Efikasi Suplemen Lutein pada Penyakit Mata Degeneratif

Oleh :
dr. Friska Debby Anggriany, SpM, MKes

Lutein banyak dijajakan sebagai suplemen yang efektif untuk mencegah atau memperbaiki berbagai penyakit mata, termasuk age-related macular degeneration (AMD), retinopati diabetik, dan katarak. Lutein tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan seperti sayuran berdaun hijau, buah-buahan, dan kuning telur. Oleh karenanya, peneliti mengeksplorasi apakah suplementasi lutein dapat mencegah AMD pada orang sehat atau memperbaiki kondisi pasien dengan AMD.[1]

Lutein dan Kesehatan Mata

Lutein bersama zeaxanthin dan meso-zeaxanthin merupakan carotenoid yang terdapat di retina, yang dikenal dengan istilah ocular carotenoid. Ocular carotenoid berfungsi untuk membentuk pigmen retina yang disebut sebagai macular xanthophyll. Makula lutea atau bintik kuning merupakan daerah yang paling banyak mengandung macular xanthophyll. Lutein dan zeaxanthin juga ditemukan pada lensa mata manusia.

Lutein

Lutein menunjukkan aksi antioksidan dengan melindungi retina dari radikal bebas. Lutein mencegah kaskade sitokin proinflamasi dan transkripsi nuclear factor-kB (Nf-kB), mereduksi produksi reactive oxygen species (ROS), serta menurunkan ekspresi inducible nitric oxide synthase (iNOS). Lutein juga melindungi retina dari kerusakan cahaya karena dapat menyerap cahaya dari panjang gelombang 400-500 nm.

Selain itu, lutein juga dapat memfiltrasi blue light dan melindungi kerusakan fototoksik pada sel fotoreseptor retina. Lutein juga berperan dalam meningkatkan kadar macular pigment optical density (MPOD), tajam penglihatan, dan sensitivitas kontras mata. Hal inilah yang kemudian dikaitkan dengan manfaat lutein pada age-related macular degeneration (AMD), retinopati diabetik, katarak, dan myopia, dimana berbagai penyakit mata tersebut timbul dipengaruhi oleh stres oksidatif, apoptosis, disfungsi mitokondria, dan inflamasi.[1-4]

Bukti Ilmiah Efikasi Lutein pada Penyakit Mata Degeneratif

Berbagai studi mengindikasikan manfaat suplementasi lutein pada penyakit mata degeneratif. Ini mencakup penggunaan lutein pada age-related macular degeneration (AMD), katarak, dan retinopati diabetik.[2]

Lutein dan Age-related Macular Degeneration

Dalam tinjauan Cochrane (2017) yang mengevaluasi manfaat berbagai suplemen antioksidan untuk AMD, dilakukan analisis terhadap 6 studi yang membandingkan lutein dengan plasebo. Durasi pemberian suplementasi bervariasi dalam rentang 6 bulan hingga 5 tahun. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi lutein mungkin mengalami sedikit penurunan progresi ke AMD lanjut, AMD neovaskular, maupun geographic atrophy. Selain itu, risiko progresi ketajaman penglihatan dan kualitas hidup ditemukan serupa antara lutein dengan kontrol.[5]

Dalam meta analisis lain (2019), efek lutein dievaluasi terhadap MPOD pasien AMD. Meta analisis ini mengevaluasi hasil dari 9 uji klinis dengan total sampel 920 mata. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi lutein 10-20 mg/hari berkaitan dengan peningkatan MPOD, ketajaman penglihatan, dan sensitivitas kontras. Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa peningkatan MPOD ini semakin cepat dan banyak dengan dosis lebih tinggi dan durasi terapi lebih lama.[1]

Lutein dan Katarak

Beberapa studi observasional menunjukkan korelasi signifikan antara kadar plasma lutein yang tinggi dengan risiko rendah mengalami katarak. Dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 30.000 partisipan, penurunan risiko katarak ditemukan seiring dengan peningkatan asupan lutein. Studi lain juga menunjukkan bahwa suplementasi lutein 15 mg/hari selama 2 tahun efektif dalam memperbaiki fungsi penglihatan pada pasien dengan katarak nuklear.

Meski begitu, ada pula beberapa studi yang menunjukkan bahwa suplementasi lutein kurang bermanfaat dalam pengobatan kararak. Uji klinis Age-Related Eye Disease Study 2 (AREDS2) menunjukkan bahwa suplementasi lutein tidak efektif dalam mencegah penurunan penglihatan ataupun progresi katarak.[2]

Lutein dan Retinopati Diabetik

Studi berupa uji klinis acak terkontrol (2017) mengevaluasi efikasi suplementasi lutein 10 mg/hari pada 31 pasien dengan retinopati diabetik nonproliferatif. Hasil dari uji klinis skala kecil ini mengindikasikan bahwa lutein efektif dalam memperbaiki tajam penglihatan, sensitivitas kontras, dan glare sensitivity pada pasien dengan retinopati diabetik nonproliferatif.[6]

Aspek Keamanan Lutein

Data dari studi yang tersedia mengindikasikan bahwa suplementasi lutein aman dan memiliki tolerabilitas yang baik. Tidak ada toksisitas yang dilaporkan selama suplementasi lutein, baik untuk penggunaan jangka pendek ataupun yang lebih panjang. Selain itu, studi yang dilakukan pada hewan maupun secara in-vitro tidak menunjukkan adanya efek mutagenik atau teratogenik dari lutein.[2,7]

Kesimpulan

Lutein merupakan suatu carotenoid yang berperan penting bagi fungsi penglihatan. Lutein tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga peneliti berusaha mengeksplorasi apakah suplementasi lutein akan bermanfaat bagi kesehatan mata.

Bukti ilmiah yang tersedia belum cukup untuk menyatakan dengan yakin bahwa suplementasi lutein bermanfaat bagi pasien dengan penyakit mata degeneratif seperti age-related macular degeneration (AMD), retinopati diabetik, dan katarak. Meski demikian, lutein nampaknya relatif aman digunakan dan memiliki tolerabilitas yang baik. Oleh sebab itu, suplementasi lutein mungkin dapat bermanfaat bagi pasien yang mengalami defisiensi. Uji klinis acak terkontrol skala besar lebih baru masih diperlukan sebelum dapat ditarik kesimpulan yang pasti.

Referensi