Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Sarcopenia general_alomedika 2021-09-01T17:44:01+07:00 2021-09-01T17:44:01+07:00
Sarcopenia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sarcopenia

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Diagnosis sarcopenia atau sarkopenia bisa ditegakan jika ditemukan beberapa kriteria yang berhubungan dengan penurunan massa dan fungsi otot. Kriteria yang digunakan secara global adalah berdasarkan European Working Group on Sarcopenia in Older People (EWGSOP), sedangkan kriteria di Asia sering berdasarkan Asian Working Group of Sarcopenia (AWGS).[1,2]

Anamnesis

Kuesioner yang biasa digunakan untuk menilai sarcopenia terdiri dari SARC-F (strength, assistance with walking, rising from a chair, climbing stairs, and falls). Beberapa pertanyaan pada kuesioner tersebut adalah:

  • Berapa banyak kesulitan yang Anda miliki saat mengangkat dan membawa beban 5kg?
  • Seberapa sulit Anda berjalan melintasi ruangan?
  • Seberapa sulit Anda berpindah dari kursi atau tempat tidur?
  • Berapa banyak kesulitan yang Anda miliki saat menaiki 10 anak tangga?
  • Berapa kali Anda jatuh dalam setahun terakhir?

Masing-masing pertanyaan memiliki skor 0−4 berdasarkan tingkat kesulitan yang dialami pasien. Data yang menunjukkan total skor SARC-F ≥4 sangat direkomendasikan untuk evaluasi lebih lanjut dan lebih komprehensif.[13]

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi terlihat pasien yang kurus, atau lingkar lengan dan paha yang kecil. Pemeriksaan fisik lain adalah pemeriksaan sensorik, motorik, dan refleks untuk memastikan penyakit ini tidak berhubungan dengan kelainan otak.[14]

Pengukuran yang paling banyak digunakan adalah kecepatan berjalan. EWGSOP merekomendasikan tes berjalan 6 meter, di mana pasien pria dan wanita yang memiliki kecepatan berjalan <0,8 meter/detik dianggap memiliki performa fisik yang tidak baik dan mengarah ke sarcopenia.[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding sarcopenia antara lain:

  • Amyotrophic lateral sclerosis( ALS): ditemukan afek pada beberapa regio upper dan lower motor neuron yang bersifat menjalar secara asimetris dan dimulai dari distal

  • Myotonic dystrophy type 2 (DM2): ditemukan kelemahan otot iliopsoas dan fleksor kepala, sifat penyebaran dimulai dari proksimal, dan disertai penyakit katarak

  • Inclusion body myositis (IBM): ditemukan kelemahan fleksi jari yang lebih terasa dibandingkan abduksi bahu, sifat penyebaran asimetris, dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan kenaikan 15 kali serum creatine kinase (CK) dari nilai normal[15]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang berguna untuk menilai kekuatan dan massa otot. Sedangkan pemeriksaan laboratorium tidak dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis sarcopenia.

Handgrip Dynamometer

Batasan yang digunakan sebagai tanda penurunan kekuatan otot lengan menggunakan handgrip dynamometer bervariasi. EWGSOP merekomendasikan batasan <30 kg pada pria dan <20 kg pada wanita. Sedangkan AWGS merekomendasikan batasan <26 kg pada pria dan <18 kg pada wanita.[1,2,14]

Bioelectrical Impedance Analysis (BIA)

BIA adalah alat yang noninvasif, murah, dan sering dipakai untuk mengukur komposisi tubuh. BIA mengukur volume lemak dan masa badan kering berdasarkan hubungan volume konduktor dengan resistensi elektrik. Batas nilai massa otot menggunakan alat BIA, untuk mendiagnosis sarcopenia berdasarkan kriteria AWGS, adalah <7 kg/m2 untuk pria dan <5,7 kg/m2 untuk wanita.[2,14]

Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DXA)

DXA merupakan alat yang paling banyak dipakai untuk mengukur massa otot pada penelitian sarcopenia. Batas nilai massa otot menggunakan alat DXA, untuk mendiagnosis sarcopenia berdasarkan kriteria AWGS, adalah <7 kg/m2 untuk pria dan <5,4 kg/m2 untuk wanita.[2,14]

Referensi

1. Cruz-Jentoft AJ, Bahat G, Bauer J, Boirie Y, Bruyère O, Cederholm T, et al. Sarcopenia: Revised European consensus on definition and diagnosis. Age Ageing. 2019;48(1):16–31.
2. Chen LK, Woo J, Assantachai P, Auyeung TW, Chou MY, Iijima K, et al. Asian Working Group for Sarcopenia: 2019 Consensus Update on Sarcopenia Diagnosis and Treatment. J Am Med Dir Assoc. 2020;21(3):300-307.e2. https://doi.org/10.1016/j.jamda.2019.12.012
13. Rossi AP, Caliari C, Urbani S, Fantin F, Brandimarte P, Martini A, et al. Sarcopenia risk evaluation in a sample of hospitalized elderly men and women: Combined use of the mini sarcopenia risk assessment (msra) and the sarc-f. Nutrients. 2021;13(2):1–11.
14. Rubbieri G, Mossello E, Di Bari M. Techniques for the diagnosis of sarcopenia. Clin Cases Miner Bone Metab. 2014;11(3):181–4.
15. Hofmeister F, Baber L, Ferrari U, Hintze S, Jarmusch S, Krause S, et al. Late ‑ onset neuromuscular disorders in the differential diagnosis of sarcopenia. BMC Neurol. 2021;21:1–9. https://doi.org/10.1186/s12883-021-02264-y

Epidemiologi Sarcopenia
Penatalaksanaan Sarcopenia

Artikel Terkait

  • Olahraga Latihan Beban Untuk Mencegah Sarcopenia Pada Lansia
    Olahraga Latihan Beban Untuk Mencegah Sarcopenia Pada Lansia
  • Tata Laksana Nutrisi pada Sarcopenia Usia Lanjut
    Tata Laksana Nutrisi pada Sarcopenia Usia Lanjut
Diskusi Terkait
Anonymous
22 November 2022
Nutrisi untuk pasien lansia dengan sarcopenia - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dokterIjin bertanya dok, bagaimana nutrisi yang tepat diberikan untuk pasien lansia dengan Sarcopenia tanpa penyulit seperti hipertensi dan penyakit...
dr. Intan Fajriani
29 Juli 2022
Live Webinar Alomedika - Jaga Kekuatan dan Kelenturan di Usia Senja. Sabtu, 30 Juli 2022. Pukul: 19.00 - 20.00.
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter! Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Jaga Kekuatan dan Kelenturan di Usia Senja."Narasumber:Dr. dr. Ignatio Rika Haryono, Sp.KO -...
Anonymous
21 Juli 2022
Gizi dalam Sarcopenia - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO dr. Khrisnugra Ramadhani Rasyi, M.Gizi, Sp.GK,Ijin bertanya dok. Geriatri rentan mengalami sarcopenia, tapi konsumsi protein juga berkurang karena...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.