Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tinea Fasialis general_alomedika 2023-04-06T09:01:59+07:00 2023-04-06T09:01:59+07:00
Tinea Fasialis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Tinea Fasialis

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Diagnosis dari tinea fasialis umumnya dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan mikroskopik dapat meningkatkan akurasi diagnosis. [1]

Anamnesis

Pada kasus tinea fasialis, pasien memiliki keluhan utama berupa bercak pada area wajah di luar area yang berjenggot. Lesi sering digambarkan oleh pasien awalnya berbentuk bulat dan lama kelamaan meluas berbentuk seperti cincin. Pasien juga dapat menggambarkan bercak yang terlihat seperti bersisik. Bercak dapat tunggal dan meluas, atau bertambah jumlahnya di bagian wajah lain atau bagian tubuh lain apabila berlangsung lama. Lokasi lesi pada kebanyakan kasus ada di area pipi, namun bisa juga terjadi pada area lain seperti kelopak mata dan daerah submandibular.

Keluhan lain yang berkaitan dengan hampir semua kasus adalah adanya rasa gatal yang ringan, namun ketiadaan keluhan gatal tidak menyingkirkan diagnosis. Pada anak, tinea fasialis sering terabaikan dan disalahartikan sebagai eksim atau ruam yang terjadi karena alergi, terutama pada anak-anak yang memiliki riwayat atopi. Orang tua biasanya akan membawa anaknya ke dokter karena tidak adanya perbaikan pada ruam atau ruam yang bertambah parah setelah penggunaan kortikosteroid atau emolien topikal.[18-20]

Riwayat penyakit dahulu berupa riwayat infeksi jamur pada wajah perlu digali, termasuk riwayat infeksi jamur di bagian tubuh lain. Riwayat penyakit lain yang diderita terutama yang berhubungan dengan supresi imun, seperti HIV, pengobatan dengan kortikosteroid, malnutrisi, limfoma, penyakit Cushing, diabetes, atau atopi perlu ditanyakan. Riwayat infeksi jamur kulit pada keluarga atau orang yang tinggal satu rumah juga perlu diinvestigasi.

Faktor risiko seperti higienitas dapat digali oleh dokter melalui pertanyaan mengenai bagaimana pasien menjaga kebersihan diri dan seberapa sering pasien mencuci baju, masker kain, handuk, atau aksesoris lain yang dikenakan di tubuh. Tanyakan pula hewan peliharaan atau hewan ternak apa saja yang ada di sekitar pasien. Riwayat sosioekonomi seperti di mana pasien tinggal, bagaimana kelembaban dan cuaca di lokasi pasien, dan apakah pasien tinggal di tempat yang padat penduduk juga membantu menilai risiko. [4,5,9-11]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik tinea fasialis sering tidak khas dan menyerupai lesi lain. Dikarenakan anatomi wajah yang kompleks, lesi tidak selalu khas seperti lesi yang biasanya tampak pada tinea corporis.

Dari inspeksi akan tampak lesi eritematosa tunggal atau multipel dengan atau tanpa struktur annular. Lesi yang mirip dengan tinea corporis dapat berupa patch eritema dengan bentuk anular atau serpiginosa yang disertai dengan skuama. Batas tampak tegas dan merupakan lesi yang aktif, terkadang terdapat papul, vesikel, atau krusta. Tampilan papul, vesikel, dan krusta sering disalahartikan dengan lesi lain, sehingga pemeriksaan penunjang perlu dipertimbangkan.

Papul seringkali terjadi apabila dermatofita menginfeksi folikel rambut. Berdasarkan patogennya, organisme zoofilik seperti T verrucosum atau T mentagrophytes merupakan patogen yang paling sering menghasilkan erupsi pustular dengan pembentukan krusta atau kerion.

Regio yang paling banyak terinfeksi oleh tinea fasialis adalah area pipi, diikuti oleh hidung, periorbital, dagu, dan dahi. Perlu juga dilakukan pemeriksaan di regio lain seperti regio kepala dan anggota badan untuk mencari infeksi dermatofita lain, seperti tinea kapitis dan tinea corporis.[1,5,18-20]

Diagnosis Banding

Lesi pada tinea fasialis terutama pada anak-anak tidak selalu khas, sering kali mirip dengan lesi lain pada wajah sehingga dokter dapat memiliki banyak diagnosis banding. Diagnosis banding tinea fasialis antara lain dermatitis atopik, dermatitis kontak, lupus eritematosus discoid, dan herpes zoster.

Dermatitis Atopik

Pada dermatitis atopik, terdapat riwayat atopi baik pada pasien sendiri ataupun keluarga pasien. Lesi pada dermatitis atopik jarang berbentuk lingkaran. Dapat dibedakan secara lebih pasti dengan pemeriksaan kerokan kulit yang ditetesi kalium hidroksida (KOH).

Dermatitis Kontak

Pada dermatitis kontak, komposisi lesi akan sesuai dengan benda yang menghasilkan reaksi alergi. Contohnya, bila menggunakan masker yang menyebabkan dermatitis kontak pada pasien, maka lesi akan sesuai dengan bentuk masker yang menyentuh kulit.

Lupus Eritematosus Diskoid

Pada lupus eritematosus diskoid, lesi terdapat pada area yang terekspos cahaya matahari, dengan lesi anular yang multipel dan lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria (rasio 3:1).

Herpes Zoster

Lesi pada tinea fasialis terdistribusi secara asimetris dan bersifat acak, berbeda dengan herpes zoster yang distribusinya terbatas pada dermatoma yang terkena.[1,18,19,21]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tinea fasialis yaitu pemeriksaan mikroskopis dengan kerokan kulit dan KOH, serta kultur.[1]

Pemeriksaan Mikroskopis

Sampel kerokan kulit yang diambil dari lesi aktif, ditetesi larutan KOH 10-20%. Setelah preparat dihangatkan sebentar, spesimen dapat diamati di bawah mikroskop cahaya. Akan didapatkan gambaran hifa bercabang.[1,18]

Kultur Fungi

Kultur fungi berguna untuk mengidentifikasi patogen penyebab. Kultur untuk mendiagnosis patogen penyebab tinea fasialis dilakukan pada media agar Sabouraud dengan tambahan sikloheksimid dan chloramphenicol agar menginhibisi pertumbuhan bakteri dan kontaminan lain. Waktu yang dibutuhkan bisa berlangsung hingga 2 minggu. Kultur negatif belum dapat dikonfirmasi apabila belum melalui masa inkubasi selama 6 minggu. Terapi dapat segera diberikan setelah diagnosis klinis, tanpa harus menunggu hasil kultur. [1,18]

Pemeriksaan Histologis

Walaupun dapat membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan histologis jarang diperlukan. Tampilan yang terlihat dapat bervariasi mulai dari adanya spongiosis fokal ringan hingga dermatitis psoriasiform spongiotik kronis dengan infiltrat inflamasi dermal campuran dan terdapat jamur di lapisan yang terkornifikasi. Evaluasi histopatologi rutin dilakukan dengan pewarnaan hematoksilin-eosin yang akan menampilkan elemen jamur pada kulit, namun pewarnaan Periodic acid-Schiff (PAS) lebih direkomendasikan untuk visualisasi yang lebih baik. Hifa dapat terdeteksi di stratum korneum epidermis. Rambut dan folikel dapat terinfeksi juga terutama oleh T rubrum atau Trichophyton verrucosum.[1]

Referensi

1. Schwartz R. Tinea Faciei: Background, Pathophysiology, Etiology. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1118316-overview
5. Agarwal A, Hassanandani T, Das A, Panda M, Chakravorty S. “Mask tinea”: tinea faciei possibly potentiated by prolonged mask usage during the COVID‐19 pandemic. Clinical and experimental dermatology. 2020 Oct 24.
17. Sari AB, Widaty S, Bramono K, Miranda E, Ganjardani M. Tinea Kapitis Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsupn Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Periode Tahun 2005–2010. MDVI 39.3 2012: 113-117
18. Moriarty B, Hay R, Morris-Jones R. The diagnosis and management of tinea. BMJ. 2012 Jul 10;345:e4380.
19. Nenoff P, Krüger C, Schaller J, Ginter‐Hanselmayer G, Schulte‐Beerbühl R, Tietz HJ. Mycology–an update part 2: dermatomycoses: clinical picture and diagnostics. JDDG: Journal der Deutschen Dermatologischen Gesellschaft. 2014 Sep;12(9):749-77.
20. Yeung CK, Chan HH. Tinea faciei: an easily missed diagnosis in children. 2016: 192-195.
21. Ely JW, Rosenfeld S, Stone MS. Diagnosis and management of tinea infections. American family physician. 2014 Nov 15;90(10):702-10.

Epidemiologi Tinea Fasialis
Penatalaksanaan Tinea Fasialis
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 September 2024, 07:38
Pasien dengan suspek tinea fasialis yang tidak membaik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mempunyai px datang awalnya dengan gambaran lesi papul hiperemis membentuk seperti melingkar dan kulit di tengahnya normal (seperti central...
Anonymous
Dibalas 23 Maret 2023, 11:39
Ruam pada pipi bayi usia 4 bulan
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alodok, by. Laki laki usia 4 bulan dtang dgn keluhan ruam pada pipi sejak 5 hari, dikatakan awalnya merah seperti digigit nyamuk namun tak kunjung hilang,...
Anonymous
Dibalas 28 Februari 2022, 17:11
Bayi usia 4 bulan dengan bercak kemerahan di wajah sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya ingin berdiskusi dok. Saya dapat pasien usia 4 bulan dengan keluhan bercak kemerahan di pipi kiri dan kanan dengan tepi aktif dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.