Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Flu Burung general_alomedika 2019-04-09T14:32:41+07:00 2019-04-09T14:32:41+07:00
Flu Burung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Flu Burung

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Etiologi flu burung, atau disebut juga avian influenza, adalah virus influenza tipe A, yang merupakan virus RNA famili Orthomyxoviridae. Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode 11 jenis protein. Berdasarkan protein hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N), telah teridentifikasi subtipe 16 H dan 9 N. Subtipe H5N1 sangat patogen dengan mortalitas infeksi pada manusia mencapai 60%. [2,4]

Beberapa sifat virus H5N1, antara lain bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 C dan >30 hari pada suhu 0 C. Tidak dapat bertahan hidup pada suhu 60 C selama 30 menit, 56 C selama 3 jam, dan 80 C selama 1 menit, serta mati dengan deterjen, desinfektan, dan cairan yang mengandung iodin atau alkohol 70%. [10,11]

Faktor Risiko

Transmisi virus flu burung terjadi melalui inhalasi, kontak langsung, dan kontak tidak langsung. Masa inkubasi virus setelah paparan unggas yang terinfeksi terhadap manusia adalah ≤ 7 hari. Sedangkan, transmisi dari manusia ke manusia umumnya 3-5 hari.

Beberapa faktor risiko tertular virus flu burung, antara lain:

  • Riwayat bepergian ke daerah dengan penyakit flu burung yang telah didokumentasikan pada unggas, burung liar, dan atau manusia dalam 2 minggu terakhir
  • Memiliki riwayat paparan langsung seperti menyembelih, membersihkan bulu, atau mempersiapkan konsumsi unggas yang tampak sakit atau mati
  • Konsumsi unggas mentah atau tidak dimasak sempurna
  • Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan hewan yang terkonfirmasi terinfeksi virus flu burung selain unggas atau burung liar, seperti kucing atau anjing
  • Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan seseorang yang dirawat di rumah sakit atau meninggal karena penyakit pernapasan berat yang tidak dapat dijelaskan
  • Kontak terhadap orang yang kemungkinan atau terkonfirmasi terinfeksi virus flu burung
  • Petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi virus flu burung
  • Petugas laboratorium yang bekerja dengan virus hidup avian influenza [1,2,12]

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Brief Summary for Clinicians: Evaluating and Managing Patients Exposed to Birds Infected with Avian Influenza Viruses of Public Health Concern.https://www.cdc.gov/flu/avianflu/clinicians-evaluating-patients.htm
2. Bennett NJ. Avian Influenza. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/2500029-overview#a3
3. WHO. Influenza (Avian and Other Zoonotic). 2018. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/influenza-(avian-and-other-zoonotic)
4. Gamblin SJ, Skehel JJ. Influenza Hemagglutinin and Neuraminidase Membrane Glycoproteins. J Biol Chem. 2010; 285(37): 28403–28409.
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Tatalaksana Klinis Flu Burung (H5N1) di Rumah Sakit. https://www.k4health.org/sites/default/files/AI%20Case%20Management%20Guideline.pdf
11. Hayden F, Croisier A. Transmission of Avian Influenza Viruses to and between Humans. J Infect Dis. 2005; 192(8): 1311-1314.
12. UpToDate. Epidemiology, Transmission and Pathogenesis of Avian Influenza. https://www.uptodate.com/contents/epidemiology-transmission-and-pathogenesis-of-avian-influenza

Patofisiologi Flu Burung
Epidemiologi Flu Burung

Artikel Terkait

  • Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Pencegahan Dan Penanganan ISPA
    Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Pencegahan Dan Penanganan ISPA
  • Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
    Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 13:09
Interview Interactive Medical Advisor
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,Izin bertanya, setelah melewati tahap interview by phone, apakah hanya yang lolos saja yang dihubungi?Terima kasih.
Anonymous
Hari ini, 12:12
Pasien usia 60 tahun dengan diare
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya sejawat sekalian. Pasien 60 thn datang ke puskesmas dg keluhan diare 6x tidak lendir darah, mual, dan nyeri perut sejak 1 hari smrs. Pmx fisik...
Anonymous
Kemarin, 20:56
Acuan untuk jasa dan tindakan yang dijamin BPJS berbeda-beda menurut fasilitas kesehatan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Acuan untuk jasa dan tindakan yang dijamin BPJS berbeda2 menurut faskes, apakah ada sejawat yang memiliki acuan tarif pelayanan dokter?, Baik tindakan maupun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.