Prognosis Sindroma Stevens Johnson
Prognosis Steven Johnson Syndrome (Sindroma Stevens Johnson/SSJ) dapat diukur menggunakan sistem skoring SCORTEN. Komplikasi dapat berupa komplikasi akut ataupun jangka panjang.
Komplikasi
Komplikasi pasien SSJ bervariasi dari komplikasi akut hingga komplikasi jangka panjang. Sering kali komplikasi yang terjadi mirip dengan pasien luka bakar, seperti kehilangan cairan, hipovolemi, dan imbalans elektrolit. Septisemia dan bacteremia adalah komplikasi akut yang paling berbahaya, umumnya disebabkan oleh akses intravena dan hilangnya lapisan proteksi kulit. Patogen penyebab yang paling sering adalah Staphylococcus aureus dan Pseudomonas sp. Septisemia jika muncul bersamaan dengan hipovolemia dapat menyebabkan syok, gagal organ multipel, dan kematian.[1,4,8] Gangguan sistem pernapasan dan ginjal juga sering ditemukan. Hipoksemia dan hipokapnia dapat disebabkan oleh rusaknya epitel brokus dan trakea, sehingga pasien membutuhkan ventilasi mekanik. Insufisiensi renal juga sering terjadi, terutama karena kehilangan cairan transdermal yang masif.[4,8]
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi seperti depapilasi lidah, penurunan persepsi rasa, striktur esofagus, anus, dan uretra. Sinekia genital juga dapat terjadi jika tidak diberi penanganan awal. Namun, yang paling berat adalah komplikasi oftalmologis, yaitu mata kering, kerusakan fungsi lakrimasi, entropium, fibrosis, trikiasis, simplefaron, ulkus, sinekia, hingga kebutaan. Komplikasi jangka panjang lainnya meliputi pruritus, hyperhidrosis, xerosis, alopesia, onikolisis, onikodistrofi, dan hipo- atau hiperpigmentasi, komplikasi ini dapat menetap hingga bertahun-tahun atau selesai dalam beberapa waktu. [1,4,8]
Prognosis
Prognosis pasien SSJ diukur dengan sistem skoring SCORTEN. Tolak ukur SCORTEN dalam menentukan prognosis adalah prediksi angka kematian, bukan komplikasi. Penilaian meliputi tujuh faktor, yaitu usia, luas permukaan tubuh yang terlibat, komorbiditas malignansi, takikardia, dan beberapa pemeriksaan laboratorium. Setiap hasil positif diberi nilai 1, sehingga total nilai SCORTEN adalah 0 hingga 7, dengan skor lebih tinggi mengindikasikan prognosis yang lebih buruk. Parameter lain yang dapat mempengaruhi prognosis pasien adalah neutropenia, trombositopenia, dan kecepatan pemberhentian konsumsi obat penyebab pada pasien tersebut.[4,8]
Faktor prognostik yang dinilai pada SCORTEN dan intepretasinya adalah sebagai berikut:
- Usia > 40 tahun (poin 1)
- Nadi > 120x/menit (poin 1)
- Kanker atau keganasan hematologis (poin 1)
-
Urea serum >10mmol/L (BUN >27mg/dL) (poin 1)
- Bikarbonat serum (<20mEq/L) (poin 1)
- Glukosa serum >14mmol/L (>250mg/dL) (poin 1)
Setiap hasil yang ditemukan positif diberi nilai 1, sehingga total nilai SCORTEN adalah 0 hingga 7. Nilai SCORTEN lebih tinggi mengindikasikan prognosis yang lebih buruk. Angka kematian berdasarkan nilai SCORTEN adalah:
- 0-1: 3,2%
- 2 : 12,1%
- 3 : 35,3%
- 4 : 58,3%
- 5-7 : 90% [4,8]