Pemilihan Lensa Tanam Operasi Katarak

Oleh :
dr. Friska Debby Anggriany, SpM, MKes

Pemilihan lensa tanam operasi katarak atau lensa intraokular masih sering menjadi dilema bagi dokter. Lensa premium seperti lensa multifokal dan lensa extended depth of focus atau EDOF diperkirakan bisa menghasilkan kualitas penglihatan jarak dekat dan menengah yang lebih baik daripada lensa monofokal. Namun, lensa multifokal dan EDOF membutuhkan biaya mahal dan lebih sering menimbulkan glare dan halo.[1-3]

Saat operasi katarak, lensa kristalin yang mengalami kekeruhan dikeluarkan dari mata pasien lalu lensa intraokular (LIO) ditanam oleh dokter. Fungsi LIO adalah untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam mata melalui pupil ke retina. LIO dapat terbuat dari silikon, akrilik hidrofobik, akrilik hidrofilik, maupun collagen/hydroxyethyl methacrylate (HEMA) copolymer-based.[1-4]

Lensa Tanam Operasi Katarak-min

Sekilas tentang Jenis-Jenis Lensa Intraokular

Lensa intraokular (LIO) dapat dibedakan menjadi lensa monofokal, lensa multifokal, lensa toric, lensa akomodatif, serta lensa extended depth of focus (EDOF). Lensa monofokal adalah LIO standar yang umumnya ditanam pada operasi katarak.[1-5]

Lensa Monofokal

Lensa monofokal hanya dapat merestorasi penglihatan pada satu jarak saja (umumnya digunakan untuk penglihatan jarak jauh). Pasien yang menggunakan lensa jenis ini memerlukan bantuan kacamata untuk penglihatan jarak dekat.[1-3]

Lensa Multifokal

Lensa multifokal dapat merestorasi penglihatan pada beberapa jarak penglihatan (dekat, menengah, maupun jauh). LIO multifokal didesain dengan tujuan membantu pasien agar terlepas dari kebutuhan kacamata.

Kebutuhan penglihatan jarak menengah saat ini meningkat seiring dengan penggunaan komputer, tablet, atau smartphone. Akan tetapi, jenis lensa ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan penyakit mata tertentu, seperti glaukoma atau degenerasi makula.[1-4]

Lensa Extended Depth of Focus

Lensa extended depth of focus (EDOF) menggunakan desain single-elongated focal point untuk memperkuat kedalaman fokusLensa ini juga tidak direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit mata tertentu seperti glaukoma dan degenerasi makula.[4,5]

Lensa Akomodatif

Lensa akomodatif bergerak mengandalkan daya akomodasi alami muskulus ciliraris, sehingga kerjanya menyerupai lensa kristalina. Tujuan penanaman LIO ini adalah untuk mengoreksi penglihatan jarak jauh dan dekat. Kekurangannya adalah respons akomodasi yang terbatas dan hasil refraksi yang sulit diprediksi.[1-4]

Lensa Toric

Lensa toric berfungsi untuk mengoreksi astigmatisme dari 1D sampai 4D, sehingga pasien diharapkan tidak lagi menggunakan kacamata astigmatisme pascaoperasi. Kekurangan dari LIO ini adalah kemungkinan terjadinya malrotasi atau kesalahan perhitungan power, sehingga menyebabkan distorsi penglihatan.[1-4]

Perbandingan Bermacam Lensa Intraokular

Uji klinis dan meta analisis telah membandingkan luaran berbagai lensa intraokular yang ada. Luaran yang dinilai umumnya adalah kualitas penglihatan, ketergantungan terhadap kacamata setelah operasi, dan efek samping.

Studi deSilva et al

Meta analisis yang dilakukan oleh deSilva, et al menganalisis 20 studi yang melibatkan 2.230 orang. Mayoritas studi membandingkan kualitas penglihatan LIO monofokal dan multifokal. Hasil menunjukkan bahwa penglihatan jarak jauh LIO multifokal ternyata tidak berbeda bermakna dengan LIO monofokal (RR 0,96; 95%CI 0,89–1,03; jumlah mata = 682; jumlah penelitian = 8).

Lensa multifokal memberikan penglihatan jarak dekat yang lebih baik daripada lensa monofokal (RR 0,20; 95% CI 0,07–0,58; jumlah mata =782; jumlah penelitian= 8). Ketergantungan pemakaian kacamata pada pasien LIO multifokal lebih rendah daripada monofokal (RR 0,63; 95% CI 0,55–0,73; jumlah mata = 1000; jumlah penelitian = 10).

Akan tetapi, efek samping lebih banyak dilaporkan pada LIO multifokal daripada LIO monofokal, yaitu glare dan halo. Angka RR untuk glare adalah 1,41 (95% CI 1,03–1,93; (jumlah mata = 544; jumlah penelitian = 7), sedangkan RR untuk halo adalah 3,58 (95% CI 1,99–6,46; jumlah mata = 662; jumlah penelitian = 7).[6]

Studi Liu et al

Liu, et al melakukan meta analisis terhadap 9 penelitian dengan total 1.336 mata, yang membandingkan kualitas penglihatan LIO monofokal, multifokal, serta EDOF. Hasil menunjukkan bahwa jika dibandingkan LIO monofokal, LIO EDOF menghasilkan ketajaman penglihatan jarak menengah dan jarak dekat yang lebih baik, serta bisa menghasilkan ketergantungan kacamata lebih rendah. Namun, EDOF menghasilkan sensitivitas kontras yang lebih buruk dan silau (glare) yang lebih sering.

Dibandingkan dengan LIO multifokal, LIO EDOF menghasilkan tajam penglihatan dekat yang lebih buruk tetapi memiliki sensitivitas kontras yang lebih baik karena cahaya yang didistribusikan lebih homogen dan tidak menyebar pada kondisi redup. Tidak ada perbedaan signifikan spectacles indepence dan jumlah efek samping halo antara LIO EDOF dan LIO multifokal yang dilaporkan.[7]

Studi Pedrotti et al

Pedrotti, et al melakukan penelitian prospektif pada 185 pasien katarak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 pasien menerima LIO monofokal, 55 pasien menerima LIO EDOF, 50 pasien menerima LIO multifokal +2,5D, dan 50 pasien menerima LIO multifokal +3D.[8]

Hasil menunjukkan bahwa pada 6 bulan pascaoperasi, penglihatan jarak jauh tanpa koreksi kelompok LIO EDOF lebih baik secara signifikan daripada LIO monofokal dan multifokal (p=0,002). Ketajaman penglihatan jarak dekat paling baik dialami kelompok LIO multifokal +3D (p<0,001), sedangkan ketajaman penglihatan jarak menengah paling baik dialami kelompok LIO multifokal +2,5D (p<0,001).[8]

Ketergantungan terhadap kacamata dilaporkan paling rendah pada kelompok LIO multifokal +2,5D dan LIO EDOF (p<0,001). Sensitivitas kontras kelompok LIO monofokal dan LIO EDOF lebih baik dibandingkan dengan kelompok LIO multifokal +2,5 D dan LIO multifokal +3D (p<0,001).[8]

Kesimpulan

Menurut hasil berbagai studi, LIO multifokal disarankan pada pasien yang lebih banyak melakukan kegiatan jarak jauh dan dekat, serta pada pasien yang berekspektasi tinggi tidak memakai kacamata jarak dekat pascaoperasi. Sementara itu, LIO EDOF bisa disarankan untuk pasien yang banyak melakukan kegiatan jarak jauh dan menengah. 

LIO monofokal masih menjadi pilihan standar untuk pasien yang banyak beraktivitas berkendara di malam hari karena sedikit menimbulkan keluhan efek samping silau (halo atau glare). LIO monofokal juga cocok untuk pasien yang tidak keberatan memakai kacamata jarak dekat atau menginginkan biaya lebih ekonomis.[6-8]

Tidak ada satu jenis lensa intraokular yang dapat menjawab kebutuhan semua pasien secara universal. Dokter perlu mempertimbangkan kondisi individual tiap pasien dan melakukan komunikasi yang baik dengan pasien mengenai kebutuhan personal dan ekspektasi pascaoperasi katarak.[9]

Referensi