Prognosis Flu Burung
Prognosis dari penyakit flu burung tergantung dari progresivitas perjalanan penyakit. Deteksi dan penatalaksanaan secara dini dapat menurunkan terjadinya komplikasi dan risiko mortalitas.
Komplikasi
Komplikasi adalah penyebab mortalitas pada pasien flu burung. Atipikal pneumonia adalah komplikasi yang sering timbul pada infeksi highly pathogenic avian influenza. Atipikal pneumonia dapat dengan segera berkembang menjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan gagal napas. Risiko komplikasi dapat dicegah dengan penggunaan antivirus sesegera mungkin, tata laksana suportif, dan lung protective ventilation.
Selain itu, pasien flu burung juga dapat mengalami superinfeksi pneumonia bakterial atau hospital acquired pneumonia. Tata laksana empirik segera diberikan walaupun diagnosis belum dapat dikonfirmasi.
Kegagalan multiorgan, termasuk gangguan ginjal atau jantung, adalah komplikasi umum dari pasien flu burung dengan infeksi yang berat dan disebabkan oleh highly pathogenic avian influenza H5N1.
Sepsis yang membutuhkan tatalaksana vasopressor adalah komplikasi flu burung lainnya. Tata laksana bersifat suportif dan disesuaikan dengan pedoman klinis berbasis bukti.
Ensefalitis adalah komplikasi lain yang pernah dilaporkan tetapi lebih jarang terjadi. Ensefalitis ditandai dengan nyeri kepala, perubahan perilaku, gangguan status mental, kejang, dan penurunan kesadaran. [3,7,10]
Prognosis
Berdasarkan data WHO, didapatkan sekitar 53% kematian pada pasien yang sudah terkonfirmasi infeksi virus avian influenza H5N1 Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI). Sebagian besar terjadi akibat progresivitas perjalanan penyakit yang menyebabkan terjadinya komplikasi seperti gagal napas, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome), dan gagal multiorgan. [3,4,19]