Epidemiologi Flu Burung
Epidemiologi flu burung atau avian influenza menurut catatan WHO adalah sebanyak 859 kasus konfirmasi H5N1 dengan 453 kematian sejak tahun 2003. Epidemiologi ini tersebar di beberapa negara, seperti Azerbaijan, Bangladesh, Cina, Djibouti, Indonesia, India, Iraq, Kamboja, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki, Vietnam, Laos dan Myanmar. [13]
Global
Berdasarkan penelitian systematic review selama periode 18 tahun dari 1 Mei 1997 hingga 30 April 2015, dilaporkan sebanyak 907 kasus flu burung virus H5N1, terdiri dari 94,6% kasus terkonfirmasi dan 5,4% kasus suspek. Jumlah tertinggi didapat pada tahun 2015.
Total kasus pada tahun 2014-2015 sebanyak 213 kasus, lebih besar dari empat tahun sebelumnya (tahun 2010-2013) sebanyak 181 kasus. Jumlah bulanan tertinggi terjadi pada Februari 2015, yakni 55 kasus di Mesir dan 1 kasus di Cina.
Secara keseluruhan dari tahun 1997-2014, rasio antara laki-laki dan perempuan hampir sama, dengan usia rata-rata adalah 19 tahun dan 80,3% berusia di bawah 35 tahun. [14,15]
Indonesia
Kasus Flu Burung atau Avian Influenza (H5N1) dilaporkan pertama kali di Indonesia tahun 2003, sedangkan pada manusia pertama kali pada tahun 2005. Jumlah kasus yang dilaporkan dari bulan Juni 2005 sampai dengan Desember 2016 sebanyak 199 kasus dengan 167 kematian.
Kasus flu burung tersebar di 15 provinsi dan 58 kabupaten. Beberapa kasus di antaranya merupakan kluster. Kasus flu burung terkonfirmasi terakhir adalah kasus klaster pada bulan Maret 2015 di Kota Tangerang, Banten. Di Indonesia, anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling berisiko terkena penyakit flu burung, sekitar 40% penderita berusia dibawah 18 tahun. [16,17]
Mortalitas
Penyakit flu burung subtipe H5N1 merupakan Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dengan tingkat mortalitas yang tinggi, yakni 60%. Sedangkan, pada subtipe H7N9 memiliki tingkat mortalitas 30%. [18,19]