer dalam virion rubella. Protein E1 tergolong dalam protein transmembran dengan domain fungsional yang penting untuk sifat antigenik virion rubella[18].

Pelekatan virus rubella dengan reseptor sel diduga terjadi melalui situs ikatan pada molekul glikoprotein E2 dan/atau E1 meskipun reseptor spesifik rubella masih belum diketahui dengan pasti. Studi in vitro menunjukkan bahwa perubahan konformasi protein E1 dan/atau E2 yang terjadi setelah pelekatan virus menyebabkan peptida penyambung pada protein E1 menjadi terbuka dan memicu penggabungan membran sel dan virus. Hal tersebut diikuti oleh masuknya RNA ke dalam sitoplasma[18].

Walaupun reseptor seluler terhadap virus rubella belum teridentifikasi, ikatan antara protein E1 terhadap glikoprotein oligodendrosit mielin (myelin oligodendrocyte glycoprotein/MOG) pada studi in vitro membuktikan senyawa tersebut berpotensi menjadi salah satu reseptor rubella. Terdapat kemiripan homologi antara protein E2 dan MOG yang dapat menjelaskan fenomena demielinasi sel otak pada hewan coba oleh antibodi terhadap rubella. Selain itu, jaringan susunan saraf pusat, saluran cerna, dan plasenta menunjukkan pewarnaan positif terhadap MOG, sedangkan jaringan sehat lainnya menunjukkan hasil negatif. Walaupun fakta-fakta tersebut mengarahkan MOG sebagai reseptor potensial untuk masuknya virus rubella ke dalam sel, MOG tidak ditemukan pada jaringan lain seperti limfosit, jaringan pernapasan, dan kulit. Hal tersebut membuat peran MOG dalam patogenesis rubella postnatal belum dapat dipastikan[2].

Manusia adalah reservoar virus rubella. Transmisi pada manusia adalah melalui droplet pernapasan. Di laboratorium, dilaporkan bahwa virus rubella dapat ditransmisikan ke monyet dan kelinci.

Referensi

2. Cong H, Jiang Y, Tien P. Identification of the myelin oligodendrocyte glycoprotein as a cellular receptor for rubella virus. J Virol [Internet]. 2011 Nov;85(21):11038–47.
18. Chen MH, Icenogle J. Chapter 1 Molecular Virology of Rubella Virus. Perspect Med Virol. 2006;15(06):1–18.

Patofisiologi Rubella
Epidemiologi Rubella
Diskusi Terbaru
ayu nasiroh
Hari ini, 07:23
Metode sirkumsisi terbaik
Oleh: ayu nasiroh
1 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, apakah metode yg terbaik untuk sirkumsisi? Mengingat semakin banyak metode2 yang berkembang saat ini. Ada cauter, laser, stapler...
dr. Monda Darma
Kemarin, 18:46
Pemberian Ketorolac pada kasus gastritis akut
Oleh: dr. Monda Darma
2 Balasan
Saya sering menjumpai pasien di praktek, pasien dg gastritis akut dan mengeluh nyeri ulu hati yg hebat, apakah bisa diberikan inj. Ketorolac IM tindakan...
dr. Hudiyati Agustini
Kemarin, 16:45
Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter! Benzoil peroksida topikal sering digunakan sebagai lini utama terapi acne. Berbagai penelitian mengenai benzoil peroksida terus berkembang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.