Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Uban Prematur general_alomedika 2021-08-30T13:20:11+07:00 2021-08-30T13:20:11+07:00
Uban Prematur
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Uban Prematur

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Seseorang dikatakan mengalami diagnosis uban prematur jika terdapat uban pada usia kurang dari 25 tahun untuk keturunan Asia, termasuk Indonesia. Diagnosis dapat ditegakkan melalui temuan klinis dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mencari etiologi.[1,2]

Anamnesis

Pada anamnesis, pasien umumnya akan mengeluhkan munculnya uban pada usia muda dengan jumlah dan sebaran yang bervariasi. Pada pria, kanitis biasanya dimulai dari area pelipis dan cambang. Pada wanita biasanya uban akan dimulai dari sekitar batas rambut depan. Secara bertahap, rambut kanitis akan meluas ke puncak kepala, sisi kepala, dan belakang kepala.[1,8]

Awitan timbulnya uban dan kondisi lain yang menyertai, seperti bercak putih, rasa kesemutan, keluhan gatal dan disestesi pada kulit juga perlu ditanyakan saat anamnesis. Status nutrisi, riwayat keluarga dengan keluhan yang sama, riwayat penyakit sebelumnya, dan riwayat pengobatan sebelumnya juga perlu ditanyakan pada pasien. Hal ini dilakukan untuk menganalisis faktor risiko. Beberapa obat yang telah dihubungkan dengan munculnya uban prematur adalah chloroquine, mephenesin, phenylthiourea, triparanol, dan xylazine; serta penggunaan bahan kimia atau agen topikal seperti dithranol, chrysarobin, resorcin, dan analog prostaglandin F2 alfa (PGF2 alfa).[1,10]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya 1 atau lebih area kulit kepala yang mengalami uban prematur. Warna putih yang terlihat pada uban sebenarnya adalah ilusi optik, dimana keratin yang berwarna kuning pucat terlihat putih akibat refleksi atau refraksi dari cahaya. Rambut uban umumnya lebih kasar, kaku, dan lebih sulit diatur daripada rambut yang lebih gelap.[1,11]

Pada pria, uban pertama paling sering terjadi di area pelipis dan cambang, kemudian menyebar ke verteks dan area oksipital umumnya adalah yang terakhir. Pada wanita, uban pertama kali terlihat di batas kulit kepala.[1,2]

Hingga kini belum ada alat penilaian yang bersifat universal dan objektif untuk menilai derajat, tingkat keparahan, dan perkembangan uban prematur. Sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengklasifikasikan uban sebagai ringan, sedang, dan berat berdasarkan persentase rambut yang terlibat, jumlah rambut yang terlibat, atau persentase rambut yang terkena di berbagai area kulit kepala. Namun, belum ada sistem yang disepakati secara global.[1,15,16]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari uban prematur antara lain poliosis, sindrom penuaan dini, kanitits subita, dan gangguan rambut hipomelanosis.

Poliosis

Poliosis adalah kondisi dimana rambut berwarna putih akibat kurangnya pigmen melanin pada folikel rambut, namun tidak hanya terjadi pada rambut kepala tapi juga area kulit yang memiliki rambut seperti alis dan bulu mata. Poliosis dapat muncul pada usia berapapun, tapi seringkali muncul sejak lahir. Poliosis umumnya terjadi karena mutasi genetik seperti yang terjadi pada sclerosis tuberous, piebaldisme, dan Sindrom Waardenburg. Poliosis juga dapat terjadi pada vitiligo, sindrom Woolf, dan sindrom Ziprkowski.[17]

Sindrom Penuaan Dini

Sindrom penuaan dini atau premature aging syndrome tidak hanya bermanifestasi pada kulit dengan adanya sklerodermoid dengan atrofi jaringan subkutan, namun juga dapat disertai uban prematur, alopecia, telangiektasis, hiperkeratosis ulserasi, soft tissue wasting, dan mottled pigmentation.[18]

Kanitis Subita

Kanitis subita merupakan kondisi yang sangat jarang dijumpai, dimana pasien mengeluhkan rambutnya memutih dalam semalam. Tidak diketahui pasti penyebabnya, namun kanitis subita dikaitkan pula dengan vitiligo, telogen effluvium, alopecia areata, dan faktor psikogenik.[1,19]

Gangguan Rambut Hipomelanosis

Gangguan rambut hipomelanosis berbeda dengan uban prematur. Gangguan rambut hipomelanosis umumnya terjadi secara difus dan juga terlokalisasi. Beberapa kondisi yang dapat memicu gangguan rambut hipomelanosis antara lain sindrom Hermansky-Pudlak, sindrom Chediak-Higashi, dan sindrom Tietz. Adapun gangguan rambut hipomelanosis pada anak juga dapat disebabkan oleh gangguan neurokutaneus seperti pada sindrom Griscelli, sindrom Chediak–Higashi, dan sindrom Elejalde.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan pada kasus uban prematur. Pemeriksaan penunjang umumnya bertujuan untuk memastikan etiologi.[1]

Pemeriksaan Laboratorium

Diagnosis uban prematur dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Meski demikian, investigasi lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan. Pemeriksaan laboratorium yang mungkin bermanfaat mencakup kadar serum vitamin B12, kalsium, serum ferritin, asam folat, vitamin D, dan kadar hormon tiroid, terutama pada individu tanpa riwayat keluarga dengan uban prematur.[20]

Biomarker

Parameter dari stres oksidatif dan antioxidant defense juga dapat dipertimbangkan untuk diperiksa. Pemeriksaan dapat mencakup kadar serum malondialdehyde (MDA), serum reduced glutathione (rGSH), dan serum superoxide dismutase (SOD). Terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kadar serum MDA, penurunan kadar serum rSGH, dan juga penurunan kadar SOD pada pasien dengan uban prematur.[1,21]

Trikoskopi

Pemeriksaan trikoskopi bertujuan untuk menilai kondisi kulit kepala dan rambut secara mikroskopis. Meski demikian, peranan trikoskopi dalam diagnostik uban prematur masih terbatas.[1]

Referensi

1. Kumar AB, Shamim H, Nagaraju U. Premature Graying of Hair: Review with Updates. Int J Trichology. 2018;10(5):198-203.
2. Panhard S, Lozano I, Loussouarn G. Greying of the human hair: A worldwide survey, revisiting the ‘50’ rule of thumb. Br J Dermatol. 2012;167:865–73.
8. McDonough PH, Schwartz RA. Premature hair graying. Cutis. 2012 Apr;89(4):161-5.
10. Chakrabarty S, Krishnappa PG, Gowda DG, Hiremath J. Factors associated with premature hair graying in a young Indian population. Int J Trichology. 2016;8:11–4.
11. Pandhi D, Khanna D. Premature graying of hair. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2013;(79):641-53.
12. Akin Belli A, Etgu F, Ozbas Gok S, Kara B, Dogan G. Risk factors for premature hair graying in young Turkish adults. Pediatr Dermatol. 2016;33:438–42.
15. Singal A, Daulatabad D, Grover C. Graying severity score: A useful tool for evaluation of premature canities. Indian Dermatol Online J. 2016;7(3):164-7.
16. Bhat RM, Sharma R, Pinto AC, Dandekeri S, Martis J. Epidemiological and investigative study of premature graying of hair in higher secondary and pre-university school children. Int J Trichology. 2013;5(1):17-21.
17. Shah M, Patton E, Zedek D. Piebaldism. [Updated 2021 Apr 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544238/
18. Sakhiya JJ, Sakhiya DJ, Patel MR, Daruwala FR. Case report on premature hair graying treated with Melitane 5% and oral hair supplements. Indian J Pharmacol. 2019;51(5):346-349.
19. Nahm M, Navarini AA, Kelly EW. Canities subita: a reappraisal of evidence based on 196 case reports published in the medical literature. Int J Trichology. 2013;5(2):63-68.
20. Sharma N, Dogra D. Association of Epidemiological and Biochemical Factors with Premature Graying of Hair: A Case-Control Study. Int J Trichology. 2018;10(5):211-217.
21. Saxena S, Gautam RK, Gupta A, Chitkara A. Evaluation of systemic oxidative stress in patients with premature canities and correlation of severity of hair graying with the degree of redox imbalance. Int J Trichology. 2020;12(1):16-23.

Epidemiologi Uban Prematur
Penatalaksanaan Uban Prematur
Diskusi Terbaru
dr. Khalisah Atma Aulia
Kemarin, 20:49
Dramamine
Oleh: dr. Khalisah Atma Aulia
3 Balasan
Alo dokter, izin diskusi.Dramamine saat ini kan tidak bisa dijual bebas lg di apotek, harus dengan resep dokter krn takut disalahgunakan.Saya ada mendapatkan...
Anonymous
Kemarin, 19:00
Apakah kapsul di puyer akan turun efektifitas nya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok. Saya sering mendapat pasien rhinitis alergi di fktp. Di alomedika dan artikel2 lain cetirizine lebih efektif dibanding Loratadine. Namun sediaan di...
Anonymous
Kemarin, 11:24
Kelainan kulit pada bayi
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien bayi 14 hari, lahir cukup bulan secara SC. Riwayat terapi sinar saat umur 4 hari karena ikterik. Saat ini muncul keluhan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.