Patofisiologi Ankle Sprain
Patofisiologi dari ankle sprain merupakan akibat dari ketidakseimbangan gerakan inversi dan plantar fleksi dari pergelangan kaki. [2] Sendi pergelangan kaki terdiri dari 3 artikulasi sendi:
- Sendi tarokrural
- Sendi subtalar
- Distal tibiofibular syndesmosis.
Sendi tersebut ditopang oleh beberapa ligamen:
- Pada bagian lateral: ligamen anterior talofibular, posterior talofibular dan kalkaneofibular
- Pada bagian medial: ligamen deltoid, anterior tibiofibular dan bony mortise. [3-4]
Ketiga sendi tersebut nantinya akan berkolaborasi membentuk pergerakan pada sendi pergelangan kaki.
Pergerakan sendi pergelangan kaki terdiri dari:
- sagital (dosifleksi dan plantarfleksi),
- frontal (inversi dan eversi), dan
- horizontal (abduksi dan aduksi)[4]
Pergerakan yang terlalu kuat akan menyebabkan peregangan pada ligamen pergelangan kaki, apabila peregangan tersebut melebihi batas dari kekuatan jaringan maka akan terjadi robekan pada ligamen yang menyebabkan timbulnya peradangan. Ankle sprain yang terjadi berulang kali akan menyebabkan instabilitas kronis dari pergelangan kaki pasien. [4]
Mekanisme Cedera Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, ankle sprain dapat dibagi menjadi 3:
1. Lateral Ankle Sprain.
Lateral ankle sprain merupakan lokasi paling sering terjadinya sprain yaitu diperkirakan 85% dari angka kejadian. [5-6] Mekanisme terjadinya lateral ankle sprain disebabkan oleh gerakan supinasi berlebih pada subtalar yang menyebabkan gerakan inversi dan internal rotasi yang berlebihan pada kaki yang sedang plantar fleksi. [4]
Ligamen yang paling rentan mengalami cedera adalah ligamen talofibular anterior, yang diikuti oleh ligamen kalkaneofibular dan kemudian ligamen talofibular posterior. Rupturnya ligamen tersebut bergantung pada kekuatan dari tekanan yang ditimbulkan. [2,3]
2. Medial Ankle Sprain
Medial ankle sprain merupakan lokasi paling jarang terjadi sprain. Ankle sprain bagian medial disebabkan oleh gerakan eversi yang berlebih pada pergelangan kaki, namun umumnya hal ini disebabkan oleh fraktur avulsi dari maleolus medial. [2]
3. Syndesmotic Sprain
Tiga gerakan penyebab dari syndesmotic sprain adalah rotasi eksternal,eversi dari talus dalam bony mortise, dan gerakan dorsifleksi yang berlebihan. [7] Pasien dengan cedera pada ligamen sindesmotik akan memiliki kecenderungan terjadinya ankle sprain rekuren dan pembentukan dari osifikasi heteropik. [2]
Instabilitas Kronis Ankle
Instabilitas kronis pada ankle dapat disebabkan oleh perubahan morfologi dari ankle akibat terjadinya ankle sprain yang pertama. Instabilitas ini dapat disebabkan penyebab mekanik atau fungsional. Keduanya dapat berdiri sendiri atau terjadi secara bersamaan.[4]
Instabilitas Mekanik
Merupakan instabilitas yang terjadi akibat perubahan anatomi dari ankle sprain pertama kali. Yang termasuk di dalamnya adalah :
- Perkembangan dari penyakit sendi degeneratif
- Kelemahan ligamen patologi
- Perubahan synovial
- Lemahnya dari artrokinematik
Instabilitas Fungsional
Merupakan instabilitas yang terjadi akibat perubahan dari neuromuskular. Yang termasuk di dalamnya adalah :
- Terganggunya propriosepsi dan sensasi
- Terganggunya pola konduksi saraf
- Terganggunya kontrol postural
- Berkurangnya kekuatan motorik