Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Karsinoma Sel Skuamosa general_alomedika 2022-03-01T13:45:05+07:00 2022-03-01T13:45:05+07:00
Karsinoma Sel Skuamosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Karsinoma Sel Skuamosa

Oleh :
Ricky Dosan
Share To Social Media:

Paparan terhadap berbagai etiologi mencetuskan terbentuknya karsinoma sel skuamosa (KSS) kulit. [3]

Sinar Ultraviolet

Secara epidemiologi, diketahui bahwa kedekatan suatu daerah geografi terhadap garis ekuator, adanya riwayat kanker atau lesi prekanker pada kulit, usia tua, dan jenis kelamin pria meningkatkan kemungkinan individu terkena KSS kulit. Ciri dari seseorang yang rentan terhadap sinar ultraviolet adalah pasien albinisme atau mereka yang memiliki tipe kulit fitzpatrick 1 atau 2. [2,4]

Paparan sinar ultraviolet kronik seperti melalui tanning bed, terapi medis, atau paparan secara kumulatif merupakan faktor risiko terpenting dari terbentuknya KSS. Sinar ultraviolet merupakan mutagen yang diketahui dapat menginduksi kerusakan DNA yang menyebabkan transformasi keratinosit. Sinar ultraviolet juga diketahui menurunkan respon imun kulit yang menyebabkan kulit rentan terhadap pembentukan tumor. [4,7]

Imunosupresi

Studi yang ada melaporkan adanya peningkatan risiko KSS pada individu yang mendapatkan obat imunosupresan. Risiko ini bisa meningkat hingga 65 kali.

KSS kulit yang muncul pada individu yang mengalami imunosupresi memiliki karakteristik lebih agresif,  sering terjadi rekurensi, metastasis dan bahkan kematian. Mekanisme spesifik pengaruh imunosupresi terhadap pembentukan KSS kulit masih belum diketahui, tetapi diduga berkaitan dengan gagalnya imunosurveilans. [3,4]

Paparan Terhadap Obat

Studi yang dilakukan oleh Pedersen et al menemukan bahwa hidroklorotiazid meningkatkan risiko terjadinya KSS kulit karena obat ini memiliki efek fotosensitizer dan pada penelitian dengan hewan diketahui menyebabkan kerusakan DNA akibat paparan sinar UVA.

KSS kulit ditemukan pula pada pasien melanoma yang sedang menjalani terapi dengan inhibitor BRAF. Obat ini memberikan efek terapi  pada melanoma yang telah bermetastasis tetapi dapat menginduksi terjadinya kanker kulit sekunder akibat aktivasi ERK paradoks pada sel BRAF wild type.

Paparan kronik terhadap arsenik baik secara okupasional atau melalui air minum meningkatkan risiko terjadinya KSS kulit sebesar 2-4 kali lipat. Beberapa studi menyatakan bahwa individu yang terpapar aspal, tar, kreosot dan jelaga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami KSS kulit terutama pada daerah skrotum. [2,3,8]

Radiasi Pengion

Terapi menggunakan radiasi pengion diketahui dapat menginduksi pembentukan kanker kulit. Faktor risiko utama dalam pembentukan KSS kulit melalui radiasi pengion adalah dosis akumulasi. [3]

Inflamasi Kronik

KSS kulit dapat muncul pada kulit yang mengalami peradangan kronik, seperti pada ulkus kronik, luka bakar, dan dermatitis kronik. Interval antara kerusakan kulit dan terbentuknya kanker bervariasi mulai dari 6 minggu hingga 60 tahun. Hanya 1% kanker kulit muncul pada kulit yang mengalami peradangan kronik, tetapi 95% kanker yang terbentuk adalah KSS kulit. [3]

Human Papilloma Virus

Human papilloma virus (HPV) diketahui memiliki peran terhadap pembentukan KSS kulit melalui inkorporasi DNA virus pada genom sel dan perubahan pada p53.  Kerentanan terhadap virus ini terdapat pada kelainan kulit epidermodysplasia veruciformis. Dari studi didapatkan peningkatan risiko terjadinya KSS kulit pada individu imunokompeten yang terpapar HPV. [3,7,9]

Penyakit Komorbid

Penyakit kulit yang mempengaruhi dan meningkatkan risiko terbentuknya KSS kulit yaitu xeroderma pigmentosum, dystrophic epidermolysis bullosa, epidermodysplasia verruciformis dan lichen planus erosif. Pada studi yang dilakukan Ahadiat et al terdapat hubungan antara hipotiroidisme dengan terbentuknya KSS kulit. [2,4]

Referensi

2. Najar T. Cutaneous Squamous Cell Carcinoma. In: Meyers AD, editors. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1965430-overview
3. Kabir S, Schmults CD, Ruiz ES. A Review of Cutaneous Squamous Cell Carcinoma Epidemiology, Diagnosis, and Management. In: Int J Cancer Manag, 2018. 11(1):e60846. http://intjcancermanag.com/en/articles/60846.html
4. NCCN. Squamous Cell Skin Cancer. 2018. https://www.nccn.org/professionals/physician_gls/default.aspx#site
7. Bonerandi JJ, Beauvillain C, Caquant L, et al. Guidelines for the diagnosis and treatment of cutaneous squamous cell carcinoma and precursor lesions. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 2011. 25: 1–51. doi:10.1111/j.1468-3083.2011.04296.x
8. Potenza C, Bernardini N, Balduzzi V, Losco L, Mambrin A, et al. A Review of the Literature of Surgical and Nonsurgical Treatments of Invasive Squamous Cells Carcinoma. Biomed Res Int, 2018. 2018:9489163. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29808169
9. Gurudutt VV, Genden EM. Cutaneous Squamous Cell Carcinoma of the Head and Neck. J Skin Cancer, 2018. 2011:502723. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3064996/

Patofisiologi Karsinoma Sel Skua...
Epidemiologi Karsinoma Sel Skuamosa

Artikel Terkait

  • Hydrochlorothiazide Meningkatkan Risiko Terkena Karsinoma Sel Basal dan Skuamosa
    Hydrochlorothiazide Meningkatkan Risiko Terkena Karsinoma Sel Basal dan Skuamosa
Diskusi Terkait
dr. Nurul hidaya
01 Mei 2021
Pasien wanita usia 30 tahun dengan luka pada leher belakang sejak 2 minggu lalu yang berawal seperti jerawat
Oleh: dr. Nurul hidaya
4 Balasan
Izin share dokter, Seorang wanita usia 30tahun datang ke puskesmas dengan keluhan luka di leher belakang yang dirasakan sekitar 2 minggu terakhir. awalnya...
dr. Nurul hidaya
01 Februari 2021
Pasien wanita usia 55 tahun dengan keluhan luka dan nyeri pada lengan atas sejak 4 bulan yang lalu
Oleh: dr. Nurul hidaya
6 Balasan
Izin dok,Pasien wanita usia 55tahun dengan keluhan luka dan nyeri di lengan atas sebelah kanan, dirasakan sejak 4 bulan terakhir, awal muncul berupa lecet...
dr.Eden Kurniawati Duha
22 Juni 2020
Pasien perempuan usia 53 tahun dengan keluhan terdapat benjolan tampak seperti bunga kol pada lengan kiri yang terasa nyeri sejak 2 tahun lalu
Oleh: dr.Eden Kurniawati Duha
29 Balasan
Wanita , Usia 53 tahun. mengeluh benjolan pada lengan kiri bawah yang sudah di derita selama 2 Tahun. Awalnya benjolan biasa seperti kutil, kemudian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.