Diagnosis Glaukoma
Diagnosis glaukoma ditegakkan berdasarkan anamnesis, faktor risiko yang mendukung, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Keluhan utama pasien glaukoma berbeda tergantung jenis glaukomanya.
Glaukoma Sudut Terbuka
Pada glaukoma sudut terbuka, keluhan utama akan lebih pada masalah lapangan pandang dan tajam penglihatan:
- Pasien cenderung mengeluhkan sering tidak melihat barang sehingga mudah tersandung, saat membaca terdapat beberapa kata yang hilang, dan tajam penglihatan yang tidak membaik setelah dikoreksi
- Keluhan lain yang dapat terjadi antara lain: sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan lokasinya dan nyeri diperparah sesaat terjadi perubahan tekanan udara di sekitar pasien
Glaukoma Sudut Tertutup
Berbeda dengan glaukoma sudut terbuka, keluhan pasien dengan glaukoma sudut tertutup akan timbul saat kondisi akut. Keluhan jarang timbul pada kondisi tenang karena cenderung asimtomatik.
- Keluhan utama biasanya nyeri kepala di daerah mata yang sangat mengganggu, biasa diserati mual dan muntah
- Mata merah dan berair
- Pandangan menjadi kabur dan tidak jelas oleh karena edema kornea.
Glaukoma Normotensi
Pada kasus normal tension glaucoma (NTG) keluhan juga tampak secara khas.
- Keluhan utama biasanya nyeri kepala yang semakin lama-semakin meningkat. Terkadang sakit kepala susah dibedakan dengan migrain
- Pada kondisi kronik, akan berujung pada penyempitan lapangan pandang.
Selain faktor risiko seperti konsumsi sistemik kortikosteroid, merokok, kondisi BMI pasien; penyebab utama perlu diketahui untuk menentukan terapi yang tepat. Seperti glaukoma sekunder, glaukoma ini disebabkan oleh penyakit mata lain yang menyebabkan peningkatan tekanan mata, sehingga riwayat penyakit mata dan refraksi mata perlu ditanyakan.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting pada penegakan diagnosis glaukoma:
Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan visus dapat dilakukan menggunakan bagan Snellen. Pada glaukoma sudut tertutup kondisi akut, edema kornea dapat terjadi sehingga tajam penglihatan tidak membaik walaupun sudah menggunakan pinhole.
Tonometri
Tonometri dapat dilakukan, baik menggunakan tonometri digital (mengandalkan jari tangan), tonometri aplanasi, tonometri Schiotz, maupun tonometri nonkontak. Sebaiknya tonometry dilakukan lebih dari 1 kali oleh pemeriksa yang berbeda untuk hasil yang lebih akurat. Pemeriksaan dapat dilakukan dalam waktu yang bervariasi. Glaukoma dahulu ditegakkan berdasar tekanan yang meningkat lebih dari 21 mmHG, namun sekarang jika terdapat peningkatan tekanan mata yang progresif dari normal (15 mmHg) atau peningkatan lebih dari 10% atau peningkatan 1-2 mmHg disertai dengan gejala kerusakan saraf optik dan penyempitan lapangan pandang diagnosis glaukoma sudah dapat ditegakan.
Pemeriksaan tekananan mata dengan onset yang berbeda juga dapat mengevaluasi adanya glaukoma normotensi, dilakukan di pagi sesaat bangun tidur. Aqueous Humor diproduksi dengan mengikuti ritme sirkadian sehingga tekanan intraokular akan meningkat pada malam hari hingga sesaat bangun tidur. Pada kondisi mata normal, variasi diurnal ini sekitar 3-4 mmHg, namun pada glaukoma variasi akan mencapai lebih dari 10 mmHg.
Gonioskopi
Menggunakan lensa gonios untuk melihat kedalaman chamber oculi anterior. Pengukuran derajat glaukoma menggunakan sistem Scheie:
Derajat | Gambaran Gonioskopi | Interpretasi |
Lebar | Lebar | Semua struktur dapat terlihat dengan jelas |
I | Sedikit menyempit | Badan siliar tampak, tapi tampak sebagian iris yang tersembunyi |
II | Apeks tidak tampak | Badan silier tidak tampak |
III | Setengah bagian posterior atau trabekuler meshwork tidak tampak | Badan siliari, skleral spur, dan setengah posterior trabekuler meshwork tidak tampak |
IV | Tidak ada struktur yang tampak pada sudut gonioskopi | Badan siliari, skleral spur, dan trabekuler meshwork tidak tampak |

Gambar 4. Hasil Gonioskopi pada mata kondisi normal. (1) garis Schwalbe's. (2) Pigmented trabecular meshwork. (3) Scleral Spur. (4) Badan siliari
Slit Lamp
Pemeriksaan slit lamp dapat dilakukan untuk melihat kedalaman sudut dan menentukan derajat glaukoma menggunakan penilaian Van Herick:
Derajat | Rasio ketebalan kornea dengan chamber anterior bagian periferal | Risiko Glaukoma Sudut Tertutup (Estimasi Sudut dalam Derajat) |
4 | 1:1 atau lebih tinggi | Very unlikely (35-40) |
3 | 1 : ½ | Unlikely atau (20-35) |
2 | 1 : ¼ | Possible atau 20 |
1 | 1 : kurang dari ¼ | Likely atau 10 |
0 | Tidak ada chamber anterior yang tampak pada slit lamp | Tertutup atau 0 |
Mata kanan menunjukan pemeriksaan slit-lamp yang normal. Mata kiri menunjukan hasil glaukoma dengan chamber yang dangkal.
Kampimetri
Pemeriksaan lapang pandang dapat dilakukan secara manual, namun juga dapat menggunakan alat kampimetri Goldmann. Kampimetri dapat mendeteksi kelainan lapang pandang secara lebih mendetail.

Gambar: Gambaran tipe penyempitan lapangan pandang yang dapat terjadi pada glaukoma pada mata sebelah kiri.
Funduskopi

Pemeriksaan funduskopi terkadang membutuhkan obat dilator pupil, namun pada glaukoma merupakan kontraindikasi karena dapat berpotensi menutup sudut sehingga dapat meninggikan tekanan intra okuler. Pada pemeriksaan funduskopi perhatikan gambaran posterior mata, antara lain:
- Perhatikan serabut saraf di sekitar pusat saraf optikus
- Pusat saraf, disebut juga disk, adalah serabut saraf terbanyak di bagian posterior mata. Di bagian tengah dari disk yang berwarna lebih gelap, disebut juga cup. Rasio cup/disk harus menunjukkan gambaran normal yaitu kurang dari 0.4. Rasio yang besar (lebih dari 0.4) menunjukan adanya tekanan pada posterior mata sehingga disk tampak membesar
- Apakah ada tanda-tanda penyempitan rim (jarak antara disk dengan cup) pada daerah superior, inferior, temporal atau nasal
-
Tanda perdarahan seperti spinter-like treaks menjadi tanda-tanda glaukoma aktif
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding glaukoma antara lain:
- Jenis glaukoma lainnya
- Tumor intraokuler
- Infeksi pada mata, misalnya iritis dan uveitis
- Trauma pada mata, misalnya laserasi kornea atau ulkus kornea
- Carotid-cavernous Fistula (CCF)
- Sindroma Struge-Weber
- Fakoanafilaksis
- Sindroma iskemik ocular
- Sinekia Anterior-periferal
- Krisis Galucomatocyclitic
- Sindroma pseudoexfoliasi[15]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang umumnya tidak bermanfaat untuk glaukoma. Foto fundus dapat bermanfaat untuk memantau progresivitas glaukoma pada pasien.
Anterior segment optical coherence tomography dan ultrasound biomicroscopy juga dapat bermanfaat untuk visualisasi sudut glaukoma. Walau demikian, kedua modalitas pemeriksaan ini tidak praktis dan dapat digantikan dengan penilaian klinis dan penggunaan gonioskopi.
NVS/IHDO/OTHR/122021/125