Mempertimbangkan Amputasi atau Tidak pada Kaki Diabetes

Oleh :
dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS

Amputasi adalah salah satu pilihan tata laksana pada kasus kaki diabetes. Namun, keputusan untuk melakukan amputasi tidak bisa serta-merta diambil karena risikonya yang tinggi. Kurang lebih 50% pasien kaki diabetes yang menjalani amputasi meninggal dalam waktu 5 tahun.[1]

Insidensi diabetes mellitus terus meningkat. Hal ini berkontribusi pada peningkatan insidensi komplikasi, termasuk kasus kaki diabetes. Pada penderita diabetes mellitus, penyakit kaki diabetes lebih mudah mengalami infeksi dan berkaitan dengan penyakit arteri perifer yang dipercepat oleh kerusakan langsung pada saraf dan pembuluh darah akibat tingginya kadar glukosa. Penyembuhan luka kaki diabetes juga terganggu akibat hambatan pada fase sintesis kolagen. Kaki diabetes yang tidak kunjung sembuh dapat menyebabkan morbiditas yang serius, termasuk gangguan emosi, kehilangan mobilitas, serta beban finansial yang besar.[2,3]

Sebagian besar infeksi kaki diabetes memerlukan intervensi bedah, mulai dari tindakan yang minor (debridemen) hingga tindakan mayor (amputasi). Namun, dengan manajemen infeksi yang tepat dan berkembangnya teknik endovaskuler saat ini, diharapkan kondisi infeksi, luka kronik, dan penyakit arteri perifer pada pasien diabetes dapat membaik, sehingga kebutuhan amputasi pada kaki diabetes menurun dan angka harapan hidup pasien meningkat.[1]

Referensi