Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Amyloidosis annisa-meidina 2025-12-12T10:02:48+07:00 2025-12-12T10:02:48+07:00
Amyloidosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Amyloidosis

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Patofisiologi amyloidosis berpusat pada proses misfolding dan agregasi protein prekursor yang biasanya larut, menjadi fibril amyloid yang tidak larut dan bersifat toksik. Protein amyloid ini lalu mengendap di ruang ekstraseluler berbagai organ. Proses ini, disebut amyloidogenesis, pada akhirnya menyebabkan disfungsi organ melalui gangguan arsitektur jaringan, stres oksidatif, inflamasi, dan apoptosis.[5,6]

Mekanisme Dasar, Misfolding, dan Agregasi Protein

Protein prekursor amyloid mengalami perubahan konformasi dari struktur alfa-heliks asli menjadi struktur beta-sheet yang tahan proteolisis. Kestabilan termodinamik protein memegang peran kunci. Kondisi seperti pH rendah, suhu tinggi, proteolisis terbatas, dan adanya ion logam dapat menggeser kesetimbangan menuju keadaan amyloidogenik.

Pada banyak kasus, protein yang tidak stabil mengalami disosiasi (misalnya, tetramer transthyretin menjadi monomer) atau pemaparan residu hidrofobik, yang kemudian memicu agregasi dan pembentukan fibril. Oligomer pre-fibril yang terbentuk selama proses ini seringkali bersifat sitotoksik dan berkontribusi terhadap kerusakan jaringan.[3,7]

Patofisiologi Amyloidosis Light-Chain (AL)

Amyloidosis tipe AL disebabkan oleh deposisi fragmen imunoglobulin light chain yang diproduksi oleh klon sel plasma ganas. Rantai ringan yang bersifat amyloidogenik ini secara intrinsik tidak stabil dan rentan mengalami misfolding.

Selain mengendap secara fisik dan mengganggu arsitektur jaringan, rantai ringan ini juga memiliki efek sitotoksik dan pro-apoptosis langsung, khususnya pada sel jantung, yang berkontribusi terhadap disfungsi organ bahkan sebelum pembentukan fibril masif.[4,5,7,8]

Patofisiologi Amyloidosis Transthyretin (ATTR)

Amyloid transport protein transthyretin (ATTR) normalnya bersirkulasi sebagai tetramer yang stabil. Pada ATTR, ketidakstabilan menyebabkan disosiasi tetramer menjadi monomer yang kemudian mengalami misfolding dan agregasi. Ketidakstabilan ini dapat disebabkan oleh:

  • Mutasi (ATTRv/herediter): Mutasi titik pada gen TTR meningkatkan ketidakstabilan termodinamik protein, sehingga mempercepat disosiasi dan agregasi. Jenis mutasi menentukan fenotipe klinis, misalnya neuropati atau kardiomiopati

  • Penuaan (ATTRwt/senil): TTR wild-type (tanpa mutasi) menjadi tidak stabil seiring usia, mengakibatkan terjadinya amyloidosis kardiak awitan lambat (late onset).
  • Deposisi amyloid ATTR seringkali dipicu oleh pemecahan proteolitik yang menghasilkan fragmen C-terminal yang sangat amyloidogenik.[5,7]

Patofisiologi Amyloidosis A (AA)

Amyloidosis A disebabkan oleh deposisi protein serum amyloid A, sebuah reaktan fase akut yang kadarnya meningkat secara kronis pada kondisi infeksi atau inflamasi. Kadar serum amyloid A yang tinggi dan persisten dalam jangka panjang melebihi kapasitas klirens tubuh, sehingga memicu proteolisis dan misfolding-nya menjadi fibril AA. Pengendalian penyakit inflamasi yang mendasari merupakan kunci untuk menghentikan progresi amyloidosis ini.[3,5]

Pembentukan Fibril dan Komponen Non-Fibrilar

Fibril amyloid matang tersusun dalam konfigurasi beta-pleated sheet antiparalel yang khas, yang memberikan sifat tidak larut dan resisten terhadap proteolisis. Pembentukan fibril in vivo tidak terjadi dalam isolasi, tetapi selalu dikaitkan dengan kodeposisi komponen non-fibrilar penting, yaitu:

  • Komponen serum amyloid P: Melindungi fibril dari degradasi.
  • Glikosaminoglikan: Memodulasi fibrillogenesis dan deposisi.
  • Apolipoprotein: Berperan dalam stabilitas deposit.[6]

Mekanisme Kerusakan Jaringan

Deposisi amyloid menyebabkan kerusakan organ melalui beberapa mekanisme:

  • Gangguan mekanik: Pengendapan massa amyloid secara fisik mengganggu arsitektur dan integritas jaringan.
  • Toksisitas seluler: Interaksi langsung antara protein amyloid (terutama oligomer) dengan reseptor permukaan sel memicu stres oksidatif, respons inflamasi, dan kaskade apoptosis.
  • Iskemik: Deposisi pada dinding pembuluh darah darah menyebabkan gangguan perfusi jaringan.[5,6]

Ciri Khas Histopatologi

Secara histologis, deposit amyloid tampak sebagai material eosinofilik amorfik pada pewarnaan hematoksilin-eosin. Diagnosis definitif ditegakkan dengan pewarnaan Congo red, yang menunjukkan birefringence hijau-apel di bawah cahaya terpolarisasi, sebuah karakteristik patognomonik yang dihasilkan dari struktur beta-sheet yang teratur.[3]

Referensi

3. Bustamante JG, Zaidi SRH. Amyloidosis. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL). 2025.
4. Writing Committee; Kittleson MM, Ruberg FL, Ambardekar AV, et al. 2023 ACC Expert Consensus Decision Pathway on Comprehensive Multidisciplinary Care for the Patient With Cardiac Amyloidosis: A Report of the American College of Cardiology Solution Set Oversight Committee. J Am Coll Cardiol. 2023 Mar 21;81(11):1076-1126. doi: 10.1016/j.jacc.2022.11.022.
5. Ihne S, Morbach C, Sommer C, et al. Review article amyloidosis—the diagnosis and treatment of an underdiagnosed disease. Dtsch Arztebl Int. 2020. 117:159–166. https://doi.org/10.3238/arztebl.2020.0159
6. Peter D Gorevic. Overview of amyloidosis - UpToDate. Up to Date. 2025. https://www.uptodate.com/contents/overview-of-amyloidosis
7. Gertz MA, Dispenzieri A. Systemic Amyloidosis Recognition, Prognosis, and Therapy: A Systematic Review. JAMA - J Am Med Assoc, 2020. 324:79–89. https://doi.org/10.1001/jama.2020.5493
8. Nyirady JH. Primary Systemic Amyloidosis. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/1093258-overview

Pendahuluan Amyloidosis
Etiologi Amyloidosis
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya
Dibalas 48 menit yang lalu
Stop Salah Referensi! Tanya Kasus Medis dengan ALOMEDIKA AI
Oleh: dr.Eurena Maulidya
1 Balasan
ALO Dokter. Stop salah referensi dari pencarian online biasa! Untuk kasus medis, dokter membutuhkan jawaban yang cepat, akurat, dan berbasis evidence—bukan...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 22 jam yang lalu
Trending! TOP 5 Artikel di Bulan Desember 2025! ⛄
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Tau-tau sudah bulan Desember 2025 ⛄aja, nih! Jangan lupa untuk update pengetahuan dan keterampilan medis kita dengan baca artikel Alomedika di...
Anonymous
Dibalas 15 Desember 2025, 18:35
Apakah perlu memberikan jarak antara cefixime dan azitromisin pada pasien gonore?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien gonore, beberapa pasien kembali jika diberikan hanya cefixime 400mg DT , sedangkan disini blm ada inj ceftri, jika saya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.