Normalkah bengkak ankle sprain tidak menghilang setelah 2 minggu? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Kebetulan sy dpat pasien 29 th dengan ankle sprain, awal datang sy sarankan utk kompres, dibebat, di elevasi dan istirahat, jika nyerinya tidak tahan sy...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Normalkah bengkak ankle sprain tidak menghilang setelah 2 minggu?

    Dibalas 11 Desember 2023, 08:27
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Kebetulan sy dpat pasien 29 th dengan ankle sprain, awal datang sy sarankan utk kompres, dibebat, di elevasi dan istirahat, jika nyerinya tidak tahan sy tambahkan anti nyeri, setelah 2 mgguan, pasien tsb kembali lagi dg keluhan bengkaknya belum menghilang malah berpindah, yg dlunya di lateral skrg ke medial, kemudian pada pemeriksaan fisiknya rom masih terbatas, tidak tampak hiperemi ataupun teraba hangat, nyeri ringan tapi menetap, pada saat foto rontgen awal cedera tidak tampak kelainan pada tulang, pasien jga mengatakan sudah fisioterapi 5x, yang ingin sy tanyakan:

    1. Apakah normal bengkak tidak menghilang dlam 2 mggu?

    2. Apa ada kemungkinan bengkak tsb berisi cairan?

    3. Apa saran yg selanjutnya sy berikan? Apa sy sarankan utk usg muskuloskeletal dan dirujuk?

    Terima kasih yg sudah bantu jawab 🙏

11 Desember 2023, 08:27
dr. Andrea
dr. Andrea
Dokter Umum

Alo dok,
Tidak normal jika bengkak akibat ankle sprain tidak menghilang dalam 2 minggu. Seharusnya, dengan perawatan yang tepat, bengkaknya sudah mulai berkurang pada periode tersebut.

Ada kemungkinan bahwa bengkak tersebut berisi cairan. Pada kasus ankle sprain, bisa terjadi penumpukan cairan (efusi) di sekitar sendi yang menyebabkan bengkak.

Pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti USG muskuloskeletal, untuk melihat lebih detail kondisi soft tissue dan menentukan apakah ada cairan yang dapat diidentifikasi. Mengingat keluhan pasien yang persisten, dapat dipertimbangkan juga untuk merujuk pasien ke spesialis ortopedi atau dokter ahli rehabilitasi medik untuk evaluasi lebih lanjut.

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459212/