Penatalaksanaan Tension Type Headache
Penatalaksanaan tension type headache (TTH) utamanya adalah penggunaan analgesik baik tunggal maupun kombinasi, misalnya dengan paracetamol dan nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID). Triptan, muscle relaxants, dan opioid dilaporkan tidak memiliki peran dalam tatalaksana TTH akut. [6]
Tension Type Headache Akut
Pada tension type headache (TTH) akut, obat yang dapat digunakan adalah :
- Ibuprofen 200-800 mg
Ketoprofen 25 mg
Aspirin 500-1000 mg
Naproxen 375-550 mg
Paracetamol 1000 mg
Walaupun paracetamol dan nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID) dilaporkan efektif untuk tatalaksana TTH akut, perlu diperjelas bahwa proporsi efikasi ini tidak terlalu berbeda dengan plasebo. Sebuah studi melaporkan bahwa presentase pasien yang tetap tidak mengeluhkan nyeri 2 jam setelah konsumsi obat adalah 37% setelah penggunaan paracetamol 1000 mg, 32% pada naproxen 375 mg, dan 26% pada plasebo. [6]
Profilaksis Tension Type Headache
Obat lini pertama untuk pencegahan tension type headache (TTH) adalah amitriptyline. Lini keduanya adalah mirtazapine dan venlafaxine. Lini ketiga adalah clomipramine, maprotiline, dan mianserin. Dosis yang direkomendasikan adalah :
- Amitriptyline 30-75 mg per hari dibagi menjadi 3 dosis
- Mirtazapine 30 mg per hari
- Venlafaxine 150 mg per hari
- Clomipramine 75-150 mg per hari
- Maprotiline 75 mg per hari
- Mianserin 30-60 mg per hari
Amitriptyline disarankan untuk dimulai dari dosis rendah (10-25 mg per hari) kemudian dosis bisa ditingkatkan 10-25 mg per minggu sesuai respon pasien. Penting untuk disampaikan pada pasien bahwa obat ini adalah antidepresan, tetapi memiliki efek independen terhadap nyeri. Dosis rumatan adalah 30-75 mg diberikan 1-2 jam sebelum tidur untuk mencegah efek samping sedatif. [6]
Terapi Nonfarmakologi
Terapi nonfarmakologi tension type headache (TTH) dapat berupa terapi psychobehaviour dan fisik.
Terapi Psychobehaviour
Electromyographic biofeedback therapy merupakan terapi yang paling dianjurkan. Electromyograph digunakan untuk menilai aksi potensial dari otot pasien sehingga terdeteksi tegangan dari otot. Otot yang menegang tersebut akan diberikan latihan relaksasi.
Latihan relaksasi dengan olahraga atau meditasi bertujuan untuk menurunkan tegangan otot dan autonomic aurosal yang dapat menimbulnya nyeri kepala.
Cognitive behavioral therapy dapat diberikan agar pasien lebih baik dalam mengelola stres.
Terapi Fisik
Terapi fisik yang berupa terapi olahraga yang merelaksasi otot leher dan daerah oksipital dapat dianjurkan pada pasien TTH. Terapi fisik lainnya bisa meliputi pemijatan, acupressure, stimulasi elektrik dan ultrasound, perbaikan postur, dan terapi oromandibular. [2,4,8]