Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Transplantasi Sumsum Tulang general_alomedika 2022-12-09T15:33:37+07:00 2022-12-09T15:33:37+07:00
Transplantasi Sumsum Tulang
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Transplantasi Sumsum Tulang

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Transplantasi sumsum tulang, disebut juga bone marrow transplant, atau transplantasi sel punca merupakan proses pemberian sel sumsum tulang yang sehat yang berasal dari pendonor kepada resipien atau pasien yang mengalami disfungsi sumsum tulang. Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan pada pasien dengan leukemia, multiple mieloma, limfoma, anemia aplastik, imunodefisiensi, atau myelofibrosis. Sumsum tulang merupakan jaringan yang berada pada bagian tengah tulang, yang kaya akan sel punca.[1,2] Beberapa kriteria pasien yang dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan terapi transplantasi sumsum tulang selain indikasi medis, yaitu usia yang lebih muda, memiliki calon donor dengan human leukocytes antigens (HLA) yang sesuai, penyakit komorbid terkontrol atau masih dapat ditoleransi, menderita penyakit yang responsif terhadap terapi dan dengan risiko yang rendah untuk mengalami relaps setelah transplantasi, serta memiliki status sosioekonomi yang baik.[3,4]

Sumber donor transplantasi sumsum tulang dapat dibagi menjadi autolog, syngeneic, dan alogenik. Autolog yaitu bila sumber donor berasal dari pasien. Syngeneic bila sumber donor berasal dari orang lain yang merupakan kembar identik dari resipien. Sementara itu, alogenik bila sumber donor berasal dari orang lain atau anggota keluarga resipien.[1,5]

transplantasi sumsum tulang-min

Persiapan sebelum transplantasi sumsum tulang antara lain menentukan sumber donor, pemberian regimen preparatif pada pasien untuk mencegah penolakan sel punca baru, serta eradikasi sel neoplasma. Regimen preparatif yang cukup sering digunakan antara lain total body irradiation, siklofosfamid, dan busulfan.[1,6]

Penentuan donor yang cocok bagi pasien didasarkan pada kecocokan human leukocytes antigen (HLA) kelas I (HLA-A, HLA-B, HLA-C), dan HLA kelas II (HLA-DRB1 dan HLA-DQB1) yang dilakukan dengan cara molecular typing. Syarat kecocokan HLA bila sumber donor berasal dari saudara kandung yaitu paling tidak ada 6 HLA yang sesuai. Sementara itu, bila sumber donor bukan berasal dari saudara kandung, maka diperlukan 8 HLA yang sesuai, atau 7 dari 8 bila sumber donor berasal dari orang dewasa. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan pada saat pemilihan donor antara lain usia lebih muda, jenis kelamin pria atau wanita nulipara, dan tidak memiliki penyakit.[1-3]

Transplantasi sumsum tulang dilakukan dengan memberikan sumsum tulang yang sudah dipersiapkan oleh pendonor, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tubuh resipien melalui akses vena menggunakan bantuan kateter vena sentral. Prosedur transplantasi yang menyerupai prosedur transfusi ini berlangsung selama kurang lebih satu jam.[1,6-8]

Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang antara lain graft-versus-host disease (GvHD), sinusoidal obstruction syndrome (SOS), infeksi, komplikasi akibat penggunaan regimen preparatif, dan komplikasi neuropsikiatri seperti delirium, ansietas, dan depresi.[1,6]

Klasifikasi

Terdapat beberapa jenis transplantasi sumsum tulang berdasarkan sumber donor, yaitu autolog, syngeneic, dan alogenik.

Transplantasi Sumsum Tulang Autolog

Pada transplantasi sumsum tulang atau sel punca autolog, donor sumsum tulang berasal dari diri pasien sendiri. Produk sumsum tulang yang diambil dari pasien, dimasukan kembali ke dalam tubuhnya setelah dilakukan purifikasi. Keuntungan tipe transplantasi ini yaitu tidak didapatkan komplikasi graft-versus-host disease (GvHD).[1,2,7]

Risiko transplantasi sumsum tulang autolog yaitu tidak adanya efek “graft-versus-cancer”, yaitu sel pendonor mampu membunuh sel kanker lebih baik dibandingkan dengan sel resipien. Risiko lain yaitu terdapat kemungkinan sel kanker terambil saat pengumpulan sampel transplantasi sehingga dapat masuk kembali ke dalam tubuh pasien dan menyebabkan kekambuhan penyakit.[1,2,8]

Transplantasi Sumsum Tulang Syngeneic

Pada transplantasi sumsum tulang (stem cell) syngeneic, donor dan resipien merupakan kembar identik. Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu tidak ada komplikasi graft versus host disease (GvHD), dan tidak ada risiko sel kanker yang mungkin masuk ke dalam jaringan resipien seperti yang mungkin terjadi pada transplantasi autolog.[1,5]

Transplantasi Sumsum Tulang Alogenik

Pada transplantasi sumsum tulang (stem cell) alogenik, sumber donor berasal dari orang lain atau anggota keluarga. Persiapan sebelum dilakukan transplantasi sumsum tulang ini adalah dengan menemukan pendonor yang cocok untuk resipien. Hal ini dilakukan dengan mencocokan human leukocytes antigens (HLA). HLA adalah protein yang diekspresikan pada permukaan sel yang berperan penting dalam aloimunitas. Pencocokkan HLA dapat dilakukan dengan mengambil sampel apusan buccal.[1,2,6]

Referensi

1. Khaddour K, Hana CK, Mewawalla P. Hematopoietic Stem Cell Transplantation. [Updated 2021 Jul 1]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536951/
2. Simpson E, Dazzi F. Bone Marrow Transplantation 1957-2019. Front Immunol. 2019;10:1246. Published 2019 Jun 5. doi:10.3389/fimmu.2019.01246
3. Deeg HJ, Sandmaier BM. Determining eligibility for allogenic hematopoietic cell transplantation. Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/determining-eligibility-for-allogeneic-hematopoietic-cell-transplantation
4. Holmberg LA, Deeg HJ, Sandmaier BM, Chao NJ. Determining eligibility for autologous hematopoietic cell transplantation. Uptodate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/determining-eligibility-for-autologous-hematopoietic-cell-transplantation
5. van Os R, Ausema A, Dontje B, van Riezen M, van Dam G, de Haan G. Engraftment of syngeneic bone marrow is not more efficient after intrafemoral transplantation than after traditional intravenous administration. Exp Hematol. 2010 Nov;38(11):1115-23. doi: 10.1016/j.exphem.2010.07.003. Epub 2010 Jul 17. PMID: 20643182.
6. Moore T. Bone Marrow Transplantation. Medscape, 2017. https://emedicine.medscape.com/article/1014514-overview
7. Sánchez-Guijo FM, Orfao A, Del Cañizo MC. Bone marrow transplantation extends its scope. Adv Exp Med Biol. 2012;741:121-34. doi: 10.1007/978-1-4614-2098-9_9. PMID: 22457107.
8. Bazinet A, Popradi G. A general practitioner's guide to hematopoietic stem-cell transplantation. Curr Oncol. 2019;26(3):187-191. doi:10.3747/co.26.5033

Indikasi Transplantasi Sumsum Tu...

Artikel Terkait

  • Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
    Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
  • Efikasi Kemoterapi Oral pada Pasien Kanker
    Efikasi Kemoterapi Oral pada Pasien Kanker
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
Diskusi Terkait
Anonymous
15 Februari 2023
Bisitopenia et leukositosis dengan curiga AIHA
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya mendapatkan laki laki usia 59thn pre-op hernia inguinalis, ternyata hasil lab didapatkan seperti ini. Klinis splenomegali schufner 2-3. Pemeriksaan...
dr.Airindya Bella Kusumaningrum
29 November 2022
Perdarahan GIT pada pasien leukimia - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: dr.Airindya Bella Kusumaningrum
2 Balasan
Alo, sore dr Alvin Tagor Harahap, SpPD-KHOM, saya ijin bertanya ya, Dok. Bila ada pasien, yang sedang dalam pengobatan kemoterapi untuk leukimia, mengalami...
dr. Janto Gumulia
06 September 2022
Mungkinkah mengobati Leukemia dengan virus HIV?
Oleh: dr. Janto Gumulia
4 Balasan
Selamat sore TS. Bagaimanakah pendapat TS terhadap ide pengobatan penyakit Leukemia dengan virus HIV? Pernah dengar dr. Carl June dengan risetnya yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.