Edukasi dan Promosi Kesehatan Flu Burung
Edukasi dan promosi kesehatan pada flu burung sangat diperlukan untuk deteksi, pencegahan, serta penatalaksanaan secara dini. Komponen edukasi antara lain:
- Jaga kebersihan lingkungan dan diri (personal hygiene) dengan selalu mencuci tangan secara teratur, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu, serta menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut seseorang. Mencuci tangan dengan sabun adalah langkah pencegahan yang mudah dilakukan dan paling penting.
- Menghindari kontak dengan individu yang suspek, probable, serta terkonfirmasi penyakit flu burung.
- Menghindari paparan dengan unggas baik tinja dan sekretnya, serta alat atau bahan yang dicurigai tercemar oleh virus flu burung. Paparan dapat dihindari dengan menggunakan alat pelindung diri atau desinfeksi kandang dan alat menggunakan karbol, kaporit, klorin, dan cairan yang mengandung iodin atau alkohol 70%.
- Apabila memasak daging ayam, masak dengan suhu 80 C selama 10 menit, dan telur unggas dipanaskan 64 C selama 5 menit.
- Minum obat secara teratur dan sesuai dosis anjuran baik sebagai terapi atau profilaksis. Penggunaan antivirus oseltamivir dikaitkan dengan penurunan angka kematian yang signifikan ketika pengobatan dimulai dalam dua hari pertama setelah onset gejala.
Pencegahan Penularan bagi Petugas Medis
Petugas medis yang menangani pasien flu burung harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker N95 atau masker yang sudah teruji efektivitasnya, gaun proteksi, google atau pelindung muka, dan sarung tangan. Pastikan bahwa protokol pencegahan dan pengendalian infeksi diterapkan dengan baik. Sebisa mungkin, kurangi tindakan yang dapat meningkatkan sekret saluran napas pasien (misalnya nebulisasi) dan lakukan optimalisasi jumlah petugas medis yang bersentuhan dengan pasien.
Vaksinasi
Vaksin terhadap virus influenza H5N1 sudah disetujui oleh FDA pada tahun 2007. Vaksin virus influenza H5N1 merupakan vaksin inaktif yang diberikan pada individu berusia 18-64 tahun yang berisiko tinggi terpapar subtipe virus influenza H5N1.
Vaksin diberikan dengan dosis 90 mikrogram secara intramuskular, lalu diberikan lagi 28 hari kemudian. Dari berbagai dosis yang diuji, dilaporkan bahwa dosis 90 mikrogram memicu respon imun yang lebih baik. Pemberian dua dosis vaksin H5N1 dapat mengurangi risiko terkena influenza H5N1 sebesar 45%. [3,24,25]