Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Abses Tuboovarium general_alomedika 2020-10-09T10:34:20+07:00 2020-10-09T10:34:20+07:00
Abses Tuboovarium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Abses Tuboovarium

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Diagnosis abses tuboovarium sering didahului penyakit radang panggul (PID) yang tidak ditata laksana secara adekuat. Pasien umumnya dalam usia reproduktif dan aktif secara seksual. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis.

Anamnesis

Pada anamnesis abses tuboovarium, bisa ditemukan keluhan nyeri abdomen bawah, baik unilateral maupun bilateral, yang disertai demam. Pasien juga bisa mengeluhkan adanya duh vagina yang berbau, terkadang disertai perdarahan pervaginam.

Perlu dilakukan anamnesis terhadap faktor risiko aktivitas seksual, riwayat penyakit radang panggul (PID), serta faktor risiko immunocompromised  seperti infeksi HIV dan diabetes. Walaupun jarang, pada kasus berat dapat terjadi sepsis.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Dalam pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis abses tuboovarium, bisa ditemukan duh mukopurulen dan nyeri goyang serviks yang menandakan adanya PID. Selain itu, juga dapat ditemukan adanya hipertermia, serta nyeri tekan adneksa unilateral maupun bilateral. Pada palpasi abdomen, bisa teraba massa adneksa.[2]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding abses tuboovarium antara lain:

  • Batu ginjal atau urolithiasis: dapat dibedakan dengan abses tuboovarium dengan gejala saluran kemih, seperti nyeri saat berkemih yang disertai darah atau keluar kristal. USG akan memastikan diagnosis

  • Infeksi saluran kemih: gejala infeksi saluran kemih adalah nyeri dan peningkatan frekuensi berkemih yang dapat disertai demam atau nyeri ketok. Untuk membedakan dengan abses tuboovarium, dapat dilakukan USG

  • Appendicitis: akan terasa nyeri kuadran kanan bawah yang disertai gangguan gastrointestinal seperti gangguan buang air atau mual dan muntah. USG dapat memastikan adanya appendicitis

  • Kehamilan ektopik: jika kehamilan ektopik terjadi di tuba atau ovarium, gejala yang timbul akan sangat mirip dengan abses tuboovarium. Pada kehamilan ektopik akan ditemukan tanda dan gejala kehamilan, disertai hasil pregnancy test dan USG yang menunjukkan janin ekstrauterus[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pencitraan akan mengonfirmasi adanya abses di tubovarium dan membantu menyingkirkan diagnosis banding seperti appendicitis dan kehamilan ektopik. Pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan tanda inflamasi.

USG

Pada USG kasus abses tuboovarium, dapat ditemukan massa solid maupun kistik yang bersifat unilateral atau bilateral. Penemuan lain dapat berupa piosalping, yaitu gambaran salping yang memanjang, mengalami dilatasi, dan berisi cairan disertai septa inkomplit dengan dinding tebal. Tuba dengan gambaran septa inkomplit menunjukkan adanya inflamasi tuba atau abses.

Gambaran yang dikenal patognomonik untuk abses tuboovarium adalah cogwheel sign,  yaitu gambaran penebalan lipatan endosalpingeal. Ovarium menunjukkan gambaran polikistik akibat edema dan selama perkembangan penyakit akan mengalami perlengketan dengan tuba.[2]

CT Scan

Pemeriksaan USG dapat dilanjutkan dengan CT scan jika hasil pemeriksaan inkonklusif. Adanya abses tuboovarium pada CT scan ditandai dengan massa berdinding tebal berisi cairan pada adneksa unilateral atau bilateral yang disertai septa. Perlengketan rektosigmoid dapat ditemukan akibat inflamasi ke bagian posterior adneksa.[2]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan hematologi dapat menunjukkan leukositosis dan peningkatan laju endap darah. Selain itu, dapat pula ditemukan peningkatan C-reactive protein (CRP).

Pada kasus yang jarang, dapat terjadi sepsis dan mungkin diperlukan kultur darah atau kadar laktat serum. Jika dicurigai abses disebabkan oleh infeksi menular seksual, dapat dilakukan pemeriksaan serologi Neisseria gonorrhea dan Chlamydia trachomatis.[2]

Referensi

1. Kairys N, Roepke C. Tubo-Ovarian Abscess. [Updated 2020 Jun 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448125/
2. Munro K, Gharaibeh A, Nagabushanam S, Martin C. Diagnosis and management of tubo-ovarian abscesses. The Obstetrician & Gynaecologist. 2018;20(1):11–9.

Epidemiologi Abses Tuboovarium
Penatalaksanaan Abses Tuboovarium

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
20 Januari 2022
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
08 Oktober 2018
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
27 September 2018
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.