Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Plasenta Akreta annisa-meidina 2024-08-02T15:13:22+07:00 2024-08-02T15:13:22+07:00
Plasenta Akreta
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Plasenta Akreta

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Diagnosis plasenta akreta dilakukan menggunakan ultrasonografi transabdominal atau transvaginal dengan evaluasi Doppler warna. Metode ini dapat mengidentifikasi invasi plasenta yang abnormal, dengan tanda-tanda spesifik seperti hilangnya zona hipoekoik antara plasenta dan miometrium, munculnya lakuna plasenta, dan peningkatan vaskularisasi pada area interface uteroplasenta.[1,13]

Anamnesis

Pada anamnesis di awal kunjungan obstetrik, mengidentifikasi faktor risiko plasenta akreta sangatlah penting. Tanyakan kepada pasien terkait paritas dan riwayat operasi uterus sebelumnya. Walaupun jarang, beberapa pasien plasenta perkreta dapat mengalami gejala urinaria dan gastrointestinal apabila plasenta perkreta melibatkan organ tersebut.[1]

Tanyakan riwayat operasi caesar, tindakan kuretase operatif, operasi histeroskopi, infeksi pada rahim, dan riwayat lain yang berpotensi menimbulkan jaringan parut pada uterus. Tanyakan jumlah operasi rahim yang pernah pasien alami karena hal tersebut akan berkaitan dengan risiko plasenta akreta. Pada anamnesis, tanyakan juga apakah pasien menjalani in vitro fertilization (IVF).[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kasus plasenta akreta sama seperti pemeriksaan kehamilan biasanya. Pada pemeriksaan fisik, lihat apakah ada faktor-faktor komplikasi kehamilan lainnya seperti hipertensi dalam kehamilan, plasenta previa, dan apakah terdapat bekas luka pada perut untuk mengonfirmasi riwayat operasi.[1]

Temuan Saat Persalinan

Temuan pemeriksaan fisik pada plasenta akreta seringkali minimal atau tidak spesifik hingga saat persalinan. Pada pemeriksaan antenatal rutin, plasenta akreta jarang menunjukkan tanda-tanda fisik yang jelas. Namun, saat persalinan, plasenta akreta dapat dicurigai jika terjadi kesulitan dalam melepaskan plasenta setelah kelahiran, yang disertai dengan perdarahan postpartum yang signifikan dan tidak terkendali.

Uterus mungkin terasa lebih lembut dan atonik dibandingkan biasanya, dan plasenta mungkin tidak terlepas meskipun diberikan oksitosin. Pada kasus yang lebih parah, tanda-tanda syok hipovolemik akibat perdarahan masif bisa muncul, yang memerlukan intervensi medis segera.[1,3]

Diagnosis Banding

Plasenta akreta dapat didiagnosis banding dengan plasenta previa dan solusio plasenta.[1]

Plasenta Previa

Plasenta previa ditandai dengan plasenta yang menutupi atau mendekati os serviks internal, menyebabkan perdarahan antepartum tanpa rasa sakit. Diagnosis dibuat melalui ultrasonografi, di mana plasenta terlihat berada di bagian bawah uterus, menutupi os serviks internal. Untuk membedakan plasenta previa dari plasenta akreta, tidak ada tanda-tanda invasi plasenta ke miometrium.[1]

Abrupsio Plasenta

Abrupsio plasenta ditandai dengan pemisahan prematur plasenta dari dinding uterus, menyebabkan perdarahan, nyeri abdomen, dan kontraksi uterus yang berkelanjutan. Diagnosis klinis didukung oleh ultrasonografi, yang menunjukkan hematoma retroplasenta atau pemisahan plasenta sebagian. Pada abrupsio plasenta, plasenta tidak menunjukkan invasi ke miometrium seperti pada plasenta akreta.[17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada plasenta akreta yaitu ultrasonografi (USG) dan MRI. Diagnosis spektrum plasenta akreta yang akurat di masa antenatal dapat meningkatkan luaran maternal, dapat memprediksi risiko dan mempersiapkan kehamilan di fasilitas kesehatan tersier dengan tim multidisiplin yang berpengalaman.[1,3,11,14]

USG Kehamilan

Diagnosis antenatal memiliki keakuratan hingga 95% terutama pada fasilitas kesehatan yang berpengalaman. Pemeriksaan dengan menggunakan USG direkomendasikan untuk menegakkan diagnosa spektrum plasenta akreta sejak masa antenatal. USG merupakan lini pertama pencitraan untuk skrining dan diagnosis spektrum plasenta akreta.[3,11]

Kelemahan dari USG adalah kurangnya tanda yang khas atau kombinasi tanda yang khas untuk mendefinisikan derajat invasi pada spektrum plasenta akreta. Selain itu USG pada dasarnya bergantung pada keterampilan operator. Saat ini terdapat panduan dari FIGO pada tahun 2019 untuk pedoman skrining dan diagnosis prenatal untuk spektrum plasenta akreta.

Temuan pada USG 2D grayscale yaitu: hilangnya ‘clear zone’, lakuna plasenta abnormal, ada atau tidaknya interupsi dinding kandung kemih, penipisan miometrium, tonjolan plasenta, dan ditemukan massa fokal eksofitik. Pada USG 2D Doppler ditemukan: hipervaskularisasi uterovesikal, hipervaskularisasi subplasental, bridging vessel, dan ditemukan adanya feeder vessels pada lakuna plasenta. Pada USG 3D Doppler, ditemukan adanya hipervaskularisasi intraplasental, tonjolan plasenta, massa fokal eksofitik, dan bridging vessels.[3]

MRI

Pemeriksaan penunjang dengan menggunakan MRI memiliki spesifitas dan sensitivitas yang tinggi. Belakang ini, pemeriksaan MRI juga digunakan dalam diagnosa spektrum plasenta akreta. Walaupun demikian, pemeriksaan dengan MRI belum menunjukkan superioritas bila dibandingkan dengan USG dalam hal mendiagnosis spektrum plasenta akreta.

MRI direkomendasikan untuk digunakan sebagai lini kedua pencitraan untuk mendiagnosis spektrum plasenta akreta dan untuk melihat kedalaman invasi serta luas invasi miometrium, terutama pada plasentasi posterior dan pada wanita dengan kecurigaan invasi parametrial. Kekurangan lain dari MRI adalah tingginya biaya dan belum adanya basis bukti literatur yang konsisten.[3]

Diagnosis Intrapartum

Dalam semua kasus yang diduga plasenta akreta, konfirmasi akhir diagnosis harus dilakukan pada intrapartum pada operasi caesar sebelum sayatan bedah pada uterus dilakukan. Terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan seperti yang dijelaskan di bawah ini.[1,3]

Langkah Pertama

Langkah pertama, periksa secara menyeluruh permukaan luar rahim dan pelvis untuk mencari tanda nyata invasi plasenta termasuk:

  • Permukaan rahim yang tidak normal di atas dasar plasenta seperti keunguan atau kebiruan dengan distensi yang jelas seperti tonjolan plasenta
  • Invasi jaringan plasenta yang jelas melalui permukaan rahim, dengan atau tanpa adanya invasi serosa.

Jika aspek-aspek ini ditemukan maka diagnosis spektrum plasenta akreta telah terkonfirmasi.[3]

Langkah Kedua

Langkah kedua, jika tidak ada bukti klinis dari bentuk spektrum plasenta akreta yang paling invasif, dengan tidak adanya jaringan plasenta yang terlihat menginvasi melalui lapisan serosa rahim, sayatan rahim harus dibuat dengan membiarkan plasenta tidak terganggu. Tarikan tali pusat yang lembut dapat dicoba terlebih dahulu.

Pada langkah kedua jika tarikan pada tali pusat menyebabkan dinding rahim tertarik ke arah tarikan tanpa adanya pemisahan plasenta, atau terdapat tanda seperti lesung pipit, dan adanya kontraksi rahim yang jelas terpisah dari dasar plasenta, maka diagnosis spektrum plasenta akreta dapat dikonfirmasi.[3]

Langkah Ketiga

Langkah ketiga, bila spektrum plasenta akreta belum terdiagnosis melalui langkah pertama dan kedua, maka eksplorasi digital yang lembut dapat dicoba terlebih dahulu untuk menilai adanya bidang belahan antara rahim dan plasenta.[3]

Derajat Invasi Plasenta Akreta

Terdapat sistem penilaian secara klinis dan histologis untuk mengkategorikan perlekatan atau invasi dari plasenta. Sistem grading ini dibuat oleh FIGO.[3,11,14]

Tabel 1. Derajat Invasi Plasenta Akreta

Grade Definisi
Kriteria Klinis Kriteria Histologis
1 Pada persalinan pervaginam: Pada pemeriksaan mikroskopis dari sampel dasar plasenta saat histerektomi, spesimen menunjukkan perluasan area dari tidak adanya desidua antara jaringan vilous dan miometrium dengan vili plasenta tertanam secara langsung pada miometrium superfisial. Diagnosis tidak bisa dibuat hanya berdasarkan jaringan plasenta yang dilahirkan atau biopsi acak dari dasar plasenta.
Perlekatan plasenta abnormal (akreta) Tidak ada pemisahan dengan oksitosin sintetis dan penegangan tali pusat terkendali
Saat percobaan manual plasenta terdapat perdarahan berat dari lokasi implantasi plasenta sehingga memerlukan prosedur mekanis atau pembedahan.
Pada laparotomi:
Kriteria sama dengan di atas
Secara makroskopis uterus tidak memperlihatkan distensi yang jelas atau tonjolan plasenta, tidak ada jaringan plasenta terlihat pada permukaan uterus, tidak ada atau minimal neovaskularitas

2

 

Pada laparotomi:

 

Pada spesimen reseksi miometrium area inkreta atau histerektomi terlihat vili plasenta pada serabut muskular dan sesekali pada lumen dari jaringan vaskuler uterus yang lebih dalam (arteri radial atau arkuata uterus)
Invasi abnormal plasenta (inkreta) Terdapat temuan makroksopis abnormal dari dasar plasenta: kebiruan atau keunguan, distensi, hipervaskularitas dengan jumlah signifikan
Tidak terdapat jaringan plasenta yang menginvasi lapisan serosa uterus
Traksi tali pusat terlihat seperti uterus tertarik ke dalam tanpa adanya separasi plasenta (tanda lesung pipit)

3

 

3a

 

Pada laparotomi:
Invasi abnormal plasenta (perkreta) Terbatas pada jaringan serosa uterus Terdapat temuan makroskopis abnormal pada permukaan serosa uterus dan lebih atas lagi, serta jaringan plasenta terlihat menginvasi melalui permukaan uterus. Tidak terdapat invasi ke organ lain termasuk dinding posterior kandung kemih. Spesimen histerektomi memperlihatkan jaringan vilous di dalam atau menembus jaringan serosa uterus.
3b Pada laparotomi: Spesimen histerektomi memperlihatkan jaringan vilous menembus lapisan serosa uterus dan menginvasi dinding jaringan kandung kemih atau urothelium
Dengan invasi pada kandung kemih vili plasenta terlihat menembus kandung kemih namun tidak ditemukan pada organ lain
3c Pada laparotomi Spesimen histerektomi menunjukkan jaringan vilous menembus lapisan serosa uterus dan menginvasi organ atau jaringan pada pelvis, dengan atau tanpa invasi ke kandung kemih
Dengan invasi terhadap jaringan atau organ lain pada pelvis Vili plasenta terlihat menembus ke dalam ligamen, dinding vagina, dinding pelvis, atau organ pelvis lainnya, dengan atau tanpa invasi ke kandung kemih

Sumber: dr. Utari Nur Alifah Suharto, Alomedika, 2024.[3,11,14]

Referensi

1. Shepherd AM, Mahdy H. Placenta Accreta.. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563288/
3. Morlando M, Collins S. Placenta accreta spectrum disorders: challenges, risks, and management strategies. International Journal of Women's Health. 2020 Nov 10:1033-45.
11. Stănculescu RV, Brătilă E, Socolov DG, Russu MC, Bauşic V, Chirculescu R, Coroleucă CA, Pristavu AI, Dragomir RE, Papuc P, Tanca A. Update on placenta accreta spectrum disorders by considering epidemiological factors, ultrasound diagnosis and pathological exam–literature review and authors’ experience. Romanian Journal of Morphology and Embryology. 2022 Apr;63(2):293.
13. Fonseca A, de Campos DA. Maternal morbidity and mortality due to placenta accreta spectrum disorders. Best practice & research Clinical obstetrics & gynaecology. 2021 Apr 1;72:84-91.
14. Jauniaux E, Kingdom JC, Silver RM. A comparison of recent guidelines in the diagnosis and management of placenta accreta spectrum disorders. Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology. 2021 Apr 1;72:102-16.
17. Schmidt P, Skelly CL, Raines DA. Placental Abruption. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan–.

Epidemiologi Plasenta Akreta
Penatalaksanaan Plasenta Akreta

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Asam Traneksamat Untuk Perdarahan Post Partum
    Efektivitas dan Keamanan Asam Traneksamat Untuk Perdarahan Post Partum
  • Oxytocin Intravena Lebih Baik dibandingkan Oxytocin Intramuskular dalam Profilaksis Perdarahan Post Partum
    Oxytocin Intravena Lebih Baik dibandingkan Oxytocin Intramuskular dalam Profilaksis Perdarahan Post Partum
  • Oxytocin Intravena Vs Intramuskular sebagai Profilaksis Perdarahan Postpartum
    Oxytocin Intravena Vs Intramuskular sebagai Profilaksis Perdarahan Postpartum
  • Misoprostol Sublingual Preoperatif VS Post Operatif untuk Pencegahan Perdarahan Postpartum Sectio Caesarea – Telaah Jurnal Alomedika
    Misoprostol Sublingual Preoperatif VS Post Operatif untuk Pencegahan Perdarahan Postpartum Sectio Caesarea – Telaah Jurnal Alomedika
  • Skar Sectio Caesarea Berisiko Tinggi Menyebabkan Plasenta Akreta
    Skar Sectio Caesarea Berisiko Tinggi Menyebabkan Plasenta Akreta

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 20 Juli 2024, 15:51
Plasenta Previa Totalis - Accreta 36 Minggu
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/vGIswl6N2sgPosisi plasenta menutupi total seluruh cervix, dan berisiko accrera dimana plasenta tumbuh terlalu dalam menembus miometrium....
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2024, 18:45
Perdarahan postpartum karena SC
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, sya punya pasien di PKM, pasien mengalami perdarahan hingga anemi dok. Riwayat sebulan lalu post SC. Setelahnya dirujuk ke RS untuk ditranfusi. 2...
Anonymous
Dibalas 22 November 2023, 15:36
Kapan harus merujuk pasien post HPP dengan Hb rendah?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin berdiskusi..Bila hemoragic post partum sudah teratasi, keluhan pasien tidak ada, pusing (-), lemas (-), pengeluaran darah sudah normal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.