Diagnosis Katarak
Diagnosis katarak dapat dibuat dengan mendeteksi penurunan visus yang tidak dapat diperbaiki dengan koreksi refraksi dan pemeriksaan mata didapatkan opasitas pada lensa.
Anamnesis
Penurunan tajam penglihatan adalah keluhan utama paling sering yang dikemukakan pasien katarak. Pasien juga dapat mengeluhkan penglihatan yang berawan atau berkabut. Dalam anamnesis pasien wajib ditanyakan faktor risiko yang berhubungan dengan pembentukan katarak seperti:
- Usia >65 tahun
- Diabetes melitus
- Kondisi metabolik atau herediter tertentu (seperti penyakit wilson, galaktosemia, distrofi miotonik, sindrom marfan)
- Penggunaan jangka panjang kortikosteroid
- Merokok
- Paparan jangka panjang sinar ultraviolet
- Riwayat trauma pada mata. [19]
Presentasi klasik dari katarak meliputi penurunan tajam penglihatan secara bertahap selama bertahun-tahun yang mungkin lambat terdeteksi oleh pasien.
Pasien dapat mengeluhkan pandangan terasa kabur atau silau saat terkena lampu sorot. Hal ini disebabkan oleh pecahnya cahaya yang masuk melalui pupil oleh lensa yang keruh.
Pasien dengan katarak sklerotik nukleus juga dapat melaporkan resep kacamata yang tidak sesuai. Penebalan lensa membuat kekuatan refraksi meningkat sehingga dapat menambah myopia pada pasien. [20]
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien katarak, hal pertama yang dilakukan adalah menilai tajam penglihatan menggunakan Snellen Chart. Untuk membedakan apakah penurunan tajam penglihatan disebabkan oleh katarak atau gangguan refraksi, dapat dilakukan pinhole. Jika saat digunakan pinhole tajam penglihatan membaik, maka kemungkinan penurunan visus disebabkan oleh gangguan refraksi. Pada katarak yang cukup tebal, akan didapatkan shadow test positif.
Tekanan bola mata juga harus diukur dengan tonometri, karena pada lensa katarak bagian anteroposterior lensa lebih memanjang sehingga penekanan ke arah anterior sering terjadi. Hal ini dapat meningkatkan tekanan bola mata.
Selain daripada itu, lakukan pemeriksaan menggunakan slit lamp untuk melihat struktur, ketebalan, dan lokasi kekeruhan pada lensa, serta menyingkirkan adanya diagnosis banding dengan mengeliminasi penyebab buram oleh kornea, iris atau bilik anterior.
Pada anak dan orang dewasa yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan slit-lamp, observasi dan perbandingan reflex merah menggunakan oftalmoskop direk dapat membantu menilai derajat keparahan katarak. Selain itu, pemeriksaan oftalmoskopi direk maupun indirek dapat membantu mengevaluasi integritas dari polus posterior. Kelainan pada nervus optikus dan retina dapat mempengaruhi prognosis pasien setelah ekstraksi lensa. [19]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding katarak meliputi:
Kelainan Refraksi
Dapat dibedakan dengan katarak dengan tanda tajam penglihatan meningkat menjadi normal dengan koreksi kacamata. Tes menggunakan pinhole dapat membantu membedakan penurunan visus akibat gangguan refraksi dengan gangguan lainnya.
Dry Eyes Syndrome
Dibedakan dengan katarak menggunakan setetes fluorescein dan menghitung waktu pemecahan air mata yang mengukur tingkat stabilitas dari lapisan air mata preokular dan kemungkinan xerophtalmia. Hasil dengan xerophtalmia cenderung tidak normal (<7 detik).
Glaukoma
Pada glaukoma keluhan yang timbul adalah kehilangan lapang pandang perifer, peningkatan tekanan intraokular, dan peningkatan cup and disc ratio pada oftalmoskopi.
Edema Makula
Ditandai dengan penglihatan yang blur, didapatkan edema pada funduskopi.
Ablasio Retina
Pasien merasakan adanya kilatan cahaya dan banyak floaters berukuran kecil. Pasien dapat merasa seperti ada "tirai" yang menutupi penglihatan. [19]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis katarak umumnya dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang untuk katarak hanya diperlukan pada kondisi tertentu yang berhubungan dengan penyakit sistemik yang menyertai atau kelainan okular lain.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi penyakit sistemik yang mungkin menyertai katarak, seperti diabetes.
Studi membuktikan bahwa trombositopenia meningkatkan resiko perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi dan ditangani sebelum tindakan operasi.
Oftalmoskopi Direk dan Indirek
Pemeriksaan oftalmoskopi dikerjakan untuk mengevaluasi kondisi retina untuk mengeliminasi diagnosis banding dan menentukan prognosis pasca operasi. Adanya kelainan retina yang menyertai katarak akan memperburuk prognosis terkait visus pasien.
Retinometri
Pemeriksaan menggunakan retinometer Heine dilakukan sebelum operasi katarak untuk memperkirakan atau memprediksi ketajaman penglihatan pasien pasca tindakan operatif. [21]
Biometri
Pemeriksaan biometri dilakukan untuk menentukan kekuatan Intraocular lens (IOL) yang akan digunakan. [22]