Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Transient Ischemic Attack (TIA) general_alomedika 2024-04-02T13:04:13+07:00 2024-04-02T13:04:13+07:00
Transient Ischemic Attack (TIA)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Transient Ischemic Attack (TIA)

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan transient ischemic attack (TIA) yang utama adalah pencegahan perkembangan TIA menjadi stroke dengan disabilitas permanen. Studi menunjukkan bahwa penatalaksanaan TIA dapat menurunkan risiko stroke hingga 80% dibanding pasien TIA yang tidak menerima terapi.

Penatalaksanaan TIA dapat diberikan sesuai etiologi TIA. Ini mencakup terapi revaskularisasi pada pasien  stenosis arteri karotis simptomatik, terapi antikoagulan pada pasien dengan atrial fibrilasi, pemberian antiplatelet, pemberian statin, manajemen hipertensi, serta perubahan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok dan menurunkan berat badan.[1,3]

Penentuan Risiko Perkembangan Transient Ischemic Attack Menjadi Stroke

Pasien dengan TIA non-konsensus juga berisiko untuk berkembang menjadi stroke dan juga dapat memiliki kelainan patologis kardiovaskular seperti TIA klasik. Oleh karena itu, kondisi ini juga harus menerima terapi sama seperti TIA klasik untuk menurunkan risiko stroke.[10]

Ada beberapa sistem skor yang dapat digunakan untuk menilai derajat risiko pasien TIA . Salah satunya adalah The Canadian TIA Score yang membagi pasien TIA menjadi tiga kategori risiko, yaitu risiko rendah, menengah dan tinggi terhadap risiko perkembangan menjadi stroke dalam 7 hari ke depan. Pasien risiko rendah memiliki risiko kurang dari 1%, menengah 1–5%, dan risiko tinggi lebih dari 5% untuk mengalami stroke dalam 7 hari ke depan.[5]

Tabel 1. The Canadian TIA Score

CanadianTIAscore

Sumber: dr. Reren, Alomedika, 2024.[5]

Pasien dikatakan risiko rendah jika hasil penghitungan poin -3 hingga 3. Risiko sedang jika memiliki poin skor 4-8. Risiko tinggi jika memiliki poin skor 9 atau lebih.[5,10]

Penatalaksanaan Umum

Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan pada pasien TIA adalah pemberian cairan isotonik kristaloid segera setelah pasien tiba di instalasi gawat darurat. Hal ini sama dengan prosedur penatalaksanaan pasien stroke dan umumnya pasien TIA datang dalam keadaan dehidrasi.

Selanjutnya setiap pasien TIA diberikan suplementasi oksigen dengan target saturasi oksigen di atas 92%. Pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan glukosa darah juga perlu dilakukan.[4]

Penatalaksanaan Khusus

Penatalaksanaan khusus yang dapat diberikan kepada pasien TIA dapat berupa penanganan etiologi TIA serta terapi untuk mencegah terjadinya rekurensi dan perkembangan menjadi stroke.

Revaskularisasi dan Stenting

Revaskularisasi karotis dini pada pasien stenosis arteri karotis dengan sumbatan 50% atau lebih yang bergejala telah dilaporkan efektif dalam mencegah stroke apabila dilakukan dalam 2 minggu pertama TIA terjadi. Pada pasien dengan kondisi stabil, prosedur dapat dilakukan sesegera mungkin, sehingga mengidentifikasi adanya stenosis arteri sangat penting pada pasien TIA. Walaupun prevalensinya hanya 10%, namun stenosis arteri merupakan penyebab terjadinya rekurensi awal pada 50% kasus TIA.[1,3]

Pada TIA di sistem vertebrobasilar, stenting dapat dilakukan pada kondisi:

  • Pasien yang masih bergejala walau sudah menerima tata laksana optimal
  • Pasien simptomatik rekuren dengan unilateral high-grade stenosis di arteri vertebra dominan
  • Pasien dengan bilateral high-grade stenosis simptomatik rekuren
  • Pasien dengan high-grade stenosis di arteri vertebra terisolasi dan gejala rekuren mengarah ke iskemik pada arteri serebral inferior posterior ipsilateral[4]

Terapi Antiplatelet

Semua pasien TIA harus menerima terapi antiplatelet, kecuali pasien TIA yang sedang menerima terapi antikoagulan dengan etiologi atrial fibrilasi. Antiplatelet yang diberikan dapat berupa monoterapi antiplatelet, seperti aspirin dengan dosis 81-325 mg/hari. Pilihan antiplatelet lain adalah clopidogrel 75 mg/hari; atau kombinasi aspirin 25 mg dan dipyridamole 200 mg extended-release 2 kali sehari.[1,4]

Beberapa uji klinis menunjukkan bahwa terapi antiplatelet terbaik pada pasien TIA adalah dengan pemberian dual antiplatelet, yakni aspirin dan clopidogrel, yang diberikan dalam 24 jam pasca onset, diberikan selama 3 minggu hingga 1 bulan. Selanjutnya, terapi dilanjutkan dengan pemberian agen tunggal antiplatelet untuk menurunkan risiko stroke pada pasien TIA risiko tinggi.[3,6,9]

Terapi Antikoagulan

Pemberian terapi antikoagulan oral diindikasikan pada pasien TIA dengan etiologi atrial fibrilasi atau adanya sumber kardioemboli lain sebagai etiologi TIA. Vitamin K antagonis, khususnya warfarin, dapat menjadi pilihan untuk menurunkan risiko tromboemboli pada pasien atrial fibrilasi, prostesis katup jantung mekanik, dan etiologi kardio emboli lain. Penurunan risiko stroke pada TIA etiologi atrial fibrilasi non-valvular dengan pemberian warfarin dapat mencapai 60-70% dibandingkan tidak diberikan antikoagulan.[4,5]

Dua kelas antikoagulan lain yang dapat diberikan pada pasien atrial fibrilasi non-valvular adalah direct oral anticoagulant (DOAC) seperti dabigatran dan apixaban. Secara efikasi, DOAC sama efektif dengan warfarin, namun dengan efek samping yang jauh lebih sedikit.[3,4]

Antihipertensi

Pemberian antihipertensi merupakan salah satu modalitas utama untuk menurunkan risiko TIA menjadi stroke. Target optimal tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg. Pilihan antihipertensi yang dapat diberikan adalah angiotensin-converting-enzyme inhibitor dengan thiazide atau  thiazide-like diuretic. Alternatif antihipertensi lain yang dapat diberikan adalah calcium-channel blocker.[5]

Statin

Semua pasien TIA non-kardioembolik tanpa kontraindikasi maupun reaksi simpang harus diberikan terapi statin. Pemberian statin yang disarankan adalah statin dosis tinggi, seperti atorvastatin 80 mg/hari atau simvastatin 40 mg/hari. Pemberian statin dapat menurunkan risiko rekurensi TIA dan komplikasi stroke 1,5–1,9% dalam 2,5 tahun mendatang.[5]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Imanuel Natanael Tarigan

Referensi

1. Coutts, SB. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack. Continuum (Minneap Minn). 2017 Feb 3; 23(1): 82–92. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5898963/
3. Panuganti, KK. Tadi, P and Lui, F. Transient Ischemic Attack. Statpearl. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459143/
4. Garcia, JO. Et al. Recent advances in the management of transient ischemic attacks. Fac Rev. 2022; 11: 19. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9340656/
5. Perry, JJ. Et al. Transient ischemic attack and minor stroke: diagnosis, risk stratification and management. CMAJ. 2022 Oct 11; 194(39): E1344–E1349. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9616153/
9. Mendelson, SJ. and Prabhakaran, S. Diagnosis and Management of Transient Ischemic Attack and Acute Ischemic Stroke. JAMA. 2021;325(11):1088-1098. doi:10.1001/jama.2020.26867. https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/2777474
10. Tuna, MA and Rothwell, PM. Diagnosis of non-consensus transient ischaemic attacks with focal, negative, and non-progressive symptoms: population-based validation by investigation and prognosis. The Lancet. Volume 397, Issue 10277, P902-912, March 06, 2021. https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)31961-9/fulltext

Diagnosis Transient Ischemic Att...
Prognosis Transient Ischemic Att...

Artikel Terkait

  • Durasi Aspirin dan Clopidogrel Pasca Stroke Iskemik atau Transient Ischemic Attack – Telaah Jurnal Alomedika
    Durasi Aspirin dan Clopidogrel Pasca Stroke Iskemik atau Transient Ischemic Attack – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr.VN Permatasari
Dibalas 13 Agustus 2019, 07:03
bagaimana tatalaksana pasien TIA?
Oleh: dr.VN Permatasari
8 Balasan
Alo dokter saya mau bertanya, kemarin saya kedatangan pasien di igd dengan keluhan lemah tubuh sebelah kiri pada pukul 02.00 mulut mencong, keluhan khas...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.