Penatalaksanaan Uban Prematur
Hingga kini sangat sedikit pilihan penatalaksanaan untuk uban prematur yang cukup memuaskan. Mewarnai rambut dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kosmetik yang timbul. Pada pasien yang mengalami uban prematur akibat penyakit lain, misalnya vitiligo atau defisiensi vitamin B12, penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebabnya.[1,2]
Medikamentosa
Tata laksana medikamentosa pada uban prematur sejauh ini hanya terbatas pada pemberian vitamin dan suplemen, serta obat-obatan yang disesuaikan dengan penyebabnya. Uban prematur yang diinduksi obat umumnya dapat kembali seperti semula dengan penghentian atau pengurangan dosis agen penyebab. Sementara itu, uban prematur yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan hipotiroid berpotensi untuk kembali seperti semula dengan pemberian vitamin dan terapi hormon tiroid.
Meskipun sejumlah suplemen gizi yang mengandung berbagai kombinasi vitamin dan mineral seperti biotin, kalsium pantothenate, zinc, tembaga, dan selenium sering diresepkan pada pasien dengan uban prematur, sampai saat ini bukti ilmiah terkait efikasi suplemen ini masih sangat rendah.[14]
Perlu diingat bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah adekuat bahwa suplemen, bahan herbal, atau produk diet tertentu bisa memperlambat atau menghentikan uban prematur. Meskipun penelitian molekuler yang ekstensif terus dilakukan untuk memahami patogenesis uban prematur, pilihan medikamentosa yang disokong bukti adekuat masih tidak tersedia.[7]
Nonmedikamentosa
Tata laksana nonmedikamentosa pada penderita uban prematur adalah mencabut uban dan tata laksana kosmetik.
Mencabut Uban
Mencabut uban merupakan solusi yang paling cepat untuk mengatasi uban prematur. Mencabut uban adalah pilihan yang mudah bagi individu dengan <10% rambut yang terlibat. Meski demikian, uban yang dicabut berpotensi untuk tumbuh kembali nantinya.[1,4]
Tata Laksana Kosmetik
Tata laksana kosmetik untuk uban prematur yang masih sangat diandalkan adalah pewarnaan rambut. Sebagian besar individu dengan uban lebih memilih menggunakan pewarna rambut secara berkala untuk mengembalikan warna rambut alaminya.
Pewarna rambut dapat berasal dari bahan alami ataupun sintetik. Keuntungan pewarna rambut alami adalah hipoalergenik dan tidak beracun. Meski demikian, pewarna rambut alami lebih cepat pudar dan tidak menembus kutikula rambut.[1,8] Adapun pewarna rambut dengan bahan artifisial umumnya bersifat lebih permanen, tapi juga dapat merusak batang rambut akibat oksidasi. Beberapa orang juga dapat mengalami dermatitis kontak iritan dan rambut rontok karena pewarnaan rambut permanen.[11]