Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Sarcopenia general_alomedika 2021-09-01T17:35:00+07:00 2021-09-01T17:35:00+07:00
Sarcopenia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sarcopenia

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Patofisiologi sarcopenia atau sarkopenia berkaitan erat dengan proses penuaan. Derajat keparahan sarcopenia dapat bervariasi tergantung faktor risiko tertentu, yaitu kebiasaan aktivitas fisik yang kurang, ketidakseimbangan hormon, faktor inflamasi, regenerasi dan sintesis protein, serta remodeling neuromuskular.

Kebiasaan Kurang Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang kurang dianggap sebagai faktor risiko terpenting pada sarcopenia. Sekitar usia 50 tahun, jumlah serat otot mulai terjadi penurunan bertahap. Jika dibandingkan pasien yang memiliki gaya hidup sedenter dengan mereka yang secara fisik lebih aktif, penurunan serat dan kekuatan otot lebih terlihat pada kelompok yang tidak banyak bergerak. Pada pasien imobilisasi akibat penyakit komorbid yang mengharuskan banyak berbaring seperti pasca stroke, penurunan masa otot akan terlihat lebih drastis.[3]

Ketidakseimbangan Hormon

Penurunan konsentrasi beberapa hormon, seperti growth hormone (GH), testosterone, tiroid, dan insulin like growth factor-1 (IGF-1), akibat bertambahnya usia berperan menurunkan massa dan kekuatan otot. Penurunan kadar GH dan IGF-1 dikaitkan dengan perubahan komposisi tubuh pada lansia, di mana terjadi peningkatan lemak viseral dan penurunan massa otot.[5]

Kadar testosteron pada pria menurun 1% tiap tahunnya, sehingga bioavailabilitas menurun 2% tiap tahun setelah usia 30 tahun. Pada wanita, kadar testosteron menurun sangat drastis pada usia 20−45 tahun. Penurunan testosteron berperan dalam penurunan massa otot.[5]

Faktor Inflamasi

Kehilangan otot yang ekstrem seringkali akibat kombinasi penurunan sinyal anabolik hormonal dan promosi sinyal katabolik yang dimediasi sitokin proinflamasi, seperti tumor necrosis factor alpha (TNF-α) dan interleukin-6 (IL-6). Peningkatan kadar TNF-α dan IL-6 terlihat di dalam otot rangka individu yang lebih tua.[6]

Regenerasi dan Sintesis Protein

sarcopenia sering dicetuskan akibat penurunan kemampuan tubuh untuk mensintesis protein, ditambah dengan asupan protein yang tidak memadai untuk mempertahankan massa otot. Protein yang teroksidasi banyak ditemukan pada otot rangka dengan penuaan, dan akibat eliminasi yang kurang memadai oleh sistem proteolisis menyebabkan penumpukan lipofuscin dan protein cross-linked. Kondisi ini menyebabkan akumulasi protein disfungsional nonkontraktil di dalam otot rangka, yang merupakan penyebab penurunan drastis kekuatan otot pada sarcopenia.[7]

Remodeling Neuromuskular

Kehilangan neuron merupakan proses yang progresif dan irreversibel pada proses penuaan. Neurodegenerasi terkait usia merupakan faktor yang penting pada proses penuaan otot. Beberapa level sistem saraf dipengaruhi oleh usia, termasuk korteks motor, sumsum tulang belakang, neuron perifer, dan neuromuscular junction.[5]

Pada sumsum tulang belakang, terdapat penurunan jumlah motor neuron alfa yang menyebabkan aliran motor neuron ke serat otot tipe 2 menurun. Selain itu, pada proses penuaan juga terjadi kehilangan serabut saraf perifer dan gangguan pada bungkus myelin.[5]

Referensi

3. Marzetti E, Calvani R, Tosato M, Cesari M, Di Bari M, Cherubini A, et al. Sarcopenia: an overview. Aging Clin Exp Res. 2017;29(1):11–7.
5. Fuggle NR, Pgcert M, Mrcp HBE, Shaw SC, Dennison EM, Ma MBB. Sarcopenia. Best Pr Res Clin Rheumatol. 2017;31(2):218–42.
6. Larsson L, Degens H, Li M, Salviati L, Lee Y Il, Thompson W, et al. Sarcopenia: Aging-Related Loss of Muscle Mass and Function. Physiol Rev. 2019;99(1):427–511. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30427277
7. Diseases S, Hasni S, Diseases S. Pathogenesis and management of sarcopenia. Clin Geriatr Med. 2018;33(3):17–26.

Pendahuluan Sarcopenia
Etiologi Sarcopenia

Artikel Terkait

  • Olahraga Latihan Beban Untuk Mencegah Sarcopenia Pada Lansia
    Olahraga Latihan Beban Untuk Mencegah Sarcopenia Pada Lansia
Diskusi Terbaru
dr.Valdo Richard Solang
Hari ini, 07:14
Tatalaksana diare dengan dehidrasi ringan sedang serta muntah profuse
Oleh: dr.Valdo Richard Solang
1 Balasan
Alodokter, bagaimana tatalaksana diare dgn dehidrasi ringan sedang yg tidak bisa minum CRO? Apakah bisa dilakukan pemberian IVFD dgn dosis 75cc/kgBB? Mohon...
Anonymous
Kemarin, 22:35
Pasien dengan hipertensi konsumsi rutin Amlodipin dan Candesartan tidak berpengaruh
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam Alodokter. Saya ingin bertanya, Apabila ada pasien dengan hipertensi mengkonsumsi obat Rutin Amlodipin 1x10mg(Pagi) dan Candesartan...
Anonymous
Kemarin, 20:01
Pasien wanita dengan gatal pada kemaluan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya pasien dengan keluhan gatal tidak tertahan kan sejak 1 Minggu yang lalu di kemaluan, gatal terasa sampai didalam vagina, lalu pasien memakai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.