Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Kanker Tiroid general_alomedika 2022-02-04T16:47:50+07:00 2022-02-04T16:47:50+07:00
Kanker Tiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Tiroid

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing
Share To Social Media:

Diagnosis kanker tiroid dilakukan dengan biopsi aspirasi jarum halus pada pasien dengan nodul tiroid yang ditemukan pada ultrasonografi leher. Sebagian pasien tidak bergejala, tetapi gejala seperti pembengkakan pada leher, suara serak, disfagia, dan hemoptisis dapat menimbulkan kecurigaan adanya kanker tiroid. Palpasi pada organ tiroid dan daerah sekitarnya dan laringoskopi indirek harus dilakukan sebelum pemeriksaan penunjang berupa ultrasonografi dan biopsi aspirasi jarum halus dilakukan.

Anamnesis

Nodul tiroid dapat ditemukan pada pasien yang datang dengan keluhan utama benjolan, maupun pada pemeriksaan rutin.

Anamnesis Gejala Kanker Tiroid

Gejala yang mungkin timbul adalah pembengkakan yang semakin membesar pada leher, biasanya berukuran 2-2.5 cm. Gejala lain berupa suara serak, disfagia, dan hemoptisis. Munculnya gejala-gejala tersebut menunjukkan kemungkinan adanya keganasan pada pasien. Sebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala.[1-3]

Anamnesis Faktor Risiko Kanker Tiroid

Pada pasien dengan nodul tiroid, anamnesis lengkap terkait faktor risiko kanker tiroid harus dilakukan. Poin yang ditanyakan terkait faktor risiko di antaranya:

  • Riwayat terapi radiasi kepala-leher pada masa kanak-kanak
  • Riwayat transplantasi sumsum tulang
  • Paparan radiasi lain, seperti riwayat bermukim di daerah yang mengalami kebocoran nuklir
  • Riwayat penyakit tiroid keluarga
  • Riwayat sindrom lain pada keluarga, seperti poliposis adenomatosa familial, sindrom Gardner, penyakit Cowden, dan sindrom Werner[14]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien yang dicurigai mengalami kanker tiroid mencakup pemeriksaan kepala dan leher secara menyeluruh dan laringoskopi indirek.

Pemeriksaan Kepala dan Leher

Sekitar dua pertiga pasien yang didiagnosis dengan kanker tiroid memiliki massa pada tiroid pada saat pemeriksaan pertama kali. Pemeriksaan kepala dan leher yang terpenting adalah palpasi pada organ tiroid dan kelenjar getah bening sekitarnya. Tanda yang menunjukkan risiko keganasan di antaranya limfadenopati serviks dan nodul yang terfiksasi pada jaringan di sekitarnya. Perlu diingat bahwa tidak semua nodul ganas pada pasien dapat terpalpasi.[3,14]

Laringoskopi Indirek

Laringoskopi indirek berguna untuk visualisasi laring dan deteksi paralisis pita suara. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk melakukan vokalisasi sementara dokter melihat pergerakan pita suara. Pergerakan pita suara yang tidak simetris menunjukkan adanya paralisis pita suara yang dapat menjadi tanda keganasan pada pasien dengan nodul tiroid.[2,3,14]

Diagnosis Banding

Anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat terbatas dalam mendeteksi kanker, namun temuan nodul tiroid dapat menjadi awal pengarahan diagnosis kanker tiroid. Pada pasien dengan nodul tiroid, nodul tiroid kistik dan nodul tiroid jinak merupakan diagnosis banding yang dapat dipertimbangkan. Kedua kondisi ini dapat dibedakan dengan kanker tiroid menggunakan ultrasonografi dan sitologi dengan biopsi aspirasi jarum halus.[1,3,5]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada kanker tiroid dilakukan dengan ultrasonografi (USG) leher dan biopsi aspirasi jarum halus (fine-needle aspiration biopsy / FNAB). Pasien dengan nodul tiroid dievaluasi dengan USG untuk menentukan perlu atau tidaknya pemeriksaan FNAB. Secara umum, hanya nodul yang berukuran lebih dari 1 cm pada USG disarankan untuk menjalani pemeriksaan FNAB.

Dari FNAB, didapatkan hasil sitopatologi yang dilaporkan berdasarkan panduan kategori Bethesda (The 2017 Bethesda System for Reporting Thyroid Cytopathology) yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan terapi. Hasil sitopatologi ini juga dapat menentukan tingkatan diferensiasi kanker.[3]

Pada kasus-kasus nodul jinak dengan risiko rendah, FNAB tidak diperlukan. Namun, terdapat risiko perubahan menjadi keganasan (<3%), dan surveilans dapat dipertimbangkan. Begitu pula pada kasus-kasus di mana hasil FNAB dan sitologi menunjukkan risiko rendah, pertimbangan klinis dilakukan untuk menentukan apakah pasien harus menjalani operasi atau surveilans tanpa operasi.[3]

Ultrasonografi Leher

Ultrasonografi digunakan untuk menentukan tingkat kecurigaan adanya keganasan tiroid. Berdasarkan pola sonografi, tingkat kecurigaan dapat dibagi menjadi Kecurigaan Tinggi (risiko keganasan 70-90%), Kecurigaan Sedang (10-20%), Kecurigaan Rendah (5-10%), Kecurigaan Sangat Rendah (<3%), dan Jinak (risiko keganasan <1%).[14,15]

Pada nodul Kecurigaan Tinggi dan Sedang, FNAB direkomendasikan jika nodul berukuran >1 cm, sementara pada nodul Kecurigaan Rendah, indikasi FNAB jika ukuran nodul >1,5cm. Pada nodul dengan Kecurigaan Sangat Rendah FNAB dapat dipertimbangkan. Nodul Jinak bukan merupakan indikasi FNAB.[14]

Selain untuk menentukan risiko keganasan, ultrasonografi juga dapat membantu memandu biopsi dengan FNAB.[3]

Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) merupakan pemeriksaan yang penting dalam menentukan risiko keganasan dan pilihan terapi. Setelah sampel diambil dengan prosedur FNAB, dilakukan pemeriksaan sitologi pada sampel. Pelaporan hasil sitologi pada nodul tiroid dilakukan berdasarkan panduan kategori Bethesda.[3,16]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berguna untuk membantu penegakan diagnosis kanker tiroid. Pemeriksaan laboratorium yang terpenting adalah pemeriksaan thyroid-stimulating hormone (TSH) serum. Pada kanker tiroid, kadar TSH serum umumnya normal atau meningkat. Diagnosis kanker tiroid umumnya dapat disingkirkan pada pasien dengan kadar TSH serum yang rendah.[1].

Klasifikasi Kanker Tiroid

Klasifikasi kanker tiroid terdiri dari klasifikasi untuk menentukan risiko keganasan dan klasifikasi stadium kanker tiroid. Klasifikasi untuk menentukan risiko keganasan dilakukan menggunakan hasil biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) berdasarkan panduan kategori Bethesda.

Klasifikasi Berdasarkan Panduan Kategori Bethesda

Terdapat 6 tingkatan kategori hasil sitologi berdasarkan panduan kategori Bethesda, yaitu:

  • Ganas
  • Curiga Ganas
  • Neoplasma folikuler (atau Curiga Neoplasma Folikuler)
  • Atipikal (atau Lesi Folikuler tanpa Signifikansi yang Jelas)
  • Jinak
  • Nondiagnostik[3,16]

Hasil pemeriksaan ini menentukan pilihan terapi pada pasien. Pada kategori ganas, hasil sitopatologi juga menyebutkan tingkat diferensiasi dan subtipe kanker, yaitu:

  • Kanker tiroid yang berasal dari sel folikuler

    • Diferensiasi baik
    • Diferensiasi buruk
    • Tidak berdiferensiasi (anaplastik)

  • Kanker tiroid yang berasal dari sel neuroendokrin (kanker tiroid meduler)[3,16]

Stadium Kanker Tiroid

Stadium kanker tiroid ditentukan berdasarkan panduan dari American Joint Committee on Cancer (AJCC) yang digunakan sejak tahun 2018. Stadium ini ditentukan berdasarkan jenis tumor dan klasifikasi tumor primer, kelenjar getah bening regional, dan metastasis kanker yang dapat dilihat pada tabel 1-4.[24]

Tabel 1. Definisi Tumor Primer (T), Kelenjar Getah Bening Regional (N), dan Metastasis (M) pada Kanker Tiroid

T: Tumor Primer

TX: Tumor primer tidak dapat diperiksa

T0: Tidak ada bukti adanya tumor primer

T1: Dimensi terbesar tumor <2 cm dan terbatas pada tiroid

- T1a: Dimensi terbesar tumor <1 cm dan terbatas pada tiroid

- T1b: Dimensi terbesar tumor >1 cm tetapi <2 cm dan terbatas pada tiroid

T2: Dimensi terbesar tumor >2 cm tetapi <4 cm dan terbatas pada tiroid

T3: Tumor >4 cm terbatas pada tiroid, atau adanya invasi ekstratiroid makroskopik terbatas pada m. infrahyoid

- T3a: Tumor >4 cm terbatas pada tiroid

- T3b: Invasi ekstratiroid makroskopik terbatas pada m. infrahyoid (m. sternohyoid, m. sternotiroid, m. tirohyoid, m. omohyoid) yang berasal dari tumor ukuran apapun

T4: Invasi esktratiroid makroskopik melebihi m. infrahyoid

- T4a: Invasi ekstratiroid makroskopik yang mencapai jaringan ikat subkutan, laring, trakea, esofagus, n. laringeal rekurens yang berasal dari tumor ukuran apapun

- T4b: Invasi ekstratiroid makroskopik yang mencapai fascia pravertebralis atau meliputi arteri karotis atau pembuluh darah mediastinum yang berasal dari tumor ukuran apapun

N: Kelenjar Getah Bening Regional

NX: Kelenjar getah bening regional tidak dapat diperiksa

N0: Tidak ada bukti adanya metastasis ke kelenjar getah bening lokal-regional

- N0a: Satu atau lebih kelenjar getah bening yang terbukti jinak dengan pemeriksaan sitologi atau histologi

- N0b: Tidak ada bukti radiologis maupun klinis adanya metastasis ke kelenjar getah bening lokal-regional

N1: Metastasis ke kelenjar getah bening regional

- N1a: Metastasis ke kelenjar getah bening level VI atau VII (pratrakealis, paratrakealis, atau pralaringealis/Delphian, atau mediastinum bagian atas), baik unilateral maupun bilateral

- N1b: Metastasis ke kelenjar getah bening leher lateral secara unilateral, bilateral, atau kontralateral (level I, II, III, IV, atau V) atau kelenjar getah bening retrofaringeal)

M: Metastasis

M0: Tidak ada metastasis jauh

M1: Ada metastasis jauh


Tabel 2. Stadium Kanker Tiroid yang Berasal dari Sel Folikuler Terdiferensiasi

Usia <55 tahun
Stadium T N M
I T berapapun N berapapun M0
II T berapapun N berapapun M1
Usia >55 tahun
Stadium T N M
I T1-T2 N0/NX M0
II T1-T2 N1 M0
T3a/T3b N berapapun M0
III T4a N berapapun M0
IVA T4b N berapapun M0
IVB T berapapun N berapapun M1


Tabel 3. Stadium Kanker Tiroid yang Berasal dari Sel Folikuler Anaplastik

Stadium T N M
IVA T1-T3a N0/NX M0
IVB T1-T3a N1 M0
T3b-T4 N berapapun M0
IVC T berapapun N berapapun M1
IVA T4b N berapapun M0
IVB T berapapun N berapapun M1


Tabel 4. Stadium Kanker Tiroid yang Berasal dari Sel Meduler

Stadium T N M
I T1 N0 M0
II T2-T3 N0 M0
III T1-T3 N1a M0
IVA T1-T3 N1b M0
T4a N berapapun M0
IVB T4b N berapapun M0
IVC T berapapun N berapapun M0

 

Referensi

1. Dralle H, Machens A, Basa J, Fatourechi V, Franceschi S, Hay ID, et al. Follicular cell-derived thyroid cancer. Nat Rev Dis Primers. 2015 Dec 10;1:15077. https://doi.org/10.1038/nrdp.2015.77
2. Carling T, Udelsman R. Thyroid cancer. Annu Rev Med. 2014;65:125-37. https://doi.org/10.1146/annurev-med-061512-105739
3. Cabanillas ME, McFadden DG, Durante C. Thyroid cancer. Lancet. 2016 Dec 3;388(10061):2783-2795. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)30172-6
5. Durante C, Costante G, Lucisano G, Bruno R, Meringolo D, Paciaroni A, et al. The natural history of benign thyroid nodules. JAMA. 2015 Mar 3;313(9):926-35. https://doi.org/10.1001/jama.2015.0956
14. Haugen BR, Alexander EK, Bible KC, Doherty GM, Mandel SJ, Nikiforov YE, et al. 2015 American Thyroid Association Management Guidelines for Adult Patients with Thyroid Nodules and Differentiated Thyroid Cancer: The American Thyroid Association Guidelines Task Force on Thyroid Nodules and Differentiated Thyroid Cancer. Thyroid. 2016 Jan;26(1):1-133. https://doi.org/10.1089/thy.2015.0020
15. Adham M, Aldino N. Diagnosis Dan Tata laksana Karsinoma Tiroid Berdiferensiasi. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana, [S.l.], v. 48, n. 2, p. 197-209, jan. 2019. https://doi.org/10.32637/orli.v48i2.270.
16. Cibas ES, Ali SZ. The 2017 Bethesda System for Reporting Thyroid Cytopathology. Thyroid. 2017 Nov;27(11):1341-1346. https://doi.org/10.1089/thy.2017.0500
24. American Joint Committee on Cancer. AJCC Cancer Staging Manual. 8th ed. New York, NY: Springer; 2017

Epidemiologi Kanker Tiroid
Penatalaksanaan Kanker Tiroid

Artikel Terkait

  • Untung Rugi Operasi Transoral Endoscopic Thyroidectomy via Vestibular Approach (TOETVA)
    Untung Rugi Operasi Transoral Endoscopic Thyroidectomy via Vestibular Approach (TOETVA)
  • Radiotiroablasi pada Kanker Tiroid Berdiferensiasi
    Radiotiroablasi pada Kanker Tiroid Berdiferensiasi
  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Red Flag Limfadenopati Servikal
    Red Flag Limfadenopati Servikal
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Miranti Dwi Hartanti
09 Februari 2020
Apakah seorang wanita usia 29 tahun yang akan melaksanakan operasi tiroidektomi dapat memiliki kesempatan untuk hamil lagi?
Oleh: dr.Miranti Dwi Hartanti
2 Balasan
Alo dok.Seorang wanita, 29 tahun, post op isthmolobektomi datang dengan hasil PA : Papillary Adenocarcinoma Thyroid. Pasien direncanakan akan melaksanakan op...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.