Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Ulkus Diabetikum irfan 2018-12-14T10:06:29+07:00 2018-12-14T10:06:29+07:00
Ulkus Diabetikum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi Dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Ulkus Diabetikum

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan estimasi risiko ulkus diabetikum adalah 15% dari keseluruhan penderita diabetes.

Global

Lebih dari 150 juta penduduk dunia pada tahun 2016 menderita diabetes dan hampir seperempatnya berisiko memiliki ulkus diabetikum. 25% kasus ulkus diabetikum berdampak pada amputasi organ. 40% kasus ulkus diabetikum dapat dicegah dengan rawat luka yang baik. 60% kasus ulkus diabetikum berkaitan erat dengan neuropati perifer. Diestimasikan bahwa risiko mengalami komplikasi ulkus kaki diabetes adalah 15%. [2]

Indonesia

Pada tahun 2016, World Health Organization mencatat angka prevalensi diabetes di Indonesia adalah 7% dari total populasi. Sejak tahun 1980, angka prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat. [14] Persentase ulkus diabetikum sebagai komplikasi diabetes mellitus pada tahun 2011 di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSCM) adalah 8.70%. [10]

Mortalitas & Morbiditas

Pada tahun 2015, disetimasikan sekitar 1.6 juta kematian disebabkan oleh diabetes. Diabetes diperkirakan akan berada di posisi ke-tujuh sebagai penyebab kematian terbanyak pada tahun 2030. [13]

Diabetes menyebabkan kematian sebanyak 6% dari total kematian dari seluruh usia di Indonesia pada tahun 2016. Diabetes menyebabkan sekitar 50,000 kematian di tahun 2016 pada kelompok usia 70 tahun ke atas. [14]

Untuk ulkus diabetikum sendiri, mortalitas seringkali diasosiasikan dengan sclerosis yang terjadi di arteri besar seperti arteri koroner atau renal. Angka survival jangka panjang untuk pasien dengan amputasi buruk, terutama pada pasien dengan peripheral artery disease (PAD) atau insufisiensi renal. Prediktor kematian yang signifikan pada pasien dengan amputasi adalah usia, kelamin laki-laki, insufisiensi renal kronik, dialisis, dan PAD. [15]

Amputasi untuk ulkus diabetes menyebabkan morbiditas yang tinggi; sekitar 0.03% -1.5% pasien dengan ulkus diabetik akan memerlukan amputasi. [1,3] Pada pasien dengan neuropati, bila manajemen yang baik telah sukses menyembuhkan ulkus diabetikum, tingkat rekurensi adalah 66% dan tingkat amputasi meningkat menjadi 12%. [3]

Referensi

4. Reiber GE. The epidemiology of diabetic foot problems. Diabet Med. 1996;13(suppl 1):S6-S11.

5. Boulton AJ, Vileikyte L, Ragnarson-Tennvall G, Apelqvist J. The global burden of diabetic foot disease. Lancet. 2005;366(9498): 1719-1724.

6. Soewondo, P. Current Practice in the Management of Type 2 Diabetes in Indonesia: Results from the International Diabetes Management Practices Study (IDMPS), J Indonesia Med Assoc. 2011, 61.

7. Widyahening, I. S.; van der Graaf, Y.; Soewondo, P.; Glasziou, P.; van der Heijden, G. J. Awareness, agreement, adoption and adherence to type 2 diabetes mellitus guidelines: a survey of Indonesian primary care physicians. See http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24755412 for further details.

Etiologi Ulkus Diabetikum
Diagnosis Ulkus Diabetikum

Artikel Terkait

  • Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik untuk Ulkus pada Kaki
    Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik untuk Ulkus pada Kaki
  • Efektivitas Madu sebagai Balutan Ulkus Diabetikum
    Efektivitas Madu sebagai Balutan Ulkus Diabetikum
  • Autoamputasi vs Operasi Amputasi pada Kaki Diabetik dengan Gangren Kering
    Autoamputasi vs Operasi Amputasi pada Kaki Diabetik dengan Gangren Kering
  • Asam Hialuronat sebagai Terapi untuk Luka Kronik
    Asam Hialuronat sebagai Terapi untuk Luka Kronik
  • Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik
    Peran Nutrisi pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Reren Ramanda
27 Agustus 2021
Antibiotik terbaik pada kasus abses Diabeticum - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Diana, izin bertanya dokter, pada kasus DM dengan penyulit abses, saat ini jenis antibiotik apa ya dok yang menjadi pilihan?
Anonymous
23 Juli 2021
Indikasi amputasi kaki dengan gangrene diabetikum - Bedah Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Sonny, Sp.BSaya ingin bertanya dok. Untuk pasien yang mengalami gangrene diabetikum, kira-kira apa tanda yang menjadi indikasi absolut maupun...
dr. Reren Ramanda
06 Mei 2021
Antibiotik pada kasus diabetic foot - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo Prof Pradana, izin bertanya Prof, saat ini rekomendasi AB oral apa ya Prof yang direkomendasikan pada terapi diabetic foot?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.