Prognosis Transient Ischemic Attack (TIA)
Prognosis penyakit TIA didasarkan pada stratifikasi risiko menggunakan skor ABCD2. Skor yang tinggi, >4, berkorelasi dengan risiko stroke yang lebih tinggi sehingga memperburuk prognosis pasien.
Komplikasi
Stroke adalah komplikasi yang paling sering terjadi pasca TIA. Kejadian stroke pasca TIA dapat terjadi pada 2-90 hari. Sebuah meta analisis melaporkan bahwa risiko terjadinya stroke yang dilaporkan pasien adalah 3,5%, 8%, dan 9,2% masing-masing pada 2, 30 dan 90 hari pasca TIA. Angka kejadian stroke yang lebih tinggi didapati pada pemeriksaan aktif oleh dokter yakni 9,9%, 13,4% dan 17,3% pada 2, 30 dan 90 hari pasca stroke. Sebanyak 1 dari 4 pasien TIA memiliki risiko untuk mengalami stroke dalam 5 tahun pasca serangan (24-29%). Selain itu, pasien dengan TIA juga dilaporkan mempunyai risiko terkena penyakit arteri koroner dibanding kelompok yang bukan pasien. [10]
Prognosis
Prognosis pasien dengan TIA pada dasarnya cukup baik. Dari sebuah studi di Inggris menemukan bahwa dapat terjadi beberapa kecacatan yang bersifat menetap pasca serangan TIA seperti kelemahan sesisi, gangguan berbicara, penurunan kemampuan sensoris sesisi, kehilangan kemampuan visual sesisi, ataksia dan vertigo. Angka kematian yang ditemukan pada penelitian tersebut cukup rendah yakni 3 kasus dari 126 pasien.
Prognosis pasien perlu dinilai dengan mempertimbangkan risiko stroke pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan stratifikasi risiko menggunakan skor ABCD2. Skor >4 berkorelasi dengan risiko stroke yang lebih tinggi. [11]