Epidemiologi Syok Kardiogenik
Data epidemiologi menunjukkan bahwa syok kardiogenik merupakan penyebab utama kematian pada infark miokardium akut.
Global
Di Amerika Serikat, insidens syok kardiogenik pada pasien dengan infark miokardium akut sebesar 5-10%.[1] Di Eropa, prevalensi syok kardiogenik setelah terjadinya infark miokardium sebesar 5-15%.[2] Berdasarkan ras, Asia memiliki insidensi syok kardiogenik lebih tinggi (11,4%) dibandingkan dengan pasien berkulit putih (8%), hitam (6,9%) dan Hispanik (8,6%).[1] Pada dewasa, usia rerata terjadinya syok kardiogenik adalah antara usia 65-66 tahun.[1]
Indonesia
Tidak ada data epidemiologi terkait syok kardiogenik di Indonesia.
Mortalitas
Syok kardiogenik adalah penyebab kematian utama pada infark koroner akut, dengan angka mortalitas mencapai 50-90%.[1,3,4] Angka mortalitas meningkat seiring dengan usia. Mortalitas pasien usia > 75 tahun dengan syok kardiogenik adalah 55%, sedangkan pada pasien < 75 tahun mortalitas sebesar 29,8%.[1]