Penatalaksanaan Abses Tuboovarium
Penatalaksanaan abses tuboovarium adalah antibiotik spektrum luas. Jika tidak ada respon setelah 48 jam, perlu dipertimbangkan pembedahan.
Pada kondisi sepsis, diperlukan resusitasi agresif dan pembedahan segera, disertai pemberian antibiotik spektrum luas. Protokol sepsis six dijalankan, yaitu oksigenasi, pengambilan kultur darah sebelum pemberian antibiotik, pemberian antibiotik, pengecekan kadar laktat darah, pemberian cairan intravena, dan pengukuran urin.
Medikamentosa
Tata laksana medikamentosa diutamakan dengan antibiotik spektrum luas. Penggunaan antibiotik efektif pada 70% kasus, namun memiliki angka rekurensi tinggi terutama pada kasus dengan leukositosis yang tinggi dan ukuran abses yang besar. Regimen yang dipilih adalah antibiotik yang mencakup patogen penyebab abses dan juga patogen anaerob. Antibiotik yang dapat diberikan berupa:
Ofloxacin 2 x 400 mg intravena (IV) + Metronidazole 3 x 500 mg IV
Clindamycin 3 x 900 mg IV + Gentamicin 2 mg/kg IV loading dose yang dilanjutkan 1,5 mg/kg setiap 8 jam
- Cefoxitin 3 x 2 gram IV + Doxycycline 2 x 100 mg IV atau per oral (PO)
Ciprofloxacin 2 x 200 mg IV + Doxycycline 2 x 100 mg IV / PO + Metronidazole 3 x 500 mg IV
Nyeri dan demam adalah gejala klinis yang diperhitungkan. Jika gejala klinis sudah mengalami perbaikan, antibiotik injeksi boleh diganti menjadi oral dan dilanjutkan selama 14 hari.[2,13]
Rekomendasi CDC
Antibiotik yang direkomendasikan oleh CDC untuk penyakit radang panggul adalah:
- Cefotetan 2 g IV setiap 12 jam dan doxycycline 100 mg per oral atau IV setiap 12 jam
- Cefoxitin 2 g IV setiap 6 jam dan doxycycline 100 mg per oral atau IV setiap 12 jam
- Clindamycin 900 mg per oral atau IV setiap 12 jam dan gentamicin loading dose IV atau IM 2 mg/kg diikuti 1,5 mg/kg setiap 8 jam[1]
Pembedahan
Pembedahan semakin jarang diperlukan pada kasus abses tuboovarium karena diagnosis abses tuboovarium semakin dapat ditegakkan lebih dini. Pemberian antibiotik spektrum luas juga mempengaruhi hal ini.
Operasi dilakukan jika pasca pemberian antibiotik selama 48 jam tidak didapatkan perbaikan kondisi klinis. Indikasi pembedahan selain itu adalah perburukan klinis secara cepat.
Pilihan tindakan bedah adalah drainase abses melalui laparoskopi ataupun laparotomi, dan salphinooforektomi unilateral/bilateral sesuai indikasi.[2]