Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Tinea Pedis yogi 2022-04-13T14:02:01+07:00 2022-04-13T14:02:01+07:00
Tinea Pedis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Patofisiologi Tinea Pedis

Oleh :
dr. Apri Haryono Hafid
Share To Social Media:

Patofisiologi tinea pedis atau athlete’s foot merupakan infeksi dermatofita dengan tiga penyebab utama yaitu Trichophyton rubrum, Trichophyton interdigitale, dan Epidermophyton floccosum, dimana Trichophyton rubrum adalah penyebab tersering tinea pedis.[1]

Dermatofita dapat melekat dengan kulit penjamu dalam waktu 1 jam melalui adhesin pada sel dinding dermatofita. Pada tahap awal, dermatofita melakukan pelekatan dari artrokonidia (spora aseksual yang dibentuk dari hifa terfragmentasi) terhadap permukaan stratum korneum.[1,3,4]

Setelah pelekatan berhasil terjadi, spora mulai tumbuh dan mempersiapkan diri untuk tahapan berikutnya yaitu invasi. Dermatofita menginvasi permukaan stratum korneum pada area dengan kelembaban tinggi dan kulit tipis, yaitu sela-sela jari kaki. Invasi dermatofita hanya sebatas permukaan stratum korneum dan tidak menyebar ke sel lain.[1,3,4]

Selanjutnya dermatofita melepaskan lipase, fosfatase, protease keratinolitik untuk mendegradasi keratin dan mengambil asam amino hasil degradasi sebagai nutrisi bagi sel jamur. Molekul mannan dinding sel dermatofita  juga berfungsi menekan respon imun tubuh dan mengurangi proliferasi keratinosit sehingga menurunkan kecepatan pengelupasan.[1,5,18]

Enzim-enzim yang dilepaskan oleh dermatofita bekerja sebagai stimulus imunogenik dan merangsang pelepasan berbagai sitokin dan kemokin yang berperan dalam proses inflamasi di kulit. Oleh karena itu, pasien yang memiliki kondisi imunokompromais seperti diabetes mellitus dan HIV lebih rentan dengan tinea pedis dan biasanya mempunyai gejala klinis yang lebih buruk. [1,5,8,9,18]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah

Referensi

1. Nigam PK, Saleh D. Tinea Pedis. In: StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470421/.
3. Mochizuki T, Tsuboi R, Iozumi K, Ishizaki S, Ushigami T, Ogawa Y, et al. Guidelines Committee of the Japanese Dermatological Association: Guidelines for the management of dermatomycosis (2019). J Dermatol. 2020 Dec;47(12):1343-73.
4. Perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin indonesia. Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. Jakarta: Perdoski; 2017.
5. Martinez-Rossi NM, Peres NTA, Bitencourt TA, Martins MP, Rossi A. State-of-the-Art Dermatophyte Infections: Epidemiology Aspects, Pathophysiology, and Resistance Mechanisms. J Fungi (Basel). 2021;7(8):629.
8. Toukabri N, Dhieb C, El Euch D, Rouissi M, Mokni M, Sadfi-Zouaoui N. Prevalence, Etiology, and Risk Factors of Tinea Pedis and Tinea Unguium in Tunisia. Can J Infect Dis Med Microbiol. 2017;2017:6835725.
9. Sasagawa Y. Internal environment of footwear is a risk factor for tinea pedis. J Dermatol. 2019 Nov;46(11):940-946.
18. Jartarkar, S.R.; Patil, A.; Goldust, Y.; Cockerell, C.J.; Schwartz, R.A.; Grabbe, S.; Goldust, M. Pathogenesis, Immunology and Management of Dermatophytosis. J. Fungi 2022, 8, 39. https://doi.org/10.3390/jof8010039

Pendahuluan Tinea Pedis
Etiologi Tinea Pedis
Diskusi Terkait
Anonymous
31 Maret 2022
Otomikosis kapan dirujuk? - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dr. Suyanti, Sp. T.H.T.K.L,Ijin bertanya dok. Pada pasien dengan otomikosis yang sudah menerima tetes telinga clotrimazole selama 2 minggu, tetapi belum...
dr.Monica Selviany Wulang
30 Maret 2022
Pasien anak perempuan usia 11 tahun dengan Tinea Pedis yang berulang
Oleh: dr.Monica Selviany Wulang
2 Balasan
Alo Dokter! Ijin berdiskusi dok. Saya memiliki pasien anak perempuan 11 thn, 22kg keluhan luka pada kedua telapak kaki seperti pada gambar. Awalnya gatal...
Anonymous
06 Februari 2022
Obat anti jamur apa yang aman untuk pasien > 80 tahun dengan tinea pedis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dok. Izin berdiskusi dokter. Untuk obat anti jamur oral apa yang lebih aman untuk ginjal yang dapat diberikan pada pasien diatas 80 tahun dok.? Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.