Etiologi Uban Prematur
Etiologi uban prematur belum dipahami sepenuhnya hingga kini. Faktor genetik, autoimun, dan faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya uban prematur.
Faktor Genetik dan Autoimun
Uban prematur dapat terjadi sebagai penyakit primer dominan autosomal. Uban prematur juga berkaitan dengan gangguan penuaan dini seperti progeria dan pangeria. Keterkaitan uban prematur dengan vitiligo, diathesis atopik, dan penyakit autoimun seperti hipotiroid juga telah dilaporkan.[1,8]
Faktor Lingkungan
Selain faktor autoimun dan genetik, peranan lingkungan juga berkontribusi terhadap proses autoimun maupun kondisi uban prematur secara langsung.
Stres Oksidatif
Adanya stres oksidatif dan reactive oxygen species (ROS) adalah yang paling sering dikaitkan dengan uban prematur. Stres oksidatif dapat disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV), polusi, merokok, faktor emosional, atau faktor peradangan.
Apoptosis melanosit dan kerusakan oksidatif pada folikel rambut yang mulai beruban telah dilaporkan. Selanjutnya, stres oksidatif eksogen mengakibatkan peningkatan uban pada folikel rambut.[9]
Defisiensi Nutrisi
Defisiensi vitamin B12 dan anemia dapat menyebabkan uban prematur melalui mekanisme yang belum diketahui. Sejumlah studi juga telah melaporkan defisiensi nutrisi lain yang turut berperan dalam patogenesis dari uban prematur dengan mempengaruhi melanogenesis, seperti defisiensi tembaga, zat besi, kalsium, zinc, dan vitamin D.[1,10]
Obat-obatan
Beberapa obat diduga menghambat reseptor tyrosine kinase c-kit yang ada di melanosit yang dapat mengurangi melanogenesis. Obat yang telah dikaitkan dengan uban prematur antara lain chloroquine, mephenesin, phenylthiourea, triparanol, xylazine, serta penggunaan bahan kimia atau agen topikal seperti ditranol, chrysarobin, resorcin, dan analog prostaglandin F2 alfa (PGF2 alfa).[1,11]
Stres Akut
Selama ini bukti empiris menunjukkan bahwa stres akut berhubungan dengan uban prematur. Meski demikian, teori ini belum didukung bukti ilmiah yang adekuat.
Pada tahun 2020, sebuah studi pada tikus menunjukkan adanya hubungan kausal antara stres akut dengan uban prematur. Studi ini menunjukkan bahwa stres menyebabkan pelepasan norepinefrin ke dalam folikel yang akan mengakibatkan penurunan cepat dari sel punca melanosit. Tanpa adanya sel punca ini, rambut baru yang tumbuh akan kekurangan pigmen dan berwarna abu-abu atau putih.[23]
Faktor Risiko
Faktor risiko dari uban prematur adalah:
- Faktor genetik: riwayat keluarga dengan kondisi serupa
- Beberapa kondisi patologi seperti sindrom progeroid segmental, vitiligo, hipotiroid, Sindrom Werner, Sindrom Hutchinson-Gilford (progeria), anemia pernisiosa, penyakit Addison, Grave’s Disease, dan hipogonadisme prematur
- Faktor lingkungan yang memicu stres oksidatif seperti paparan polusi, merokok
- Faktor nutrisi seperti defisiensi vitamin dan mineral serta obesitas
- Konsumsi obat-obatan, misalnya chloroquine[1,12]