Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Flu Burung general_alomedika 2023-03-03T09:08:21+07:00 2023-03-03T09:08:21+07:00
Flu Burung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Flu Burung

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Epidemiologi flu burung atau avian influenza, menurut catatan WHO wilayah Pasifik Barat per 31 Maret 2022, adalah sebanyak 239 kasus infeksi manusia dengan virus H5N1 sejak Januari 2003. Kasus fatal mencapai 134 kasus, sehingga case fatality rate (CFR) mencapai 56%. Di Indonesia, kasus infeksi H5N1 pada burung dilaporkan pertama kali tahun 2003, sedangkan pada manusia pada tahun 2005.[9,12]

Global

Kasus infeksi virus H5N1 dilaporkan sebanyak 844 kasus pada bulan Agustus 2015, dengan 449 kasus kematian. Sebagian besar kasus terjadi di Asia timur, dan beberapa kasus ditemukan di Eropa Timur dan Afrika Utara.[2]

WHO menyatakan bahwa kemungkinan kasus flu burung yang tidak dilaporkan akibat pandemi COVID-19. Namun, ancaman zoonosis tetap tinggi karena penyebaran virus di antara burung masih ditemukan. WHO merekomendasikan agar dunia tetap waspada untuk mengurangi paparan burung yang terinfeksi dengan manusia.[9]

Sejak tahun 2020, WHO menyatakan wabah flu burung pada unggas liar telah meningkat secara global. Kondisi ini dapat menyebabkan penambahan kasus sporadis pada manusia. Pada Februari 2023, Kamboja melaporkan 1 kasus terkonfirmasi infeksi virus H5N1. Dilanjutkan dengan penemuan kasus baru di Cina, yang memiliki riwayat kontak dengan unggas.[3,18,19]

Indonesia

Indonesia telah melaporkan infeksi influenza A terkonfirmasi H5N1 sebanyak 200 kasus, pada tahun 2005‒2018, dengan 168 kematian (CFR 84%). kasus konfirmasi H5N1 tidak ditemukan lagi sejak 2019 hingga minggu ke-10 tahun 2022.[11]

Kasus flu burung tersebar di 15 provinsi dan 58 kabupaten. Beberapa kasus di antaranya merupakan kluster. Kasus flu burung terkonfirmasi terakhir adalah kasus klaster pada bulan Maret 2015 di Kota Tangerang, Banten. Di Indonesia, anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko terkena penyakit flu burung, sekitar 40% penderita berusia dibawah 18 tahun.[11,12]

Mortalitas

Penyakit flu burung subtipe H5N1 merupakan highly pathogenic avian influenza (HPAI) dengan tingkat mortalitas yang tinggi, yakni 56% berdasarkan update WHO  wilayah Pasifik Barat per 31 Maret 2022. Sedangkan virus H7N9 memiliki tingkat mortalitas 39%.[9]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Bennett NJ. Avian Influenza. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/2500029-overview#a3
9. WHO. Avian Influenza Weekly Update Number 838. 1 April 2022. World Health Organization. Western Pacific Region.
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Status Situasi Penyakit Infeksi Emerging. Minggu Epidemiology. 10. 2022. Ditjen P2P - Jakarta, Indonesia.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Flu Burung. 2017. http://www.depkes.go.id/article/view/17110800005/kemenkes-umumkan-kasus-flu-burung-ke-200.html

Etiologi Flu Burung
Diagnosis Flu Burung

Artikel Terkait

  • Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Pencegahan Dan Penanganan ISPA
    Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Pencegahan Dan Penanganan ISPA
  • Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
    Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
Diskusi Terbaru
dr. Gabriela Widjaja
Hari ini, 15:55
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
Hari ini, 11:11
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...
Anonymous
Hari ini, 09:42
Induksi persalinan di puskesmas
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok.Izin bertanya, kapan kita bisa memutuskan induksi persalinan dg oxytocin jika setting nya di puskesmas ?Dan bagaimana prosedurnya yang tepat dlm...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.