Etiologi Flu Burung
Etiologi flu burung, atau disebut juga avian influenza, adalah virus influenza tipe A, yang merupakan virus RNA famili Orthomyxoviridae. Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode 11 jenis protein. Berdasarkan protein hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N), telah teridentifikasi subtipe 16 H dan 9 N. Subtipe H5N1 sangat patogen dengan mortalitas infeksi pada manusia mencapai 60%. [2,4]
Beberapa sifat virus H5N1, antara lain bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 C dan >30 hari pada suhu 0 C. Tidak dapat bertahan hidup pada suhu 60 C selama 30 menit, 56 C selama 3 jam, dan 80 C selama 1 menit, serta mati dengan deterjen, desinfektan, dan cairan yang mengandung iodin atau alkohol 70%. [10,11]
Faktor Risiko
Transmisi virus flu burung terjadi melalui inhalasi, kontak langsung, dan kontak tidak langsung. Masa inkubasi virus setelah paparan unggas yang terinfeksi terhadap manusia adalah ≤ 7 hari. Sedangkan, transmisi dari manusia ke manusia umumnya 3-5 hari.
Beberapa faktor risiko tertular virus flu burung, antara lain:
- Riwayat bepergian ke daerah dengan penyakit flu burung yang telah didokumentasikan pada unggas, burung liar, dan atau manusia dalam 2 minggu terakhir
- Memiliki riwayat paparan langsung seperti menyembelih, membersihkan bulu, atau mempersiapkan konsumsi unggas yang tampak sakit atau mati
- Konsumsi unggas mentah atau tidak dimasak sempurna
- Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan hewan yang terkonfirmasi terinfeksi virus flu burung selain unggas atau burung liar, seperti kucing atau anjing
- Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan seseorang yang dirawat di rumah sakit atau meninggal karena penyakit pernapasan berat yang tidak dapat dijelaskan
- Kontak terhadap orang yang kemungkinan atau terkonfirmasi terinfeksi virus flu burung
- Petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi virus flu burung
- Petugas laboratorium yang bekerja dengan virus hidup avian influenza [1,2,12]