Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Karsinoma Sel Skuamosa general_alomedika 2023-01-18T08:19:08+07:00 2023-01-18T08:19:08+07:00
Karsinoma Sel Skuamosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Karsinoma Sel Skuamosa

Oleh :
Ricky Dosan
Share To Social Media:

Berdasarkan panduan National Comprehensive Cancer Network (NCCN), tujuan utama dari penatalaksanaan karsinoma sel skuamosa (KSS) adalah eliminasi tumor dengan preservasi maksimal dari fungsi dan kosmetik. Oleh karena itu, keputusan untuk melakukan terapi harus didasarkan pada keinginan dan faktor risiko individual dari masing-masing pasien. [4]

Elektrodesikasi dan Kuretase

Elektrodesikasi dan kuretase, serta prosedur MOHS, adalah teknik memangkas jaringan tumor dengan menggunakan kuret hingga lapisan kulit normal, kemudian melakukan denaturasi pada daerah tersebut menggunakan elektrodesikasi. Proses ini diulang berkali-kali untuk memaksimalkan probabilitas ekstirpasi tumor secara komplit. Rekurensi tumor bisa terjadi karena prosedur ini tidak dapat mengeradikasi sel atipikal yang berada di folikel rambut atau dermis.

Prosedur ini cepat dan bersifat kurang invasif. Namun, terdapat beberapa kekurangan, salah satunya, jaringan parut yang terbentuk setelah prosedur ini dapat menunda diagnosis dari rekurensi tumor sehingga harus digunakan secara berhati-hati pada KSS kulit yang bersifat invasif. Prosedur ini tidak dapat digunakan pada kelopak mata, genitalia, bibir dan telinga. Bila pada saat melakukan prosedur didapatkan tumor mencapai subkutan, maka perlu dilakukan eksisi. [2,4,8]

Eksisi

Eksisi dengan evaluasi batas sayatan postoperatif merupakan terapi standar untuk KSS kulit. Prosedur ini sangat efektif dan dapat ditoleransi dengan baik pada KSS kulit primer yang tidak berisiko tinggi dan terletak pada daerah dimana tissue sparing tidak krusial. Prosedur ini memberikan keuntungan berupa verifikasi batas sayatan tumor secara histopatologi, cepat mengalami penyembuhan, dan tampak baik secara kosmetik. [2,4,8]

Batas sayatan sebesar 4 mm direkomendasikan untuk lesi berisiko rendah, yaitu tumor berdiferensiasi baik yang memiliki diameter < 2 cm dan tidak muncul pada kulit kepala, telinga, kelopak mata, bibir, hidung, genitalia, tangan, kaki dan tidak mencapai lemak subkutan.

Batas sayatan sebesar 6 mm direkomendasikan untuk lesi berisiko tinggi, yaitu tumor yang memiliki diameter > 2 cm, menginvasi lemak subkutan, muncul pada bagian tengah wajah, kulit kepala, telinga, genitalia, tangan, atau kaki. [2,7]

Radioterapi

Radioterapi merupakan terapi primer dari KSS kulit yang tidak dapat dilakukan pembedahan. Pada KSS, radioterapi dapat dilakukan menggunakan eksternal radioterapi dan interstisial curietherapy. Modalitas ini juga dapat digunakan sebagai adjuvan untuk kontrol lokoregional setelah pembedahan terutama pada tumor dengan batas sayatan yang masih positif tumor atau meragukan, invasi perineural, berisiko tinggi, dan terdapat keterlibatan kelenjar getah bening regional. [2,7,8]

Eksternal Radioterapi

Radioterapi eksternal dapat dilakukan menggunakan low energy X photons, high energy X photons, sinar gamma, dan akselerator linear. Modalitas tatalaksana ini adalah modalitas noninvasif yang dapat digunakan pada karsinoma sel skuamosa tanpa mempedulikan kedalaman lesi. Biasanya diberikan 10-30 sesi radioterapi dalam 3-6 minggu. [7]

Interstitial Curietherapy

Interstisial curietherapy dilakukan dengan cara memasukkan tabung plastik ke area target dan memasukkan iridium 192 ke area tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan menggunakan anestesi lokal. Selama pengobatan, pasien dirawat inap selama 3-4 hari [7]

Terapi Sistemik

Terdapat berbagai macam agen sistemik yang telah diteliti untuk KSS kulit dengan keterlibatan regional maupun yang sudah bermetastasis. Agen kemoterapeutik yang sering digunakan yaitu cisplatin, carboplatin, 5-fluorouracil baik sebagai monoterapi maupun kombinasi. Sekalipun kebanyakan dari agen kemoterapeutik ini memiliki peran pada KSS kepala-leher, belum ada data yang cukup baik mengenai penggunaannya pada KSS kulit.

Di antara kelompok inhibitor EGFR, cetuximab merupakan agen yang paling sering digunakan. Cetuximab merupakan antibodi monoklonal chimeric immunoglobulin G1 yang menunjukkan  efek baik pada berbagai studi kasus. Saat ini masih diperlukan studi lebih lanjut untuk mengevaluasi penggunaanya pada KSS kulit berisiko tinggi.

Dari berbagai studi, penggunaan agen imunoterapi anti PD-1 (nivolumab, pembrolizumab) dan anti CTLA-4 (ipilimumab) pada KSS yang sudah bermetastasis ditemukan memberi respons yang baik. [4,15]

Rekomendasi dalam Pemilihan Tata Laksana

Berdasarkan NCCN, tata laksana KSS kulit ditentukan berdasarkan faktor risiko KSS kulit dan keterlibatan kelenjar getah bening regional.

Karsinoma Sel Skuamosa Risiko Rendah

Pada KSS kulit lokal berisiko rendah, dapat dilakukan kuretase atau elektrodesikasi, eksisi standar dengan batas klinis 4-6 mm, atau radioterapi. Bila telah dilakukan eksisi dan didapatkan batas sayatan masih positif tumor, maka dilakukan mohs micrographically controlled surgery, reeksisi, atau radioterapi. [4,7]

Karsinoma Sel Skuamosa Risiko Tinggi

Pada KSS kulit lokal berisiko tinggi, pilihan terapinya adalah mohs micrographically controlled surgery, eksisi dengan batas klinis yang lebih besar, atau radioterapi dengan terapi sistemik (kemoradiasi). Bila telah dilakukan eksisi dan didapatkan batas sayatan masih positif tumor, maka dilakukan mohs micrographically controlled surgery, reeksisi atau radioterapi. Setelah itu, bila masih didapatkan residu tumor, perlu dipertimbangkan radioterapi dengan terapi sistemik disertai konsultasi dengan tim multidisiplin. Bila didapatkan keterlibatan perineural atau saraf besar perlu dipertimbangkan radioterapi adjuvan disertai konsultasi dengan tim multidisiplin.

Keterlibatan Kelenjar Getah Bening

Bila terdapat keterlibatan kelenjar getah bening baik melalui palpasi atau pemeriksaan radiologi, maka perlu dilakukan biopsi jarum halus atau core biopsy. Bila biopsi memberikan hasil negatif, maka perlu dilakukan CT-scan dengan kontras untuk menentukan jumlah, ukuran, dan lokasi dari kelenjar getah bening yang terlibat, serta perlu dilakukan biopsi ulang untuk memastikan kembali keterlibatan kelenjar getah bening. Bila biopsi memberikan hasil positif, maka perlu dilakukan CT-scan dengan kontras untuk menentukan jumlah, ukuran dan lokasi dari kelenjar getah bening yang terlibat atau PET scan yang dapat sekaligus menilai metastasis jauh. Kemudian ditentukan apakah tumor operabel atau tidak.

Bila Tumor Operabel dan Berada di Area Kepala Leher :

Bila tumor operabel  dan terletak di daerah kepala-leher, perlu ditentukan kelenjar getah bening yang terlibat. Bila kelenjar getah bening soliter dan berukuran ≤ 3 cm, dilakukan eksisi tumor disertai diseksi kelenjar getah bening ipsilateral secara selektif.

Bila kelenjar getah bening soliter dan berukuran > 3 cm atau multipel dan ipsilateral dilakukan eksisi tumor disertai diseksi kelenjar getah bening ipsilateral secara komprehensif.

Bila kelenjar getah bening ditemukan bilateral dilakukan eksisi tumor disertai diseksi kelenjar getah bening bilateral.

Bila terdapat keterlibatan kelenjar parotis dilakukan eksisi tumor disertai parotidektomi superfisial dan  diseksi kelenjar getah bening ipsilateral. Evaluasi histopatologi dilakukan pasca pembedahan.

Bila didapatkan 1 kelenjar getah bening yang positif berukuran ≤ 3 cm tanpa ekstensi ekstrakapsular maka dapat diberikan radioterapi atau observasi.

Bila didapatkan ≥ 2 kelenjar getah bening yang positif atau 1 kelenjar getah bening berukuran > 3 cm tanpa ekstensi ekstrakapsular maka dapat diberikan radioterapi.

Bila didapatkan ekstensi ekstrakapsular dan/atau kelenjar getah bening tidak dieksisi secara komplit maka diberikan radioterapi dengan terapi sistemik konkuren.

Bila Tumor Operabel dan Terletak di Badan atau Ekstremitas

Bila tumor operabel dan terletak pada badan atau ekstremitas maka dilakukan eksisi tumor primer disertai diseksi kelenjar getah bening regional dan dipertimbangkan untuk memberikan radioterapi adjuvan bila terdapat keterlibatan kelenjar getah bening multipel atau ekstensi ekstrakapsular.

Bila Tumor Tidak Operabel :

Bila tumor tidak operabel, maka dilakukan radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi atau terapi sistemik lainn secara konkuren. [4]

Referensi

2. Najar T. Cutaneous Squamous Cell Carcinoma. In: Meyers AD, editors. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1965430-overview
4. NCCN. Squamous Cell Skin Cancer. 2018. https://www.nccn.org/professionals/physician_gls/default.aspx#site
7. Bonerandi JJ, Beauvillain C, Caquant L, et al. Guidelines for the diagnosis and treatment of cutaneous squamous cell carcinoma and precursor lesions. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 2011. 25: 1–51. doi:10.1111/j.1468-3083.2011.04296.x
8. Potenza C, Bernardini N, Balduzzi V, Losco L, Mambrin A, et al. A Review of the Literature of Surgical and Nonsurgical Treatments of Invasive Squamous Cells Carcinoma. Biomed Res Int, 2018. 2018:9489163. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29808169
15. Yanagi T, Kitamura S, Hata H. Novel Therapeutic Targets in Cutaneous Squamous Cell Carcinoma. Front Oncol, 2018. 8:79. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5876309/

Diagnosis Karsinoma Sel Skuamosa
Prognosis Karsinoma Sel Skuamosa

Artikel Terkait

  • Hydrochlorothiazide Meningkatkan Risiko Terkena Karsinoma Sel Basal dan Skuamosa
    Hydrochlorothiazide Meningkatkan Risiko Terkena Karsinoma Sel Basal dan Skuamosa
  • Perbedaan Keratosis Aktinik dengan Karsinoma Sel Skuamosa
    Perbedaan Keratosis Aktinik dengan Karsinoma Sel Skuamosa
Diskusi Terkait
dr. Nurul hidaya
01 Mei 2021
Pasien wanita usia 30 tahun dengan luka pada leher belakang sejak 2 minggu lalu yang berawal seperti jerawat
Oleh: dr. Nurul hidaya
4 Balasan
Izin share dokter, Seorang wanita usia 30tahun datang ke puskesmas dengan keluhan luka di leher belakang yang dirasakan sekitar 2 minggu terakhir. awalnya...
dr. Nurul hidaya
01 Februari 2021
Pasien wanita usia 55 tahun dengan keluhan luka dan nyeri pada lengan atas sejak 4 bulan yang lalu
Oleh: dr. Nurul hidaya
6 Balasan
Izin dok,Pasien wanita usia 55tahun dengan keluhan luka dan nyeri di lengan atas sebelah kanan, dirasakan sejak 4 bulan terakhir, awal muncul berupa lecet...
dr.Eden Kurniawati Duha
22 Juni 2020
Pasien perempuan usia 53 tahun dengan keluhan terdapat benjolan tampak seperti bunga kol pada lengan kiri yang terasa nyeri sejak 2 tahun lalu
Oleh: dr.Eden Kurniawati Duha
29 Balasan
Wanita , Usia 53 tahun. mengeluh benjolan pada lengan kiri bawah yang sudah di derita selama 2 Tahun. Awalnya benjolan biasa seperti kutil, kemudian...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.