Epidemiologi Abses Tuboovarium
Epidemiologi abses tuboovarium dilaporkan lebih banyak pada wanita usia reproduktif. Abses umumnya timbul sebagai progresi penyakit radang panggul (PID) yang
tidak mendapat terapi adekuat. Abses tuboovarium terjadi pada 10-15% penderita PID.[1,3,8]
Global
Abses tuboovarium paling banyak ditemukan pada wanita usia reproduktif setelah infeksi genital. Tetapi, abses tuboovarium juga dapat terjadi tanpa didahului episode penyakit radang panggul (PID) atau aktivitas seksual. Terkadang abses tuboovarium timbul sebagai komplikasi histerektomi.
Dahulu, hampir 20% kasus PID yang dirawat inap di Amerika Serikat, dilaporkan mengalami abses tuboovarium. Namun, setelah CDC mengeluarkan pedoman manajemen penyakit menular seksual di tahun 2002, angka ini menurun menjadi 2,3%.[1]
Indonesia
Data epidemiologi abses tuboovarium di Indonesia belum tersedia.