Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hiperparatiroid general_alomedika 2021-07-01T21:17:21+07:00 2021-07-01T21:17:21+07:00
Hiperparatiroid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hiperparatiroid

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Etiologi hiperparatiroid dapat dibedakan berdasarkan jenis tiap hiperparatiroid yang dialami, yaitu hiperparatiroid primer, sekunder, dan tersier. Beberapa contoh etiologi hiperparatiroid adalah adenoma paratiroid, hipertiroid, defisiensi vitamin D, dan penyakit ginjal kronis.

Hiperparatiroid Primer

Hiperkalsemia yang parathyroid-dependent dapat disebabkan oleh adenoma paratiroid, multiple endocrine neoplasia tipe 1 dan 2, hyperparathyroidism-jaw tumor syndrome, dan hiperparatiroid familial. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh karsinoma paratiroid, mutasi reseptor calcium-sensing, dan pengobatan dengan lithium.[2]

Di lain sisi, kondisi hiperkalsemia yang parathyroid-independent dapat disebabkan oleh malignansi, penyakit granulomatosa, dan hipertiroid. Selain itu, kondisi ini juga mungkin disebabkan oleh terapi thiazide, intoksikasi vitamin D, insufisiensi adrenal, dan intoksikasi vitamin A.[2]

Hiperparatiroid Sekunder

Hiperparatiroid sekunder diasosiasikan dengan defisiensi vitamin D dan penyakit ginjal kronis, di mana ginjal tidak dapat mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya, yaitu 1,25-cholecalciferol. Penyerapan kalsium pada usus yang berkurang menyebabkan kadar kalsium serum rendah dan kadar fosfat tinggi karena ginjal gagal mengeluarkan fosfat, sehingga sekresi hormon paratiroid akan meningkat. Stimulasi berkepanjangan akan menyebabkan hiperplasia paratiroid.[5]

Faktor Risiko

Faktor risiko hiperparatiroid sekunder adalah jenis kelamin wanita, kadar kalsium serum yang rendah dan kadar fosfat yang tinggi, asidosis, anemia, hipertensi, hiperlipidemia, dan mikroinflamasi. Suatu studi sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan hormon estrogen dapat memengaruhi tingkat ekspresi mRNA paratiroid.

Hipertensi sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit ginjal kronis (PGK). Studi menunjukkan adanya mikroinflamasi pada pasien PGK. Dengan memburuknya fungsi ginjal, inflamasi akan terus meningkat dan mengakibatkan sklerosis glomerulus dan berkurangnya elastisitas tubulus ginjal. Hal ini menyebabkan peningkatan paratiroid.[6]

Referensi

2. Pokhrel B, Levine SN. Primary Hyperparathyroidism. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441895/
5. van der Plas WY, Noltes ME, van Ginhoven TM, Kruijff S. Secondary and Tertiary Hyperparathyroidism: A Narrative Review. Scand J Surg SJS Off Organ Finn Surg Soc Scand Surg Soc. 2020 Dec;109(4):271–8.
6. Wei Y, Lin J, Yang F, et al. Risk factors associated with secondary hyperparathyroidism in patients with chronic kidney disease. Exp Ther Med. 2016 Aug 1;12(2):1206–12.

Patofisiologi Hiperparatiroid
Epidemiologi Hiperparatiroid
Diskusi Terbaru
dr. Khalisah Atma Aulia
Kemarin, 21:13
Jumlah pemberian obat Acyclovir
Oleh: dr. Khalisah Atma Aulia
1 Balasan
Alo dokter, saya izin bertanya terkait pemberian jumlah obat.Jika ingin meresepkan Acyclovir 5x800 mg (tablet 400) selama 7 hari. Berarti harus meresepkan 70...
dr. Gabriela Widjaja
Kemarin, 13:16
Keamanan dan Efikasi Obat Kedaluwarsa - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Pasien sering khawatir tentang keamanan dan efikasi obat yang mendekati atau telah melewati tanggal kedaluwarsa. Padahal, di lain pihak,...
Anonymous
1 hari yang lalu
Kapan boleh minum air setelah operasi tumor karotis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter .. ijin bertanya,Utk pasien pasca operasi tumor karotis berapa jam pasca operasi baru d perbolehkan minum air ? Apakah harus menunggu pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.