Pendahuluan Uban Prematur
Uban prematur, dikenal dengan nama lain kanitis prematur atau premature gray hair, merupakan kondisi dimana rambut beruban muncul sebelum usia 25 tahun pada Asia, sebelum usia 20 tahun pada Kaukasia, dan sebelum usia 30 tahun pada etnis Afrika. Mengingat rambut berperan penting dalam penampilan, adanya uban prematur sering memicu penurunan kepercayaan diri dan penerimaan sosial budaya dari individu yang mengalaminya.[1,2] Dalam studi berbasis populasi besar dilaporkan bahwa 6-23% individu akan memiliki 50% uban saat berusia 50 tahun.[1,3]
Uban diketahui muncul sebagai akibat hilangnya pigmen pada batang rambut. Etiologi dari uban prematur belum diketahui secara pasti, namun diduga melibatkan sejumlah proses kompleks yang mencakup adanya variasi genetik, penuaan dini, atopi, penyakit autoimun, gangguan hormonal, dan faktor lingkungan.[1,2] Sebuah studi pada tikus baru-baru ini menemukan bahwa stres akut juga dapat menyebabkan uban prematur. Stres akut menyebabkan penurunan sel punca melanosit secara cepat di folikel, namun bukti klinis lebih lanjut untuk mendukung temuan ini masih diperlukan.[23]
Diagnosis uban prematur dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan kadar serum vitamin B12, asam folat, dan profil tiroid dapat dipertimbangkan pada individu dengan awitan gejala yang terlalu dini tanpa adanya riwayat keluarga.[1,3]
Penatalaksanaan uban prematur bergantung pada faktor etiologi. Uban prematur yang diinduksi obat dapat kembali seperti semula dengan penghentian atau pengurangan dosis dari agen penyebab. Sementara itu, uban prematur yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan hipotiroid berpotensi untuk kembali seperti semula dengan penatalaksanaan adekuat. Pewarnaan rambut masih menjadi modalitas utama untuk mengatasi masalah kosmetik yang dipicu uban prematur.[1-3]