Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini general_alomedika 2019-03-11T16:22:59+07:00 2019-03-11T16:22:59+07:00
Ketuban Pecah Dini
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membrane (PROM) berbeda tergantung dari usia gestasi. Pada pasien yang aterm, induksi persalinan segera lebih direkomendasikan karena dapat mengurangi risiko korioamnionitis. Pada pasien yang belum aterm, penatalaksanaan bergantung pada klinis masing-masing pasien. [2]

Usia Kehamilan Aterm

Pada prinsipnya, untuk pasien dengan usia kehamilan ≥ 37 minggu, penatalaksanaan ketuban pecah dini (KPD) difokuskan pada induksi persalinan dengan oxytocin. Manajemen aktif berkaitan dengan penurunan risiko infeksi maternal, penurunan kebutuhan rawat intensif neonatus, dan antibiotik postnatal. [2,14]

Indikasi Manajemen Expectant

Pada pasien tertentu, induksi persalinan dengan manajemen aktif secara langsung bisa saja tidak memungkinkan. Kriteria dilakukannya expectant management adalah :

  • KPD aterm dengan presentasi sefalik menetap
  • Group B Streptococcus negatif

  • Tidak ada tanda infeksi
  • Cardiotocography normal
  • Tidak ada riwayat pemeriksaan bimanual dan sutura servikal
  • Pemantauan suhu maternal, hilangnya cairan ketuban, dan status janin setiap 4 jam memungkinkan. [2]

Antibiotik

Studi yang ada tidak mendukung penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien KPD yang aterm. [15,16] Penggunaan antibiotik profilaksis boleh dilakukan pada pasien dengan infeksi Group B Streptococcus. Antibiotik yang dipilih adalah Penicillin G 5 juta unit secara intravena sebagai dosis inisial, dilanjutkan 2,5-3 juta unit setiap 4 jam hingga persalinan.

Jika pasien alergi penicillin dapat diberikan clindamycin 900 mg intravena setiap 8 jam hingga persalinan. [2,17]

Usia Kehamilan Preterm

Ketuban pecah dini yang terjadi pada usia gestasi < 37 minggu disebut sebagai ketuban pecah dini preterm atau preterm premature rupture of membrane (PPROM). Tatalaksana bergantung pada usia kehamilan.

Kehamilan 34-36 Minggu

Bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa induksi persalinan lebih menguntungkan dibandingkan expectant management pada pasien PPROM dengan usia kehamilan 34-36 minggu.

Sebelum melakukan persalinan, berikan terlebih dulu antibiotik menggunakan kombinasi ampicillin 2 gram + erithromycin 250 mg intravena setiap 6 jam selama 48 jam. Diikuti dengan amoxicillin 250 mg + erithromycin 333 mg setiap 8 jam selama 5 hari. [4]

Kehamilan 32-33 Minggu

Pada pasien dengan usia kehamilan 32-33 minggu, tatalaksana yang direkomendasikan adalah expectant management kecuali jika maturitas paru janin dapat dipastikan.

Pada pasien dapat diberikan kortikosteroid seperti betamethasone 12 mg setiap 24 jam selama 2 hari, atau dexamethasone 6 mg setiap 12 jam selama 2 hari untuk membantu kematangan paru fetus.

Antibiotik kombinasi ampicillin 2 gram + erithromycin 250 mg intravena setiap 6 jam selama 48 jam, diikuti dengan amoxicillin 250 mg + erithromycin 333 mg setiap 8 jam selama 5 hari juga direkomendasikan. Berikan pula profilaksis infeksi Group B Streptococcus, yaitu Penicillin G 5 juta unit secara intravena sebagai dosis inisial, dilanjutkan 2,5-3 juta unit setiap 4 jam hingga persalinan. [4, 17]

Usia Gestasi 24-31 Minggu

Persalinan pada usia gestasi kurang dari 32 minggu memiliki risiko yang tinggi bagi janin. Oleh karena itu, kehamilan perlu dipertahankan minimal hingga usia gestasi 34 minggu. Namun hal tersebut tidak dapat dilakukan jika terdapat kondisi kontraindikasi, seperti korioamnionitis, abrupsio plasenta, dan kondisi janin yang nonreassuring berdasarkan cardiotocography.

Kondisi janin, kontraksi, dan tanda-tanda korioamnionitis (demam, kontraksi yang teratur, kekakuan uterus, dan leukositosis) perlu dimonitor setiap hari. Pada penderita korioamnionitis, persalinan perlu dilakukan segera.

Selain daripada itu, pada pasien ini juga disarankan pemberian antibiotik dan kortikosteroid yang sama seperti pada usia kehamilan 32-33 minggu. [4]

Usia Gestasi < 24 Minggu

Pada pasien yang mengalami PPROM pada usia gestasi <24 minggu, sebagian besar akan mengalami persalinan dalam waktu kurang lebih 6 hari. Akibatnya, bayi berisiko mengalami berbagai permasalahan prematuritas, seperti gangguan paru, gangguan perkembangan, kelainan kongenital, hidrosefalus, dan cerebral palsy. [4]

Referensi

2. RANZCOG. Term Prelabour Rupture of Membrane. 2017. https://www.ranzcog.edu.au/RANZCOG_SITE/media/RANZCOG-MEDIA/Women%27s%20Health/Statement%20and%20guidelines/Clinical-Obstetrics/Term-Prelabour-Rupture-of-Membranes-(Term-Prom)-(C-Obs-36)-review-2017.pdf?ext=.pdf
4. Medina T, Hill D. Preterm Premature Rupture of Membranes: Diagnosis and Management. American Family Physician. 2006;73(4):659-654.
14. WHO Reproductive Health Library. WHO recommendation on induction of labour for women with prelabour rupture of membranes at term (February 2011). The WHO Reproductive Health Library; Geneva: World Health Organization.
17. Verani JR, McGee L, Schrag SJ. Prevention of perinatal Streptococcus Group B Disease : Revised Guideline CDC. CDC, 2010. https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5910a1.htm?s_cid=rr5910a1_w#Fig8

Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Prognosis Ketuban Pecah Dini
Diskusi Terkait
dr. Mona
21 April 2021
Antara ketuban pecah dini (KPD) dan ketuban pecah normal, apakah terdapat kriteria tertentu yang dapat membedakannya dengan mudah
Oleh: dr. Mona
6 Balasan
Alo dokter. Dok, saya ijin bertanya bagaimana ya dok membedakan ketuban pecah yg bukan KPD? Secara definisi KPD kan ketuban pecah sebelum waktu persalinan...
dr. Ica Trianjani S.
08 September 2020
Berapa lama kah waktu yang tepat untuk dapat rujuk pasien ketuban pecah dini
Oleh: dr. Ica Trianjani S.
1 Balasan
Selamat pagi dok, ijin bertanya. Kapan si kita harus rujuk pasien dengan KPD? Apa harus menunggu 24 jam baru bisa di rujuk ke RS? Klo yang saya tau 8 jam...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.