Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Hiperparatiroid general_alomedika 2021-07-01T21:21:37+07:00 2021-07-01T21:21:37+07:00
Hiperparatiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hiperparatiroid

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hiperparatiroid dapat berupa pembedahan dan/atau medikamentosa, tergantung pada jenis hiperparatiroid yang dialami. Pada hiperparatiroid primer, operasi merupakan tata laksana definitif. Sementara itu, pada hiperparatiroid sekunder dan tersier, tata laksana medikamentosa yang bertujuan untuk mempertahankan kadar serum kalsium dan fosfat normal seiring dengan kontrol hormon paratiroid dan vitamin D adalah kunci terapi.[2,3]

Pembedahan

Pembedahan merupakan penatalaksanaan definitif untuk kasus hiperparatiroid primer. Keputusan pembedahan ditentukan berdasarkan usia pasien, derajat hiperkalsemia, dan ada tidaknya komplikasi akibat hiperparatiroid. Pembedahan adalah pengobatan pilihan bagi pasien yang mengalami batu ginjal berulang.[2]

Pedoman saat ini menganjurkan bahwa pembedahan harus dilakukan pada pasien hiperparatiroid asimtomatik jika terdapat kondisi berikut:

  • Kadar kalsium serum >1 mg/dL dari batas atas nilai rujukan
  • Usia pasien <50 tahun
  • Osteoporosis
  • Glomerular filtration rate <60 mL/menit

  • Kalsium urine >400 mg/24 jam
  • Terdapat kalsifikasi atau batu pada ginjal[16]

Medikamentosa

Tata laksana medikamentosa mungkin merupakan pilihan untuk beberapa kasus hiperparatiroid primer, terutama untuk pasien usia lanjut dengan hiperkalsemia ringan tanpa komplikasi yang signifikan. Perawatan medis dengan bifosfonat atau cinacalcet dapat berguna pada pasien tertentu.

Bifosfonat dapat meningkatkan densitas mineral tulang pada pasien osteoporosis atau osteopenia. Agonis reseptor kalsium (calcimimetic) seperti cinacalcet bisa menurunkan hormon paratiroid dan kadar kalsium, tetapi tidak meningkatkan densitas tulang.[2]

Pada hiperparatiroid sekunder, tata laksana medikamentosa fokus pada metabolisme fosfat-kalsium yang abnormal. Upaya mempertahankan kadar kalsium dan fosfat serum yang normal bersama kontrol kadar hormon paratiroid dan vitamin D adalah kunci penatalaksanaan hiperparatiroid sekunder.

Pengikat fosfat, vitamin D, dan calcimimetic telah dilaporkan dapat mempertahankan keseimbangan kadar kalsium dan fosfat pada pasien dengan penyakit ginjal kronis. Selain itu, pasien disarankan untuk membatasi asupan makanan kaya fosfat.[3]

Pengikat Fosfat

Pengikat fosfat mencakup aluminum hydroxide, sevelamer hydrochloride, sevelamer carbonate, dan lanthanum carbonate. Pengikat fosfat dapat mengandung kalsium tetapi mungkin pula tidak. Pengikat fosfat dengan kandungan kalsium dapat meningkatkan kalsifikasi vaskular dan jaringan ikat, sehingga diasosiasikan dengan survival rate yang lebih rendah.[15]

Vitamin D

Metabolit vitamin D dapat mencakup cholecalciferol (1,25-dihydroxyvitamin D3) dan ergocalciferol (D2). Beberapa analog vitamin D adalah calcitriol, paricalcitol, dan alfacalcidol. Penggunaan analog vitamin D dalam penyakit ginjal kronis telah terbukti menurunkan kadar hormon paratiroid dan inflamasi.

Selain itu, penggunaan analog vitamin D juga dilaporkan bisa menurunkan fibrosis tubulointerstitial, meningkatkan fungsi endotel, menghambat sistem renin-angiotensin, mencegah kalsifikasi vaskular, dan menurunkan risiko kardiovaskular.[3]

Calcimimetic

Calcimimetic adalah agen yang meningkatkan sensitivitas calcium-sensing reseptor (CaSR) di kelenjar paratiroid, sehingga mengurangi produksi hormon paratiroid. Cinacalcet adalah calcimimetic yang tersedia secara komersial dan digunakan secara luas pada pasien dialisis.

Efek samping calcimimetic adalah hipokalsemia, perpanjangan interval QT, aritmia, perburukan gagal jantung, dan kejang. Calcimimetic telah terbukti menekan kadar hormon paratiroid tetapi tidak meningkatkan kadar kalsium atau fosfat. Cinacalcet bersama vitamin D dosis rendah meminimalkan risiko kalsifikasi sekaligus menawarkan manfaat terapi penurun paratiroid.[3]

Referensi

2. Pokhrel B, Levine SN. Primary Hyperparathyroidism. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441895/
3. Muppidi V, Meegada SR, Rehman A. Secondary Hyperparathyroidism. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557822/
15. Palmer SC, Gardner S, Tonelli M, et al. Phosphate-Binding Agents in Adults With CKD: A Network Meta-analysis of Randomized Trials. Am J Kidney Dis Off J Natl Kidney Found. 2016 Nov;68(5):691–702.
16. Bilezikian JP, Brandi ML, Eastell R, et al. Guidelines for the management of asymptomatic primary hyperparathyroidism: summary statement from the Fourth International Workshop. J Clin Endocrinol Metab. 2014 Oct;99(10):3561–9.

Diagnosis Hiperparatiroid
Prognosis Hiperparatiroid
Diskusi Terbaru
dr.Fahmil Akbar Panjaitan
Hari ini, 15:16
Jari tangan kaku seperti kayu
Oleh: dr.Fahmil Akbar Panjaitan
2 Balasan
Alo dok, selamat sore. Saya dapat kasus jari jari tangan kaku seperti kayu sulit untuk menggenggam , awalnya pasien mengeluhkan kebas kebas. Dibadan , Demam,...
Anonymous
Hari ini, 14:38
Kejang pada Trauma Listrik
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter,Saya ada pasien di puskesmas, anak perempuan usia 14 tahun tersengat aliran listrik. Pasien datang dalam keadaan lemas dan kejang di tangan kanan...
dr.Tirta Adi Prabawa
Kemarin, 22:42
FG throces untuk radang tenggorokan
Oleh: dr.Tirta Adi Prabawa
8 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya apakah FG throces bisa dikombinasikan dengan antibiotik lainnya dalam kondisi tertentu? Kalau bisa evidence based nya sprti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.