Etiologi Amyloidosis
Etiologi amyloidosis ditentukan oleh jenis protein prekursor yang mengalami misfolding dan deposisi sebagai fibril amyloid. Tiga jenis sistemik yang paling umum adalah amyloidosis rantai ringan (AL), amyloidosis A (AA), dan amyloidosis transthyretin (ATTR).[3,4,9]
Amyloidosis Light-Chain (AL)
Amyloidosis AL merupakan jenis yang diperoleh (akuisita), disebabkan oleh displasia sel plasma yang memproduksi imunoglobulin rantai ringan yang bersifat amyloidogenik. Rantai ringan yang misfolding ini kemudian terdeposisi di berbagai organ.
Kondisi ini dapat terjadi secara independen atau dalam asosiasi dengan gangguan sel plasma lain seperti monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS), multiple myeloma, Waldenström makroglobulinemia, dan beberapa jenis limfoma.[1,3,8]
Amyloidosis A (AA)
Amyloidosis A, sebelumnya dikenal sebagai amyloidosis sekunder, disebabkan oleh deposisi protein serum amyloid A (SAA). SAA adalah sebuah reaktan fase akut yang kadarnya meningkat secara kronis pada kondisi inflamasi kronis, seperti rheumatoid arthritis, inflammatory bowel disease, tuberkulosis, osteomielitis, dan lebih jarang pada neoplasma.[1,3]
Amyloidosis Transthyretin (ATTR)
Amyloidosis ATTR disebabkan oleh deposisi protein transthyretin (TTR) dan dibagi menjadi dua subtipe utama, yakni herediter dan senil atau penuaan.[1,3]
ATTR Herediter
ATTR turunan (ATTRv/herediter) disebabkan oleh mutasi gen TTR yang diturunkan secara autosomal dominan. Mutasi (misalnya Val30Met yang endemik di Portugis, Swedia, dan Jepang) mengakibatkan protein TTR menjadi tidak stabil dan mudah membentuk fibril amyloid.[1,3]
ATTR Senil
ATTR wild-type (ATTRwt/senil) terkait dengan proses penuaan, di mana protein TTR non-mutasi (wild-type) menjadi tidak stabil seiring waktu dan terdeposisi terutama di jantung. Kondisi ini mempengaruhi hingga 22-25% populasi berusia di atas 80 tahun.[1,3]
Faktor Risiko
Amyloidosis AL lebih sering terjadi pada usia paruh baya dan lanjut, dengan usia rata-rata diagnosis 65 tahun. Prognosis cenderung lebih buruk seiring dengan meningkatnya usia. Keberadaan monoclonal gammopathy of undetermined significance secara signifikan meningkatkan risiko berkembang menjadi amyloidosis AL, sehingga memerlukan pemantauan berkala. Rasio perbandingan pria dan wanita adalah 2:1.[1,3,4,8]
Faktor risiko untuk amyloidosis A adalah adanya penyakit inflamasi kronis atau infeksi persisten yang tidak terkontrol, yang menyebabkan peningkatan kadar SAA secara terus-menerus. Rata-rata usia pasien amyloidosis A adalah 10 tahun.[1,3]
Usia merupakan faktor risiko utama untuk ATTRwt, dengan insidensi yang meningkat tajam pada populasi lansia. Keberadaan mutasi gen TTR dalam keluarga merupakan faktor risiko untuk ATTRv. Mutasi tertentu, seperti ATTR V122I, lebih prevalen pada individu keturunan Afrika.[1,3]