Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Uban Prematur general_alomedika 2021-08-30T13:17:22+07:00 2021-08-30T13:17:22+07:00
Uban Prematur
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Uban Prematur

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Etiologi uban prematur belum dipahami sepenuhnya hingga kini. Faktor genetik, autoimun, dan faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya uban prematur.

Faktor Genetik dan Autoimun

Uban prematur dapat terjadi sebagai penyakit primer dominan autosomal. Uban prematur juga berkaitan dengan gangguan penuaan dini seperti progeria dan pangeria. Keterkaitan uban prematur dengan vitiligo, diathesis atopik, dan penyakit autoimun seperti hipotiroid juga telah dilaporkan.[1,8]

Faktor Lingkungan

Selain faktor autoimun dan genetik, peranan lingkungan juga berkontribusi terhadap proses autoimun maupun kondisi uban prematur secara langsung.

Stres Oksidatif

Adanya stres oksidatif dan reactive oxygen species (ROS) adalah yang paling sering dikaitkan dengan uban prematur. Stres oksidatif dapat disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV), polusi, merokok, faktor emosional, atau faktor peradangan.

Apoptosis melanosit dan kerusakan oksidatif pada folikel rambut yang mulai beruban telah dilaporkan. Selanjutnya, stres oksidatif eksogen mengakibatkan peningkatan uban pada folikel rambut.[9]

Defisiensi Nutrisi

Defisiensi vitamin B12 dan anemia dapat menyebabkan uban prematur melalui mekanisme yang belum diketahui. Sejumlah studi juga telah melaporkan defisiensi nutrisi lain yang turut berperan dalam patogenesis dari uban prematur dengan mempengaruhi melanogenesis, seperti defisiensi tembaga, zat besi, kalsium, zinc, dan vitamin D.[1,10]

Obat-obatan

Beberapa obat diduga menghambat reseptor tyrosine kinase c-kit yang ada di melanosit yang dapat mengurangi melanogenesis. Obat yang telah dikaitkan dengan uban prematur antara lain chloroquine, mephenesin, phenylthiourea, triparanol, xylazine, serta penggunaan bahan kimia atau agen topikal seperti ditranol, chrysarobin, resorcin, dan analog prostaglandin F2 alfa (PGF2 alfa).[1,11]

Stres Akut

Selama ini bukti empiris menunjukkan bahwa stres akut berhubungan dengan uban prematur. Meski demikian, teori ini belum didukung bukti ilmiah yang adekuat.

Pada tahun 2020, sebuah studi pada tikus menunjukkan adanya hubungan kausal antara stres akut dengan uban prematur. Studi ini menunjukkan bahwa stres menyebabkan pelepasan norepinefrin ke dalam folikel yang akan mengakibatkan penurunan cepat dari sel punca melanosit. Tanpa adanya sel punca ini, rambut baru yang tumbuh akan kekurangan pigmen dan berwarna abu-abu atau putih.[23]

Faktor Risiko

Faktor risiko dari uban prematur adalah:

  • Faktor genetik: riwayat keluarga dengan kondisi serupa
  • Beberapa kondisi patologi seperti sindrom progeroid segmental, vitiligo, hipotiroid, Sindrom Werner, Sindrom Hutchinson-Gilford (progeria), anemia pernisiosa, penyakit Addison, Grave’s Disease, dan hipogonadisme prematur
  • Faktor lingkungan yang memicu stres oksidatif seperti paparan polusi, merokok
  • Faktor nutrisi seperti defisiensi vitamin dan mineral serta obesitas

  • Konsumsi obat-obatan, misalnya chloroquine[1,12]

Referensi

1. Kumar AB, Shamim H, Nagaraju U. Premature Graying of Hair: Review with Updates. Int J Trichology. 2018;10(5):198-203.
8. McDonough PH, Schwartz RA. Premature hair graying. Cutis. 2012 Apr;89(4):161-5.
9. Daulatabad D, Singal A, Grover C, Sharma SB, Chhillar N. Assessment of oxidative stress in patients with premature canities. Int J Trichology. 2015;7:91–4.
10. Chakrabarty S, Krishnappa PG, Gowda DG, Hiremath J. Factors associated with premature hair graying in a young Indian population. Int J Trichology. 2016;8:11–4.
11. Pandhi D, Khanna D. Premature graying of hair. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2013;(79):641-53.
12. Akin Belli A, Etgu F, Ozbas Gok S, Kara B, Dogan G. Risk factors for premature hair graying in young Turkish adults. Pediatr Dermatol. 2016;33:438–42.
23. Zhang B, Ma S, Rachmin I, et al. Hyperactivation of sympathetic nerves drives depletion of melanocyte stem cells. Nature. 2020;577(7792):676-681. doi:10.1038/s41586-020-1935-3.

Patofisiologi Uban Prematur
Epidemiologi Uban Prematur
Diskusi Terbaru
dr.Pittara Pansawira
Kemarin, 17:34
Buka aplikasi Alomedika di Tablet tidak dapat menjadi bentuk landscape
Oleh: dr.Pittara Pansawira
4 Balasan
Alo dok, maaf agak OOT. Adakah cara untuk membuka aplikasi Alomedika agar dapat menjadi tampilan landscape?Padahal setting autorotate di tabletnya sudah...
Anonymous
Kemarin, 16:44
Menggigil dan sesak post tranfusi
Oleh: Anonymous
5 Balasan
dok izin tanya, kalau menggigil dan sesak post tranfusi prc 1 kolf itu penanganan nya bagaimana ya dok? Td premed furosemid, dan pasien CKD. 
dr. Putu Aditya Dwipayana
Kemarin, 14:23
Bisakah Otopain digunakan pada OMA stadium perforasi ?
Oleh: dr. Putu Aditya Dwipayana
7 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi dokter, pada pasien OMA stadium perforasi yang telah dilakukan pencucian dengan H2O2, apakah boleh diberikan obat tetes...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.