Patofisiologi Ulkus Diabetikum
Patofisiologi ulkus diabetikum berkaitan dengan neuropati dan penyakit arteri perifer yang disebabkan oleh diabetes mellitus. Hiperglikemia menghasilkan stres oksidatif pada sel saraf dan menyebabkan neuropati. Disfungsi saraf tambahan terjadi lebih lanjut oleh karena glikosilasi protein sel saraf, yang menyebabkan iskemia lebih lanjut. Perubahan sel ini terwujud pada komponen motorik, otonom, dan sensorik dari ulkus diabetikum. [3,4]
Penyakit arteri perifer (peripheral arterial disease/PAD) merupakan faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan ulkus diabetikum hingga 50% kasus. Disfungsi sel endotel dan kelainan sel otot polos terjadi di arteri perifer sebagai konsekuensi dari keadaan hiperglikemik yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan penurunan resultan pada vasodilator endotelium yang menyebabkan penyempitan. Selanjutnya, hiperglikemia pada diabetes dikaitkan dengan peningkatan tromboksan A2, agonis agregator vasokonstriktor dan platelet, yang menyebabkan peningkatan risiko hiperkoagulabilitas plasma. Ada juga potensi perubahan dalam matriks ekstraselular vaskular yang menyebabkan stenosis lumen arteri. Selain itu, merokok, hipertensi, dan hiperlipidemia adalah faktor lain yang umum terjadi pada pasien diabetes dan berkontribusi pada perkembangan PAD. Secara kumulatif, hal ini mengarah pada penyakit arteri oklusif yang menyebabkan iskemia pada ekstremitas bawah dan peningkatan risiko ulserasi pada pasien diabetes [3, 4]
Neuropati mempengaruhi saraf motorik, sensorik, dan otonom. Kelainan motorik dapat menyebabkan kelemahan otot, atrofi, dan paresis. Kemudian kelainan sensoris mempengaruhi daya sensasi nyeri, tekanan, dan panas. Karena hal ini, banyak luka yang terjadi tidak diketahui oleh pasien sehingga terus-menerus terkena trauma atau tekanan yang repetitif. Kelainan saraf otonom juga berkontribusi untuk meningkatkan risiko infeksi karena mengurangi produksi keringat dan vasodilatasi. [1,2,3]
Kaki Charcot (neuropatik osteoartropati) dialami oleh sekitar 2% dari pasien diabet, dan disebabkan oleh gabungan neuropati motorik, otonom, dan sensorik. [3, 4] Kaki Charcot adalah sebuah kondisi inflamasi yang mempengaruhi tulang, persendian, dan jaringan lunak di kaki dan pergelangan kaki (ankle). Ciri-ciri kaki Charcot termasuk destruksi, subluksasi, dislokasi atau deformitas tulang, kaki ‘rocker-bottom’ (gangguan otot dan persendian yang mengubah lengkung/arch kaki), dan hilang/kurangnya rasa nyeri bila dibandingkan dengan pasien normal. Bila kondisi ini terus berlanjut, ulkus bisa terbentuk di lokas-lokasi tekanan abnormal (seperti bagian medial tulang navicular, dan bagian inferior tulang kuboid). [3, 9]
Penyakit arteri perifer (Peripheral Arterial Disease /PAD) adalah penyebab utama iskemik pada kaki diabetikum. Pasien diabetes memiliki angka kejadian aterosklerosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa diabetes, dan lokasi penyumbatan sering kali terbentuk di segmen infrapopliteal. Peningkatan kejadian penyakit arteri di pasien diabetes kemungkinan karena gangguan metabolik seperti peningkatan very low-density lipoprotein (VLDL), peningkatan plasma von Willenbrand factor, inhibisi sintesa prostasiklin, peningkatan plasma fibrinogen dan peningkatan adhesi platelet. [3, 4]
Infeksi tentunya juga berperan penting dalam patofisiologi ulkus diabetikum. Kaki adalah lokasi yang rumit karena memiliki banyak kompartemen yang saling berhubungan dan memiliki banyak jaringan lunak yang mudah terkena infeksi. Infeksi dapat menyebar secara inter-kompartemen. Infeksi juga dapat menyebar ke dalam korteks tulang hingga menyebabkan osteomyelitis. [4]