Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tinea Pedis yogi 2022-04-29T09:49:29+07:00 2022-04-29T09:49:29+07:00
Tinea Pedis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Pendahuluan Tinea Pedis

Oleh :
dr. Apri Haryono Hafid
Share To Social Media:

Tinea pedis atau athlete’s foot adalah infeksi dermatofita menular dan paling sering disebabkan oleh Trichophyton rubrum. Sela jari kaki merupakan tempat predileksi paling sering pada tinea pedis. Dermatofita hanya menginvasi lapisan stratum korneum dan tidak menginvasi sel lainnya.[1,3,4]

Dermatofita membutuhkan lingkungan yang panas dan lembab untuk hidup sehingga faktor-faktor yang dapat meningkatkan terjadinya tinea pedis adalah kaki yang lembab, sering berkeringat, higienitas kaki, dan kondisi imunokompromais.[1,7-9]

Tinea pedis telapak kaki kanan. Sumber: nn, PHIL CDC, 1975. Tinea pedis telapak kaki kanan. Sumber: nn, PHIL CDC, 1975.

Tinea pedis lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita, dan jarang terjadi pada anak-anak. Sebanyak 70% populasi dunia diperkirakan pernah mengalami tinea pedis. Tinea pedis merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan pada praktik klinis sehari-hari.[1,3,7,10,19]

Keluhan yang didapatkan pada tinea pedis bervariasi antara gatal, nyeri, rasa terbakar, dan bau pada kaki. Pasien juga dapat mengeluhkan kaki bersisik atau basah. Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan tipenya yaitu tipe interdigital, hiperkeratotik kronis, vesikobulosa, dan ulseratif akut.[4,6,20]

Tinea pedis ditegakkan dengan temuan jamur penyebab pada pemeriksaan preparat kerokan kulit dengan kalium hidroksida (KOH). Kultur jamur merupakan pemeriksaan baku emas namun dilakukan untuk menilai resistensi jamur.[1,4,6,13]

Tatalaksana pada tinea pedis meliputi mengendalikan faktor risiko, dan penggunaan antifungal. Antifungal topikal seperti terbinafine atau ketoconazole merupakan terapi awal pada tinea pedis. Pasien perlu diedukasi untuk menggunakan antifungal topikal tepat sesuai anjuran agar terapi berhasil.[1,9,10]

Pada pasien yang tidak berhasil diterapi dengan antifungal topikal, dapat diberikan antifungal sistemik. Resistensi jamur merupakan salah satu masalah yang dipikirkan pada tinea pedis yang tidak responsif terhadap antifungal topikal.[2-5]

Pada dasarnya, tinea pedis dapat sembuh bila terapi dijalankan dengan tepat dan pasien imunokompeten. Pasien yang imunokompromais, mempunyai disabilitas dapat mengalami komplikasi berat akibat infeksi sekunder bakteri.[1,4,19]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah

Referensi

1. Nigam PK, Saleh D. Tinea Pedis. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470421/.
2. Rajagopalan M, Inamadar A, Mittal A, Miskeen AK, Srinivas CR, Sardana K, et al. Expert Consensus on The Management of Dermatophytosis in India (ECTODERM India). BMC Dermatol. 2018 Jul 24;18(1):6.
3. Mochizuki T, Tsuboi R, Iozumi K, Ishizaki S, Ushigami T, Ogawa Y, et al. Guidelines Committee of the Japanese Dermatological Association: Guidelines for the management of dermatomycosis (2019). J Dermatol. 2020 Dec;47(12):1343-73.
4. Perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin indonesia. Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. Jakarta: Perdoski; 2017.
5. Martinez-Rossi NM, Peres NTA, Bitencourt TA, Martins MP, Rossi A. State-of-the-Art Dermatophyte Infections: Epidemiology Aspects, Pathophysiology, and Resistance Mechanisms. J Fungi (Basel). 2021;7(8):629.
6. Nowicka D, Nawrot U. Tinea pedis-An embarrassing problem for health and beauty-A narrative review. Mycoses. 2021 Oct;64(10):1140-1150.
7. Kovitwanichkanont T, Chong AH. Superficial fungal infections. Aust J Gen Pract. 2019 Oct;48(10):706-11.
8. Toukabri N, Dhieb C, El Euch D, Rouissi M, Mokni M, Sadfi-Zouaoui N. Prevalence, Etiology, and Risk Factors of Tinea Pedis and Tinea Unguium in Tunisia. Can J Infect Dis Med Microbiol. 2017;2017:6835725.
9. Sasagawa Y. Internal environment of footwear is a risk factor for tinea pedis. J Dermatol. 2019 Nov;46(11):940-946.
10. Urban K, Chu S, Scheufele C, Giesey RL, Mehrmal S, Uppal P, Delost GR. The global, regional, and national burden of fungal skin diseases in 195 countries and territories: A cross-sectional analysis from the Global Burden of Disease Study 2017. JAAD Int. 2.
19. Robbins C. (2020). Tinea pedis. https://emedicine.medscape.com/article/1091684-overview#a4
20. Matsaung B, Schellack G, Schellack N. Managing athlete’s foot. S Afr Fam Pract. 2018; 60(5):37-41.

Patofisiologi Tinea Pedis

Artikel Terkait

  • Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
    Pilihan Antijamur Topikal dan Sistemik yang Aman pada Kehamilan
  • Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
    Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
Diskusi Terkait
Anonymous
15 September 2022
Adakah batas minimal usia untuk menggunakan antibiotik bubuk
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok.Izin bertanya mengenai pemakaian bubuk PK.Adakah usia tertentu yang tidak boleh menggunakan PK ?Bagaimana cara yang tepat menggunakan PK ( seperti...
Anonymous
31 Maret 2022
Otomikosis kapan dirujuk? - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dr. Suyanti, Sp. T.H.T.K.L,Ijin bertanya dok. Pada pasien dengan otomikosis yang sudah menerima tetes telinga clotrimazole selama 2 minggu, tetapi belum...
dr.Monica Selviany Wulang
30 Maret 2022
Pasien anak perempuan usia 11 tahun dengan Tinea Pedis yang berulang
Oleh: dr.Monica Selviany Wulang
2 Balasan
Alo Dokter! Ijin berdiskusi dok. Saya memiliki pasien anak perempuan 11 thn, 22kg keluhan luka pada kedua telapak kaki seperti pada gambar. Awalnya gatal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.