Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Amyloidosis annisa-meidina 2025-12-12T10:29:24+07:00 2025-12-12T10:29:24+07:00
Amyloidosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Amyloidosis

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Prinsip utama penatalaksanaan amyloidosis adalah mengurangi suplai protein prekursor untuk membentuk fibril amyloid, disertai terapi suportif untuk mempertahankan fungsi organ dan mengelola komplikasi. Pada amyloidosis light chain (AL), terapi diarahkan untuk menekan klon plasma sel patologis melalui kombinasi agen antiplasma sel seperti bortezomib, imunomodulator, dan steroid, dengan pertimbangan transplantasi sel punca.[2,4-6,8,9]

Prinsip Umum Penatalaksanaan

Tata laksana utama amyloidosis berfokus pada pengurangan produksi protein prekursor amyloid. Pada AL, tujuannya adalah memberantas klon sel plasma yang memproduksi rantai ringan imunoglobulin.

Pada amyloidosis A (AA), tujuan utama tata laksana adalah mengendalikan penyakit inflamasi kronis yang mendasari. Untuk amyloidosis herediter, seperti amyloid transport protein transthyretin (ATTR), strategi penanganan melibatkan stabilisasi protein transthyretin atau mengurangi sintesisnya.[2,3,11]

Penatalaksanaan Amyloidosis Light Chain (AL)

Pendekatan terapi pada systemic light chain amyloidosis (SLCA) berfokus pada eradikasi klon sel plasma penghasil rantai ringan serta pemulihan fungsi organ yang terdampak. Pada pasien yang baru terdiagnosis, langkah pertama adalah menilai kelayakan untuk transplantasi sel punca autolog (autologous HCT).

Pasien dengan beban tumor rendah dapat langsung menjalani HCT, sedangkan pasien yang tidak layak akibat disfungsi organ atau beban tumor tinggi perlu menerima terapi sistemik terlebih dahulu. Evaluasi ulang kelayakan transplantasi bisa dilakukan setelah perbaikan klinis.[12]

Pilihan Regimen Terapi Sistemik

Terapi sistemik merupakan inti penatalaksanaan AL, dengan tujuan menghilangkan produksi rantai ringan misfolded secepat mungkin dan meminimalkan toksisitas. Pilihan utama saat ini adalah kombinasi daratumumab dan hyaluronidase dengan regimen CyBorD yang berisi siklofosfamid, bortezomib, dan dexamethasone.

Regimen lain yang direkomendasikan meliputi CyBorD tanpa daratumumab, yang telah terbukti menghasilkan respons hematologis tinggi dan dapat meningkatkan kelayakan HCT. Bortezomib, dengan atau tanpa dexamethasone, juga efektif sebagai terapi primer maupun pada penyakit relaps, dengan toksisitas neurologis dilaporkan lebih rendah pada jadwal pemberian mingguan.

Kombinasi bortezomib, melphalan, dan dexamethasone bisa dipilih untuk pasien yang tidak layak HCT. Terdapat data uji fase III yang menunjukkan kesintasan superior terhadap melphalan-dexamethasone saja. Kombinasi bortezomib, lenalidomide, dan dexamethasone bisa menjadi alternatif tetapi risiko toksisitas lebih tinggi.

Evaluasi respons pengobatan harus dilakukan setiap 2-3 siklus. Respons dinilai dari:

  • Respons hematologis: berdasarkan penurunan difference in free light chain (dFLC) dan normalisasi free light chain serum. Respons terbaik dicapai dengan complete response (CR) atau very good partial response (VGPR).
  • Respons organ: perbaikan fungsi organ, misalnya penurunan NT-proBNP ≥30% untuk amyloidosis kardiak dan penurunan proteinuria untuk amyloidosis ginjal.[2,3,8,9,11,12]

Pilihan Terapi pada Kasus Refrakter atau Relaps

Tidak ada uji klinis yang secara khusus menentukan terapi optimal pada kondisi relaps atau refrakter. Beberapa pedoman merekomendasikan untuk mempertimbangkan pengulangan regimen awal, terutama bila remisi sebelumnya berlangsung beberapa tahun.

Pada umumnya, regimen berbasis bortezomib tetap menjadi pilihan karena efikasinya yang dilaporkan tinggi. Bortezomib dengan atau tanpa dexamethasone menunjukkan tingkat respons hematologis tinggi, termasuk complete remission (CR), pada pasien relaps, tetapi berisiko menyebabkan neurotoksisitas.

Kombinasi CyBorD juga bisa digunakan pada kasus relaps. Meski demikian, risiko neuropati yang lebih tinggi pada pasien dengan keterlibatan neurologis perlu diwaspadai.

Pilihan terapi lain mencakup kombinasi bortezomib, melphalan, dan dexamethasone yang dilaporkan memberikan respons cepat dan meningkatkan kesintasan, namun dengan risiko toksisitas lebih tinggi. Daratumumab sebagai agen tunggal juga bisa dipertimbangkan dan telah dilaporkan menghasilkan respons hematologis tinggi.

Lenalidomide, sebagai kombinasi dengan siklofosfamid dan dexamethasone, telah dilaporkan menghasilkan tingkat respons signifikan pada pasien yang telah diterapi sebelumnya. Meski begitu, risiko infeksi, gangguan ginjal, dan gangguan jantung perlu diwaspadai.[8,12]

Penatalaksanaan Amyloidosis A (AA)

Tata laksana utama amyloidosis A adalah mengendalikan penyakit inflamasi atau infeksi kronis yang mendasari untuk menurunkan kadar serum amyloid A (SAA). Kadar SAA <4 mg/L dikaitkan dengan luaran terbaik.

Pada kasus AA yang berkaitan dengan penyakit inflamasi atau rematologis, seperti rheumatoid arthritis atau juvenile idiopathic arthritis, terapi dengan tocilizumab sering menjadi pilihan karena telah dilaporkan efektif menekan SAA dan memperbaiki fungsi ginjal. Penghambat tumor necrosis factor, seperti etanercept, infliximab, dan adalimumab merupakan alternatif.

Pada kasus AA terkait familial mediterranean fever, terapi yang direkomendasikan adalah kolkisin. Pada AA yang berkaitan dengan cryopyrin-associated periodic syndromes atau tumor necrosis factor  receptor-associated periodic syndrome, terapi dianjurkan menggunakan penghambat IL-1 seperti anakinra dan canakinumab.

AA juga bisa terjadi akibat infeksi kronis seperti tuberkulosis, atau akibat neoplasma. Pada kasus tersebut, terapi ditargetkan pada penyebab yang mendasari, misalnya dengan terapi antituberkulosis atau dengan reseksi bedah neoplasma yang terlibat.[2,3,11]

Penatalaksanaan Amyloidosis Transthyretin (ATTR)

Penatalaksanaan ATTR, baik herediter (ATTRv) maupun wild-type (ATTRwt) adalah dengan terapi penstabil TTR dan gene silencers. Contoh agen penstabil TTR (TTR Stabilizers) adalah:

  • Tafamidis: obat oral yang menstabilkan tetramer TTR, memperlambat progresi neuropati dan kardiomiopati.
  • Diflunisal: Obat antiinflamasi nonsteroid yang juga menunjukkan efek penstabil TTR.

Sementara itu, contoh agen penekan sintesis TTR (Gene Silencers) adalah:

  • Patisiran (siRNA) diberikan secara intravena setiap 3 minggu, dilaporkan efektif menurunkan produksi TTR di hati dan memperbaiki gejala neuropati serta parameter jantung.
  • Inotersen (antisense oligonucleotide): diberikan secara subkutan mingguan, juga efektif untuk neuropati.

Transplantasi hati dapat dipertimbangkan pada pasien ATTRv muda dengan penyakit dini, karena hati adalah sumber utama produksi TTR mutan. Sementara itu, transplantasi jantung bisa dipertimbangkan untuk pasien ATTR yang mengalami kardiomiopati berat dan memenuhi persyaratan untuk menjalani transplantasi jantung.[2,3,11]

Referensi

2. Wechalekar AD, Gillmore JD, Hawkins PN. Systemic amyloidosis. Lancet. 2016. 387:2641–2654. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(15)01274-X
3. Bustamante JG, Zaidi SRH. Amyloidosis. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL). 2025.
4. Writing Committee; Kittleson MM, Ruberg FL, Ambardekar AV, et al. 2023 ACC Expert Consensus Decision Pathway on Comprehensive Multidisciplinary Care for the Patient With Cardiac Amyloidosis: A Report of the American College of Cardiology Solution Set Oversight Committee. J Am Coll Cardiol. 2023 Mar 21;81(11):1076-1126. doi: 10.1016/j.jacc.2022.11.022.
5. Ihne S, Morbach C, Sommer C, et al. Review article amyloidosis—the diagnosis and treatment of an underdiagnosed disease. Dtsch Arztebl Int. 2020. 117:159–166. https://doi.org/10.3238/arztebl.2020.0159
6. Peter D Gorevic. Overview of amyloidosis - UpToDate. Up to Date. 2025. https://www.uptodate.com/contents/overview-of-amyloidosis
8. Nyirady JH. Primary Systemic Amyloidosis. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/1093258-overview
9. Sanchorawala V, Boccadoro M, Gertz M, et al. Guidelines for high dose chemotherapy and stem cell transplantation for systemic AL amyloidosis: EHA-ISA working group guidelines. Amyloid. 2022 Mar;29(1):1-7. doi: 10.1080/13506129.2021.2002841.
11. Gorevic PD, Georgin-Lavialle S. AA amyloidosis : Treatment. UpToDate. pp 1–23. 2025.
12. Kumar SK, Callander NS, Adekola K, et al. Systemic Light Chain Amyloidosis, Version 2.2023, NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. J Natl Compr Canc Netw. 2023 Jan;21(1):67-81. doi: 10.6004/jnccn.2023.0001.

Diagnosis Amyloidosis
Prognosis Amyloidosis
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya
Dibalas 48 menit yang lalu
Stop Salah Referensi! Tanya Kasus Medis dengan ALOMEDIKA AI
Oleh: dr.Eurena Maulidya
1 Balasan
ALO Dokter. Stop salah referensi dari pencarian online biasa! Untuk kasus medis, dokter membutuhkan jawaban yang cepat, akurat, dan berbasis evidence—bukan...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 22 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Desember 2025! ⛄
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Tau-tau sudah bulan Desember 2025 ⛄aja, nih! Jangan lupa untuk update pengetahuan dan keterampilan medis kita dengan baca artikel Alomedika di...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2025, 18:35
Apakah perlu memberikan jarak antara cefixime dan azitromisin pada pasien gonore?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien gonore, beberapa pasien kembali jika diberikan hanya cefixime 400mg DT , sedangkan disini blm ada inj ceftri, jika saya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.